Logo
>

Harga Emas Jatuh 3,5 Persen, tak Mampu Lanjutkan Tren Kenaikan

Ditulis oleh Syahrianto
Harga Emas Jatuh 3,5 Persen, tak Mampu Lanjutkan Tren Kenaikan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga emas merosot lebih dari 3 persen mematahkan tren kenaikan selama lima hari sebelumnya yang sempat membawa harga emas ke level tertinggi dalam hampir tiga minggu.

    Penurunan ini dipicu oleh kabar bahwa Israel dan Lebanon mendekati kesepakatan gencatan senjata, serta penunjukan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS, yang mengurangi daya tarik emas sebagai aset aman.

    Dilansir Reuters, harga emas spot merosot 3,4 persen menjadi USD2.619,66 per ons, penurunan harian terbesar sejak 7 Juni 2024. Sementara itu, harga emas berjangka Amerika Serikat (AS) juga melemah 3,5 persen menjadi USD2.618,50 per ons.

    "Setelah reli pekan lalu, emas telah mencapai titik jenuh beli dan siap untuk aksi jual. Penunjukan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan juga menghilangkan sebagian premi risiko yang sebelumnya dikaitkan dengan AS," kata Daniel Ghali, analis komoditas di TD Securities.

    "Selain itu, laporan bahwa Israel dan Lebanon telah menyepakati kesepakatan untuk mengakhiri konflik Israel-Hezbollah semakin menekan harga emas," tambahnya.

    Selama periode ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, seperti perang atau ketegangan perdagangan, emas biasanya dianggap sebagai investasi yang aman. Namun, beberapa analis, termasuk Giovanni Staunovo dari UBS, melihat Bessent sebagai sosok yang lebih moderat dan kecil kemungkinan memicu perang dagang besar-besaran.

    Sebelumnya, harga emas sempat mencapai level tertinggi sejak 6 November pada perdagangan awal pekan ini setelah kenaikan hampir 6 persen pekan lalu. Kenaikan ini merupakan yang terbaik sejak Maret 2023, dipicu oleh meningkatnya ketegangan dalam konflik Rusia-Ukraina.

    Pelaku pasar kini fokus pada data ekonomi penting pekan ini, seperti risalah rapat Federal Reserve (The Fed) bulan November, revisi produk domestik bruto (PDB) AS, dan data inflasi price comsumer expenditure (PCE) inti. Semua data ini akan memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga bank sentral AS.

    "Saya masih memperkirakan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember, tetapi komentar terbaru dari pejabat The Fed menunjukkan nada yang lebih hati-hati menjelang tahun 2025. Ini bisa menjadi tantangan bagi harga emas," ujar Peter Grant, wakil presiden sekaligus ahli strategi logam di Zaner Metals.

    Selain emas, harga logam mulia lainnya juga melemah. Perak spot turun 3,3 persen menjadi USD 30,28 per ons, platinum melemah 2,6 persen ke USD 938,57 per ons, dan palladium turun 3,1 persen menjadi USD 977,94 per ons.

    Dengan kabar geopolitik yang semakin membaik dan risiko pasar yang berkurang, harga logam mulia tampaknya akan menghadapi tantangan dalam beberapa waktu ke depan.

    Wall Street Tersulut Donald Trump

    Indeks utama Wall Street ditutup lebih tinggi, sementara indeks saham kecil, Russell 2000 mencapai rekor tertinggi pada perdagangan Senin, 25 November 2024.

    Ada dua pemicu utama peningkatan indeks saham Amerika Serikat (AS) itu yakni Scott Bessent sebagai calon Menteri Keuangan AS, yang membuat imbal hasil (yield) obligasi menurun dan pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon, yang menekan harga minyak.

    Seperti dikutip dari Reuters, S&P 500 naik 17,81 poin atau 0,30 persen, ditutup pada 5.987,15 poin, sementara Nasdaq Composite naik 51,50 poin atau 0,27 persen, menjadi 19.055,15. Dow Jones Industrial Average (DJIA) meningkat 439,02 poin atau 0,99 persen, menjadi 44.735,53.

    S&P 500 mencatat 106 level tertinggi baru dalam 52 minggu tanpa level terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencatat 352 level tertinggi baru dan 66 level terendah baru.

    Di sisi lain, Russell 2000 mencatat rekor tertinggi sepanjang masa pada level intraday 2.466,49, melampaui rekor yang tercapai tiga tahun lalu.

    Saham yang naik jumlahnya melebihi yang turun dengan rasio 3,01 banding 1 di NYSE. Tercatat ada 836 level tertinggi baru dan 40 level terendah baru di NYSE.

    Volume di bursa AS mencapai 16,69 miliar saham, dibandingkan rata-rata 14,93 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

    Harga Minyak Jatuh

    Harga minyak mentah turun lebih dari USD2 per barel pada Senin, 25 November 2024 setelah laporan bahwa Israel dan Lebanon telah menyetujui kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Hezbollah. Informasi ini didasarkan pada sumber pejabat senior Amerika Serikat (AS) yang tidak disebutkan namanya.

    Seperti dikutip dari Reuters, minyak mentah Brent turun USD2,16 atau 2,87 persen menjadi USD73,01 per barel, sementara minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) turun USD2,30 atau 3,23 persen menjadi USD68,94 per barel.

    Israel mengatakan sedang menuju gencatan senjata, tetapi masih ada isu-isu yang perlu diselesaikan. Di sisi lain, pejabat Lebanon menyambut baik perkembangan ini, meski menyatakan keraguannya terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    “Penurunan harga tampaknya dipicu oleh berita gencatan senjata antara Israel dan Lebanon, meskipun konflik tersebut tidak mengganggu pasokan minyak, dan premi risiko pada minyak sudah rendah sebelum penurunan harga terbaru,” kata Giovanni Staunovo dari UBS. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.