KABARBURSA.COM - PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), anak perusahaan dari konglomerat energi Adaro Group, resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 5 Desember 2024.
AADI, yang bergerak di bidang energi dan infrastruktur, mencatatkan debut perdana yang mengesankan dengan lonjakan harga saham yang signifikan, menarik perhatian pasar dan investor. Saham perusahaan ini tercatat di Papan Utama dengan harga penawaran Rp5.550 per saham, yang langsung menarik minat pasar.
Berdasarkan data perdagangan Stockbit, pada hari pertama perdagangan, harga saham AADI melonjak sebesar 19,82 persen atau melejit 1.100 poin, dari harga penutupan penawaran umum Rp5.550 hingga tembus level Auto Rejection Atas (ARA) Rp6.650 per saham.
Kenaikan ini menunjukkan tingginya antusiasme investor terhadap saham perusahaan yang terintegrasi di sektor energi, dan diperdagangkan dengan volume mencapai 422.500 lot, dengan nilai transaksi mencapai Rp2,8 triliun.
Dalam penawaran umum perdana (IPO) ini, AADI melepas sebanyak 778.689.200 saham, yang setara dengan 10 persen dari jumlah saham yang tercatat. Saham pendiri sebanyak 7.786.891.760 saham masih tetap dimiliki oleh pemegang saham utama. Saham yang dilepas dalam IPO ini dijual dengan harga Rp5.550 per saham. Setiap saham memiliki nilai nominal Rp3.125.
Proses penawaran saham ini mendapat sambutan luar biasa dari pasar. Permintaan saham melebihi jumlah yang ditawarkan hingga 260,14 kali dari jumlah saham yang dijual, mencerminkan kepercayaan pasar yang tinggi terhadap prospek bisnis AADI dan potensi pertumbuhannya di masa depan.
Pada Rabu, 4 Desember 2024, jumlah saham free float AADI tercatat sebanyak 778.689.200 saham, atau 10 persen dari total saham yang tercatat. Free float yang cukup besar ini memberikan likuiditas yang baik di pasar, memungkinkan investor untuk membeli dan menjual saham dengan lebih leluasa.
Hal ini juga menunjukkan bahwa meskipun perusahaan tetap dikuasai oleh pemegang saham pendiri, cukup banyak saham yang tersedia untuk perdagangan publik.
AADI Optimis dengan Prospek Pasar Batu Bara Global
Dalam sambutannya, Julius Aslan, Direktur Utama Adaro Andalan Indonesia, menyampaikan terima kasih kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI atas dukungannya yang memungkinkan perusahaan untuk melakukan pencatatan saham perdana ini.
Ia juga mengungkapkan bahwa melalui IPO ini, AADI berharap dapat mengoptimalkan struktur permodalan untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan dari aset-aset yang dimiliki.
"Kami akan terus fokus pada keunggulan operasional untuk bertahan dalam menghadapi tantangan makroekonomi dan mewujudkan pertumbuhan jangka panjang perusahaan," kata Julius seperti dikutip dari kanal YouTube Indonesia Stock Exchange (IDX), Kamis, 5 Desember 2024.
Selain itu, Julius mengatakan, "Kami optimis dengan prospek pasar batu bara global, khususnya dengan permintaan energi yang terus meningkat."
Lebih jauh, manajemen menyampaikan bahwa dana dari hasil IPO yang tercatat sebesar Rp4,32 triliun, sebagian dana tersebut akan digunakan untuk mendukung pembangunan dan investasi yang dapat meningkatkan aktivitas operasional perusahaan.
Sebesar 37,23 persen dari dana IPO akan digunakan untuk pemberian pinjaman kepada PT Maritim Barito Perkasa guna mendukung kegiatan investasi dan pengembangan korporasi lainnya. Selain itu, 14,89 persen dana IPO akan digunakan untuk melunasi sebagian pinjaman kepada PT Adaro Indonesia, sementara sisanya digunakan untuk pembayaran utang kepada PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO).
Potensi Saham AADI
Saham AADI mendapat sambutan positif dari pasar, tidak hanya karena debut perdananya yang sukses, tetapi juga karena latar belakang perusahaan yang kuat di sektor energi.
AADI merupakan bagian dari Adaro Group, yang telah lama dikenal dalam industri pertambangan batubara dan energi. Selain itu, perusahaan ini juga bergerak di sektor energi terbarukan, logistik, ketenagalistrikan, serta infrastruktur.
Dengan prospek transisi energi yang semakin berkembang, terutama yang didorong oleh kebijakan pemerintah Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil, AADI berada pada posisi yang strategis untuk tumbuh.
Perusahaan ini juga memiliki produk unggulan seperti Envirocoal, batu bara termal yang memiliki kandungan polutan yang rendah, menjadikannya pilihan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan produk batu bara lainnya di pasar internasional.
AADI memasarkan produknya di pasar Indonesia, China, India, dan Asia Tenggara, dengan sektor utama pembeli adalah pembangkit listrik dan industri seperti pengolahan logam dan semen. (*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.