Logo
>

Harga Gas Murah HGBT Hingga 2025, ini Respons PGAS

Ditulis oleh KabarBursa.com
Harga Gas Murah HGBT Hingga 2025, ini Respons PGAS

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN menekankan perlunya pemerintah memastikan efektivitas dan manfaat Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) sebelum memperpanjang program tersebut pasca tahun 2024.

    Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengungkapkan bahwa sejak April 2020, perusahaan telah menyediakan gas murah dalam program HGBT untuk berbagai sektor industri dan kelistrikan, sesuai dengan arahan pemerintah. "PGN mengakui bahwa program HGBT, yang menawarkan gas dengan harga serendah US$6/million British thermal unit (MMBtu), telah menggerus keuntungan perusahaan," kata dia Senin 13 Mei 2024.

    Rachmat menyatakan bahwa PGN tetap menjalankan tugasnya untuk mendukung daya saing industri, namun juga berharap pemerintah mengevaluasi dampak implementasi HGBT secara menyeluruh untuk mencari solusi terbaik bagi semua pihak terkait.

    Selain itu, PGN menegaskan komitmennya untuk terus berkontribusi pada penggunaan dan investasi gas bumi agar memberikan manfaat yang lebih luas bagi Indonesia, jika program HGBT diperpanjang pasca 2024.

    Negara Rugi

    Menurut estimasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), kebijakan HGBT berpotensi mengurangi penerimaan negara sekitar US$1 miliar atau sekitar Rp15,6 triliun.

    Angka ini dihitung berdasarkan selisih harga gas di hulu yang seharusnya menjadi penerimaan negara tanpa kebijakan HGBT yang diterapkan selama 3 tahun terakhir.

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya menyatakan keraguan terhadap kelanjutan HGBT setelah 2024, sementara pemerintah masih mempertimbangkan opsi tersebut.

    Namun, Menteri ESDM Arifin Tasrif telah menyetujui kelanjutan kebijakan HGBT sebesar US$6/MMBtu setelah tahun 2024. Namun, belum ada kejelasan apakah penerimaan HGBT akan tetap terbatas pada 7 sektor industri atau akan diperluas. "Pemerintah juga sedang mengembangkan infrastruktur gas dan jaringan gas (jargas) untuk mengurangi ketergantungan pada impor gas minyak cair (LPG)," katanya.

    Kemajuan lanjutan terkait perpanjangan HGBT masih dalam pembahasan, sementara pemerintah berusaha mengevaluasi dampak dan manfaatnya secara komprehensif sebelum membuat keputusan.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi