Logo
>

Harga Emas Dunia Naik Tipis, Semua Mata Tertuju ke The Fed

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Harga Emas Dunia Naik Tipis, Semua Mata Tertuju ke The Fed

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga emas dunia mencatat kenaikan kecil pada Selasa, 3 Desember 2024. Pelemahan dolar AS dan imbal hasil obligasi 10 tahun yang merosot memberikan dukungan bagi logam mulia ini. Namun, laporan tenaga kerja Amerika yang kuat membuat kenaikan emas tidak terlalu signifikan, karena pasar menunggu sinyal lebih jelas terkait kebijakan suku bunga The Fed.

    Harga emas spot naik 0,1 persen menjadi 2.643,9 dolar AS per ons, meski sebelumnya sempat melonjak hingga 0,7 persen sebelum data lowongan kerja AS (JOLTS) dirilis. Emas berjangka AS stabil di angka 2.665,8 dolar AS per ons.

    Penghambat Lonjakan Harga

    Analis komoditas dari TD Securities, Daniel Ghali, menjelaskan harga emas sempat terpangkas setelah data JOLTS menunjukkan peningkatan aktivitas di pasar tenaga kerja AS. Hal ini sedikit meredam kekhawatiran terkait perlambatan ekonomi, khususnya menjelang laporan nonfarm payrolls yang akan keluar akhir pekan.

    Laporan tenaga kerja yang solid bisa membuat The Fed lebih hati-hati untuk memangkas suku bunga. Saat ini, investor menunggu laporan ADP dan pidato Ketua The Fed Jerome Powell pada Rabu untuk mendapatkan gambaran lebih lanjut sebelum laporan tenaga kerja Jumat dirilis. Menurut proyeksi pasar, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember mencapai 69 persen.

    Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun ke level terendah dalam sebulan, sementara dolar AS melemah 0,2 persen. Kombinasi ini menjadi salah satu faktor pendukung stabilitas harga emas di tengah data tenaga kerja yang positif.

    Ketegangan Geopolitik Perkuat Daya Tarik Emas

    Analis dari JPMorgan dan HSBC menyoroti peran emas sebagai aset lindung nilai dalam situasi geopolitik yang memanas. Meningkatnya konflik global dan kebijakan presiden terpilih Donald Trump diperkirakan menambah risiko geopolitik, yang bisa mendukung harga emas hingga 2025.

    JPMorgan memprediksi harga emas dapat mencapai 3.000 dolar AS per ons tahun depan, dengan meningkatnya permintaan fisik dan stabilnya posisi pasar.

    Sementara emas bergerak stabil, logam mulia lainnya turut mencatat perubahan harga. Perak naik 1,2 persen menjadi 30,89 dolar AS per ons, platinum naik 0,9 persen ke 955,25 dolar AS per ons, sedangkan paladium justru turun 0,8 persen ke 973,50 dolar AS per ons.

    Jatuh Hampir Dua Persen

    Harga emas juga mencatatkan penurunan pada Senin, 2 Desember 2024, yang mengakhiri reli empat hari berturut-turut. Penurunan ini dipicu oleh penguatan signifikan dolar AS dan kekhawatiran investor terhadap data ekonomi penting serta pandangan The Fed terkait jalur kebijakan suku bunga di masa mendatang.

    Mengutip Consumer News and Business Channel Internasional, harga emas spot turun 0,6 persen menjadi USD2.636,54 per ons, setelah sebelumnya sempat anjlok hingga 1 persen di awal perdagangan. Sementara itu, kontrak emas berjangka AS ditutup melemah 0,8 persen menjadi USD2.658,50 per ons.

    Penguatan dolar AS menjadi faktor utama yang menekan harga emas. Lonjakan nilai tukar ini sebagian dipicu oleh pernyataan Presiden Terpilih AS Donald Trump, yang mendesak negara-negara BRICS untuk tidak menggantikan dolar sebagai mata uang utama dunia. Trump juga mengancam akan memberlakukan tarif sebesar 100 persen terhadap negara-negara yang mencoba melawan dominasi dolar.

    Ancaman tersebut memicu ekspektasi bahwa suku bunga AS akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama. Pada November lalu, harga emas sudah turun sebesar 3 persen, penurunan bulanan terbesar sejak September 2023.

    Indeks dolar AS menguat 0,7 persen pada Senin, 2 Desember 2024 mencatatkan kenaikan harian tertinggi dalam empat minggu terakhir. Penguatan dolar ini membuat emas, yang dihargai dalam dolar, menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, sehingga permintaan emas melemah.

    Meski demikian, menurut Peter Grant, Wakil Presiden dan Strategis Senior Logam di Zaner Metals, ketidakpastian geopolitik yang terus berlangsung membantu membatasi penurunan harga emas lebih lanjut. Ia memperkirakan bahwa pasar emas akan tetap fluktuatif menjelang akhir tahun.

    Fokus pada Data Ekonomi AS

    Pekan ini, perhatian investor tertuju pada sejumlah data ekonomi penting dari AS, termasuk laporan lowongan pekerjaan, laporan ketenagakerjaan ADP, dan data non-farm payrolls. Selain itu, pidato Ketua The Fed Jerome Powell dan pejabat The Fed lainnya akan menjadi sorotan utama untuk mencari petunjuk lebih lanjut tentang arah kebijakan moneter.

    Analis dari BMI memperingatkan risiko penurunan harga emas pada 2025 cukup besar, dengan volatilitas signifikan yang diperkirakan terjadi. Mereka memprediksi bahwa The Fed akan mengambil pendekatan lebih berhati-hati dalam memangkas suku bunga, yang dapat memberikan tekanan tambahan pada pasar emas. Saat ini, pasar memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga lebih lanjut pada Desember sebesar 64 persen, setelah pemangkasan 25 basis poin pada bulan lalu yang menurunkan suku bunga ke kisaran 4,5 persen-4,75 persen.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).