KABARBURSA.COM - Harga emas kembali melemah pada Rabu 21 Agustus 2024, setelah sebelumnya mencetak rekor baru. Investor kini bersiap menghadapi risalah rapat Federal Reserve dan pidato.
Ketua Jerome Powell, yang dinanti sebagai petunjuk arah kebijakan suku bunga bank sentral AS.
Menurut laporan Reuters, harga emas spot turun tipis 0,1 persen menjadi USD2.510,15 per ons troi pada pukul 11:26 GMT. Kontrak berjangka emas AS juga merosot 0,1 persen menjadi USD2.548,50.
Meski dolar AS jatuh ke titik terendah sepanjang tahun dan imbal hasil Treasury merosot, emas tetap tak mampu mempertahankan puncaknya.
Setelah mencapai puncak tertinggi sepanjang masa di USD2.531,60 pada Selasa 20 Agustus 2024, emas masih bertahan kuat di atas level psikologis USD2.500 per ons troi.
Ketenangan yang melingkupi pasar saat ini didorong oleh sikap menunggu dari para pedagang, terutama jelang simposium ekonomi di Jackson Hole, ungkap Ricardo Evangelista, analis senior di ActivTrades.
Banyak yang berharap, pidato Jerome Powell pada Jumat nanti akan memicu dimulainya siklus pemotongan suku bunga oleh The Fed, tambah Evangelista. Ia memprediksi pemotongan suku bunga akan berlanjut hingga 2025, yang kemungkinan besar akan membawa emas melambung menuju USD3.000.
Selain itu, para investor juga fokus pada risalah rapat kebijakan The Fed bulan Juli yang dijadwalkan rilis pukul 18:00 GMT.
Alat CME FedWatch menunjukkan bahwa pedagang sudah memperhitungkan pemotongan suku bunga pada pertemuan The Fed di bulan September, dengan probabilitas 70 persen untuk penurunan sebesar 25 basis poin.
Tahun 2024 tampaknya akan menjadi tahun terbaik bagi emas sejak 2020, dengan kenaikan hampir USD470 atau 22 persen. Ketidakpastian geopolitik, ketegangan menjelang pemilihan presiden AS, serta ekspektasi pemotongan suku bunga diharapkan terus mendorong harga logam mulia ini ke level yang lebih tinggi.
John Meyer, analis dari SP Angel, menyebut permintaan investor di China—yang semakin skeptis terhadap bank lokal serta pergeseran dari investasi properti ke aset lain dan pelemahan dolar AS, turut mendukung pergerakan emas mendekati rekor tertingginya.
Harga mungkin rentan terhadap pembalikan, tetapi bisa meroket ke USD2.550/oz sebelum kembali turun, ujarnya.
Sementara itu, di pasar logam lainnya, harga perak spot naik 0,5 persen menjadi USD29,57 per ons troi, platinum melonjak 2,4 persen menjadi USD963,85, dan paladium naik 1,4 persen ke USD938,55.
Ketidakpastian di pasar modal terus berlanjut. The Federal Reserve (The Fed), Bank Sentral Amerika Serikat, masih ragu untuk menurunkan suku bunga acuan dari level 5,25-5,5 persen. Setelah mencatatkan rekor tertinggi sepanjang tahun ini pada level USD2.450 di bulan Mei, akankah harga emas kembali melambung menjelang akhir 2024 dan pada 2025?
Beberapa lembaga dunia telah merilis revisi terbaru terkait prediksi harga emas untuk tahun 2024 dan 2025. Prediksi terbaru ini umumnya dipublikasikan pada bulan Juni, menggantikan proyeksi yang sebelumnya disampaikan pada Maret dan April lalu. Mayoritas lembaga ini meningkatkan prediksi mereka atas harga emas menjelang akhir tahun 2024.
Sentimen utama yang mempengaruhi harga emas hingga akhir tahun ini meliputi pemangkasan suku bunga The Fed, pembelian emas oleh bank sentral, ketegangan geopolitik, dan memanasnya hubungan antara Amerika Serikat dan China. Rata-rata, harga emas diprediksi berkisar antara USD2.000 hingga USD2.399 hingga akhir 2024.
Beberapa lembaga yang merevisi prediksi harga emas untuk tahun 2024 di antaranya ANZ Research, yang meningkatkan prediksinya dari USD2.243 menjadi USD2.301 per ounce. Begitu pula dengan ING yang menaikkan prediksinya dari USD2.200 menjadi USD2.300 pada kuartal II dan III, serta USD2.350 pada kuartal IV.
Prediksi Akhir Tahun 2024
Prediksi optimis lainnya datang dari Trading Economics yang sebelumnya memperkirakan harga emas rata-rata 12 bulan di kisaran USD2.341 per ounce, kini direvisi menjadi USD2.350 pada kuartal II, USD2.375 pada kuartal III, dan USD2.399 pada kuartal IV. Beberapa kalkulasi bahkan menyebutkan proyeksi harga emas di level rendah sekitar USD1.600, moderat di USD2.382, dan di level atas atau ambisius bisa mencapai USD5.000 pada tahun ini.
Pada 2025, harga emas diproyeksikan meningkat menjadi di kisaran USD2.300 hingga USD3.000. Sentimen utama yang diperkirakan mempengaruhi pasar emas adalah tingginya permintaan emas fisik dan eskalasi konflik di Timur Tengah serta Eropa. ANZ Research juga merevisi prediksinya untuk harga emas pada 2025, dari USD2.493 yang dirilis pada April, menjadi USD2.593 dalam prediksi terbaru yang dirilis Juni 2024.
Ketegangan yang melibatkan kekuatan besar di kawasan ini mendorong investor untuk mencari perlindungan di tengah gejolak geopolitik. Harga emas pun mengalami lonjakan, didorong oleh kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut yang dapat mengguncang stabilitas ekonomi global. Meski demikian, ketidakpastian masih menyelimuti pasar, mengingat konflik ini dapat berubah sewaktu-waktu, menguji ketahanan harga emas dalam jangka panjang. (*)