Logo
>

Harga Emas Masih Melemah, Investor Tunggu Titah The Fed

Ditulis oleh Syahrianto
Harga Emas Masih Melemah, Investor Tunggu Titah The Fed

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga emas dunia ditutup turun pada perdagangan kemarin. Sepertinya investor memasang mode waspada jelang pengumuman suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve.

    Pada Senin, 29 Juli 2023, harga emas dunia di pasar spot ditutup di USD2.382,6 per troy ons. Turun 0,17 persen dibandingkan posisi akhir pekan lalu.

    Sang logam mulia sedang menjalani tren negatif. Dalam sepekan terakhir, harga turun 0,57 persen secara point-to-point.

    Pekan ini, ada peristiwa yang dinanti oleh pelaku pasar. Pada Kamis, 1 Agustus 2024, Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan kolega dari The Fed akan mengumumkan hasil rapat Komite Pengambil Kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC).

    Satu yang ditunggu tentu adalah pengumuman suku bunga acuan. Mengutip CME FedWatch, Federal Funds Rate sepertinya masih akan bertahan di 5,25-5,5 persen dengan peluang 95,9 persen.

    Namun yang dinanti oleh pasar adalah petunjuk, kode, kisi-kisi arah suku bunga ke depan. Investor akan mencerna seluruh kalimat yang diutarakan Powell, mencoba memahami ‘suasana kebatinan’ di The Fed, dan menerka arah Federal Funds Rate ke depan.

    “FOMC bersiap untuk mempertahankan suku bunga acuan bulan ini. Namun sepertinya akan ada pernyataan yang menjadi petunjuk bahwa ada pemangkasan pada September,” tulis riset Goldman Sachs.

    Berdasarkan CME FedWatch, kemungkinan penurunan 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25 persen pada September mencapai 86,7 persen.

    Namun ini semua akan tergantung dari petunjuk yang disampaikan Powell pekan ini. Sebelum itu terjadi, maka sepertinya pasar masih akan wait and see, dinamika menjadi sangat terbatas. Termasuk di pasar emas.

    Arah suku bunga sangat menentukan nasib emas. Sebab, emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

    Tren Naik Pekan Lalu

    Harga emas dunia naik pada perdagangan akhir pekan lalu. Data ekonomi di Amerika Serikat (AS) menopang kenaikan harga sang logam mulia.

    Pada Jumat, 26 Juli 2024, harga emas dunia di pasar spot ditutup di USD2.386,5 per troy ons. Naik 0,96 persen dibandingkan hari sebelumnya.

    Namun, kenaikan ini tidak bisa membantu kinerja harga emas sepanjang pekan lalu. Secara mingguan, harga emas membukukan koreksi 0,35 persen.

    Maklum, harga komoditas ini sempat anjlok lebih dari 1 persen pada Kamis, 25 Juli 2024.

    Akhir pekan lalu, US Bureau of Economic Analysis merilis data Personal Consumption Expenditure (PCE). Ini adalah indikator inflasi yang menjadi referensi bank sentral Federal Reserve.

    Pada Juni, laju inflasi PCE inti (core) berada di 0,2 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Lebih tinggi dibandingkan Mei yang sebesar 0,1 persen mtm. Namun, angka 0,2 persen adalah yang kedua terendah sepanjang 2024.

    Sementara laju PCE umum pada Juni berada di 0,1 persen. Juga lebih tinggi ketimbang Mei yang sebesar 0 persen. Akan tetapi, realisasi Juni juga menjadi yang terendah kedua pada tahun ini.

    Sedangkan laju PCE inti tahunan (year-on-year/yoy) pada Juni adalah 2,6 persen. Sama seperti posisi Mei, sehingga menjadi yang terendah sepanjang 2024.

    Adapun laju PCE umum secara tahunan pada Juni ada di 2,5 persen. Melambat dibandingkan Mei yang sebesar 2,6 persen yoy dan menjadi yang terendah sejak Februari.

    “Data yang mixed cenderung melambat ini menandakan tekanan inflasi dan aktivitas ekonomi mendingin. Ini membuka jalan bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga acuan,” kata Fawad Razaqzada, Analis di Forex.com, seperti dikutip dari BloombergNews.

    Berdasarkan CME FedWatch, peluang penurunan suku bunga acuan Negeri Paman Sam sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25 persen pada September mencapai 87,7 persen. Kemudian Federal Funds Rate bisa turun 25 bps lagi pada November, dengan kemungkinan 63 persen.

    Lalu suku bunga acuan bisa turun 25 persen lagi pada Desember, probabilitasnya 58.7 persen. Jadi, Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan rekan bisa menurunkan suku bunga acuan 3 kali atau 75 bps sepanjang tahun ini.

    Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

    Potensi Pergerakan Hari Ini

    Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas menghuni zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 45,28. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.

    Sementara indikator Stochastic RSI ada di 35,37. Menempati area jual (short).

    Ke depan, sepertinya ruang gerak harga emas akan relatif terbatas. Target resisten berada di kisaran USD2.387-2.389 per troy ons. Sedangkan target support ada di rentang USD2.382-2.380 per troy ons. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.