Logo
>

Harga Emas Dunia Meroket di Tengah Ketidakpastian Global

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Harga Emas Dunia Meroket di Tengah Ketidakpastian Global

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga emas dunia menguat pada Sabtu, 26 Oktober 2024, pagi waktu Indonesia karena didorong oleh ketegangan di Timur Tengah dan ketidakpastian pemilu AS yang membuat investor beralih ke aset safe haven. Pasar spot mencatat kenaikan 0,4 persen menjadi USD2.747,6 per ons, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi USD2.758,37 pada Rabu, 23 Oktober 2024. Ini juga menjadi kenaikan mingguan ketiga berturut-turut. Sementara itu, kontrak berjangka emas ditutup naik 0,3 persen di USD 2.755,8 per ons.

    Analis senior RJO Futures, Bob Haberkorn, memprediksi potensi peristiwa besar antara Israel dan Iran pada akhir pekan bisa mendorong investor mencari perlindungan di aset aman. Menurutnya, permintaan emas mungkin akan melonjak sebagai langkah antisipasi menjelang akhir pekan ini.

    Mengutip Reuters, di Gaza, serangan udara Israel di Al-Shati menewaskan sedikitnya sembilan warga Palestina dan melukai beberapa lainnya. Situasi ini memperkuat permintaan emas, yang sudah naik lebih dari 32 persen sepanjang tahun. Kenaikan tersebut didukung ketidakpastian politik global dan penurunan suku bunga acuan 0,5 persen oleh The Fed bulan lalu.

    Selain ketegangan geopolitik, ketidakpastian menjelang pemilu presiden AS juga membuat minat terhadap emas meningkat. Persaingan menuju Gedung Putih yang masih ketat berdasarkan survei menambah kekhawatiran di pasar.

    Dolar AS Tetap Menguat

    Meskipun dolar AS mencatat kenaikan mingguan keempat di tengah meningkatnya peluang kemenangan Donald Trump, harga emas tetap bertahan di jalur kenaikan. Capital Economics melaporkan tren harga emas bisa terus menguat, namun ada risiko koreksi yang masih cukup besar.

    Harga Logam Mulia Lainnya

    Di pasar logam mulia lainnya, paladium di pasar spot naik 3,2 persen ke USD1.194,36 per ons. Ini merupakan capaian tertinggi dalam 10 bulan terakhir selama dua hari berturut-turut. Kenaikan ini dipicu kekhawatiran terkait ekspor dari Rusia. Pada Kamis, 24 Oktober 2024, harga paladium melonjak 9 persen setelah AS meminta G7 mempertimbangkan pembatasan lebih lanjut untuk menekan pendapatan Rusia dari sektor logam, termasuk paladium dan titanium.

    Di sisi lain, harga perak turun 0,3 persen menjadi USD33,61 per ons, setelah sempat menyentuh level tertinggi dalam 12 tahun di USD34,87 pada awal pekan. Harga platinum juga mengalami penurunan tipis 0,2 persen menjadi USD1.024,20 per ons.

    Melanjutkan Tren Peningkatan

    Masih dipercaya sebagai aset paling aman atau safe-haven, harga emas dunia sebelumnya sudah mengalami kenaikan. Emas melonjak hampir 1 persen pada penutupan perdagangan Jumat pagi, 25 Oktober 2024, di mana hal ini mendekati rekor tertinggi sepanjang masa.

    Emas lagi-lagi menampilkan kilaunya di tengah ketidakpastian geopolitik dan meningkatnya permintaan aset safe-haven. Peningkatan ini menggarisbawahi peran emas sebagai instrumen lindung nilai terhadap inflasi dan gejolak ekonomi global.

    Harga emas spot naik 0,7 persen menjadi USD 2.736,16 per ons, hanya sedikit di bawah rekor tertinggi USD 2.758,38 per ons yang dicapai sehari sebelumnya. Emas berjangka Amerika Serikat juga mengalami kenaikan yang serupa, ditutup pada USD 2.749,1 per ons.

    Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures David Meger, menegaskan bahwa ketidakpastian global terus memicu arus dana ke emas. Menurutnya, emas tetap menjadi aset pilihan utama untuk lindung nilai terhadap inflasi dan berbagai risiko ekonomi.

    “Ketidakpastian global terus mendorong aliran dana ke emas,” ujar Meger.

    Sejak awal tahun 2024, emas telah melonjak lebih dari 33 persen, mencetak rekor baru seiring dengan ketidakstabilan ekonomi global yang dipicu oleh berbagai faktor. Ekspektasi akan pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, turut menjadi pendorong utama kenaikan harga emas.

    Kekhawatiran Ekonomi

    Situasi ekonomi global yang tidak stabil, termasuk ketegangan geopolitik dan ketidakpastian mengenai masa depan kebijakan fiskal di berbagai negara, mendorong banyak investor untuk beralih ke emas. Utang fiskal Amerika Serikat yang terus membengkak memperkuat posisi emas sebagai aset investasi yang aman. Berdasarkan analisis dari ANZ, emas dipandang sebagai pilihan terbaik di tengah meningkatnya kekhawatiran ekonomi.

    Sentimen ini didukung oleh kekhawatiran mengenai kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter yang lebih agresif, terutama dari Bank Sentral AS (Federal Reserve). Tingginya inflasi global dan langkah-langkah stimulus fiskal yang signifikan memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral akan terus melonggarkan kebijakan moneternya. Dalam konteks ini, emas menjadi aset yang semakin menarik karena nilainya cenderung meningkat di tengah kondisi inflasi tinggi.

    Tidak hanya emas yang mengalami lonjakan signifikan. Harga paladium juga mencatat kenaikan tajam hingga 9,3 persen menjadi USD1.155,95 per ons, setelah berita tentang potensi sanksi yang akan diberlakukan oleh Amerika Serikat dan negara-negara G7 terhadap Rusia, salah satu produsen paladium terbesar di dunia.

    Giovanni Staunovo, analis UBS, menjelaskan bahwa Rusia menguasai sekitar 40 persen dari pasokan tambang paladium global. Jika sanksi benar-benar diberlakukan, hal ini berpotensi menyebabkan harga paladium terus melonjak.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).