KABARBURSA.COM - Harga emas dunia terperosok ke posisi terendah dalam lebih dari satu bulan pada Selasa, 8 Oktober 2024. Hal ini mencatatkan penurunan selama lima hari berturut-turut. Pelemahan ini dipicu oleh berkurangnya ekspektasi pemangkasan suku bunga besar-besaran oleh The Fed, setelah data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) menunjukkan hasil yang kuat.
Pasar juga tengah menunggu rilis risalah pertemuan kebijakan The Fed sebagai sinyal tambahan. Adapun harga emas spot turun 1,1 persen menjadi USD2.614,49 per ons pada pukul 17.59 GMT, makin menjauh dari rekor tertinggi sepanjang masa (all time high) sebesar USD2.685,42 yang dicapai pada 26 September lalu. Kontrak berjangka emas AS juga terpangkas 1,1 persen, ditutup pada USD2.635,4 per ons.
"Penurunan harga emas ini disebabkan oleh perubahan pandangan terkait suku bunga," ujar Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, David Meger, seraya menambahkan bahwa imbal hasil obligasi AS meningkat dan prospek pemangkasan suku bunga besar semakin melemah.
Menurut alat pemantau FedWatch CME, peluang pemangkasan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan The Fed di November telah menghilang, seiring dengan laporan ketenagakerjaan AS yang kuat pekan lalu. Saat ini, probabilitas pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin berada di angka 87 persen.
Pasar kini menantikan rilis risalah dari pertemuan kebijakan The Fed pada Rabu, 9 Oktober 2024, serta data inflasi AS, yaitu Indeks Harga Konsumen (IHK) yang akan dirilis besok, dan Indeks Harga Produsen (IHP) pada Jumat, 11 Oktober 2024.
Data Inflasi AS
Dalam sebuah catatan, Commerzbank menyebut data inflasi AS yang akan dirilis pada Kamis kemungkinan menunjukkan penurunan lebih lanjut dalam tekanan harga, tetapi kecil kemungkinan akan memicu spekulasi baru tentang pemangkasan suku bunga besar dari The Fed.
"Oleh karena itu, kenaikan harga emas lebih mungkin didorong oleh risiko geopolitik," tulis Commerzbank.
Emas dikenal sebagai aset safe-haven yang menjadi pilihan utama untuk lindung nilai terhadap risiko geopolitik dan ekonomi.
Sementara itu, dana yang didukung emas secara fisik di bursa global mencatat arus masuk selama lima bulan berturut-turut pada September. Dana yang terdaftar di Amerika Utara turut menambah kepemilikannya, menurut laporan Dewan Emas Dunia.
Untuk logam mulia lainnya, harga perak anjlok 4,3 persen ke level USD30,36 per ons, terendah dalam hampir tiga minggu. Platinum turun 1,9 persen menjadi USD953,04, sementara palladium melemah 1,1 persen ke USD1.013,25 per ons.
Tren Melemah
Pada Senin, 7 Oktober 2024, harga emas dunia juga melemah karena dolar AS tetap kuat dan data ketenagakerjaan terbaru yang mendorong investor untuk mengurangi ekspektasi akan pemotongan suku bunga besar dari Federal Reserve (The Fed) pada bulan November.
Dilansir Reuters, harga emas spot turun 0,2 persen menjadi USD2.648,21 per ons, setelah mencapai puncak tertinggi sepanjang masa sebesar USD2.685,42 pada 26 September 2024 lalu. Sementara itu, emas berjangka AS ditutup turun 0,1 persen pada USD2.666,00.
Indeks dolar AS tetap berada di level tertinggi dalam tujuh minggu, membuat emas yang dihargai dalam dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
“Kekuatan dolar adalah hambatan jangka pendek saat ini yang mencegah emas mencapai rekor tertinggi baru,” kata Peter A. Grant, wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals.
“Saya masih melihat potensi jangka pendek untuk harga emas mencapai USD2.700, dan target jangka panjang pada USD3.000 tetap valid karena permintaan safe haven dari ketegangan geopolitik dan ketidakpastian politik saat kita semakin mendekati pemilihan AS,” tambah Grant.
Emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, serta cenderung menguat di lingkungan suku bunga rendah.
Saat ini, para pedagang memperkirakan adanya peluang sebesar 86 persen bahwa The Fed hanya akan memangkas suku bunga sebesar seperempat persen bulan depan setelah laporan ketenagakerjaan AS minggu lalu memperkuat keyakinan bahwa ekonomi tidak memerlukan pemotongan suku bunga yang besar sepanjang sisa tahun ini.
Pasar kini akan memantau risalah dari pertemuan kebijakan terakhir The Fed, serta data Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Produsen (PPI) dari AS minggu ini.
Di tempat lain, bank sentral China menahan diri untuk membeli emas untuk cadangannya selama lima bulan berturut-turut pada bulan September.
Dengan harga emas yang mendekati rekor tertinggi, China mungkin menahan diri untuk melakukan akumulasi lebih lanjut dalam jangka pendek, tetapi tren yang lebih luas untuk menambah cadangan logam ini kemungkinan akan terus berlanjut, kata ahli strategi pasar IG, Yeap Jun Rong.(*)