KABARBURSA.COM – Emas kembali menorehkan sejarah baru. Logam mulia yang selama ini menjadi tolok ukur keamanan investasi dunia berhasil menembus level tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) di atas USD3.800 per troy ons.
Momentum ini mempertegas status emas sebagai aset lindung nilai (safe haven) di tengah ketidakpastian global, mulai dari ancaman perlambatan ekonomi, arah kebijakan bank sentral, hingga potensi ketegangan geopolitik.
Bagi investor, lonjakan ini menandai fase baru di mana emas bukan hanya simbol perlindungan nilai, tetapi juga instrumen dengan daya tarik spekulatif yang kian kuat.
Secara teknikal, reli emas dunia tampak begitu solid. Harga kontrak berjangka menutup perdagangan di USD3.847,30 per troy ons, naik 1,01 persen dalam sehari. Hampir seluruh indikator memberikan sinyal kuat ke arah pembelian.
Relative Strength Index (RSI) berada di level 75, menunjukkan kondisi overbought, namun tren momentum masih konsisten mengarah ke atas. Stochastic dan Stochastic RSI turut memperlihatkan sinyal beli, sementara MACD mencatat penguatan positif yang mengonfirmasi dorongan bullish.
ADX yang mencapai 58 menandakan tren sangat kuat, sehingga potensi reli lanjutan belum sepenuhnya tertutup.
Dari sisi moving average, semua rentang mulai dari MA5 hingga MA200 kompak berada di bawah harga saat ini. Kondisi ini menciptakan konfirmasi teknikal yang tegas bahwa tren jangka pendek hingga panjang masih berpihak pada pembeli.
Namun, euforia ini tidak lepas dari catatan kewaspadaan. Dengan kondisi overbought, ruang koreksi teknikal tetap terbuka. Investor dengan orientasi jangka pendek perlu memperhatikan area pivot di kisaran USD3.796 sebagai level psikologis yang bisa menjadi acuan arah pergerakan berikutnya.
Selama level support tersebut terjaga, reli emas berpeluang berlanjut dengan target terdekat di atas USD3.850.
Harga Emas Antam Naik Rp7.000
Di pasar domestik, efek reli global langsung terasa pada harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk. (Antam). Harga jual resmi di logammulia.com naik Rp7.000 menjadi Rp2.198.000 per gram, memecahkan rekor sebelumnya di Rp2.191.000 per gram.

Harga buyback juga turut menguat ke Rp2.045.000 per gram, memperlihatkan tingginya minat pasar. Kenaikan merata terjadi di semua denominasi, mulai dari pecahan 0,5 gram yang kini dibanderol Rp1.149.000, hingga cetakan besar seperti 50 gram yang mencapai Rp107.045.000.
Fenomena kenaikan harga emas dunia hingga menembus ATH ini memperlihatkan bahwa logam mulia masih menjadi primadona kala risiko global meningkat. Bagi investor, sinyal teknikal yang begitu bullish sekaligus menjadi pengingat bahwa disiplin strategi tetap diperlukan.
Koreksi sesaat bisa hadir sewaktu-waktu, namun dalam konteks jangka menengah hingga panjang, emas tetap berdiri sebagai salah satu instrumen investasi paling tangguh di tengah badai ketidakpastian.(*)