KABARBURSA.COM – Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menghentikan sementara perdagangan saham PT Tanah Laut Tbk dengan kode emiten INDX pada 3 Oktober 2025 setelah mengalami lonjakan harga yang tidak wajar dalam tiga bulan terakhir.
Saham INDX sempat melesat 245 persen hingga menyentuh level 276, sebelum akhirnya masuk daftar suspensi.
Direktur INDX, Dewi Retno Andriani mengklarifikasi bahwa fluktuasi harga saham tersebut tidak dipicu oleh aksi korporasi ataupun informasi material yang belum diumumkan ke publik.
“Kami pastikan tidak ada aksi korporasi atau informasi internal yang belum disampaikan. Seluruh keterbukaan informasi sudah dilakukan sesuai ketentuan OJK,” jelas Dewi dalam Public Expose daring pada Jumat, 3 Oktober 2025.
Perusahaan menilai pergerakan harga saham lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal, seperti aktivitas spekulatif, sentimen sektoral, dan dinamika makroekonomi. Manajemen menekankan bahwa lonjakan harga tidak merefleksikan kondisi fundamental maupun kinerja operasional perseroan.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, INDX membukukan rugi komprehensif Rp4,51 miliar dengan ekuitas pemegang saham Rp24,47 miliar. Perseroan meraih pendapatan Rp152,77 juta, namun beban usaha mencapai Rp990,41 juta, sehingga mencatat rugi bersih Rp4,51 miliar.
Meski demikian, INDX menegaskan transformasi bisnis tengah berjalan untuk memperkuat fundamental ke depan. Setelah menghentikan aktivitas transshipment batubara, perseroan kini fokus pada dua sektor utama: properti dan agroindustri.
Aset properti utama, Gedung Grha HRH di Jakarta Selatan, mulai terisi tenant baru sehingga berpotensi menjadi sumber pendapatan stabil.
Sementara di sektor agroindustri, INDX sedang melakukan due diligence untuk akuisisi pabrik pengolahan kelapa sekaligus menyiapkan penyewaan perkebunan sebagai strategi pengamanan pasokan bahan baku.
Wilayah yang dikaji meliputi Riau, Jawa Timur, Maluku Utara, hingga Sulawesi Utara yang memiliki 290 ribu hektare tanaman kelapa dan menjadi basis produksi terbesar kedua di Indonesia. “Sulawesi Utara menjadi salah satu fokus kami karena basis produksinya yang besar dan berkesinambungan,” ujar manajemen INDX.
Menurut Dewi, strategi integrasi dari hulu ke hilir penting untuk memastikan ketersediaan pasokan, meningkatkan efisiensi produksi, serta mengurangi ketergantungan pada middleman. Langkah ini diharapkan memperkuat daya saing jangka panjang dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
Di tengah suspensi perdagangan saham, INDX menyatakan komitmennya untuk terus mematuhi regulasi pasar modal. “Kami menghormati keputusan BEI sebagai upaya perlindungan investor dan berharap suspensi dapat segera dicabut setelah proses peninjauan selesai,” ujar manajemen.
Menurut dia strategi ekspansi dan diversifikasi bisnis di sektor properti serta agroindustri, INDX optimistis dapat memperbaiki fundamental, meski suspensi saat ini menjadi pengingat bahwa lonjakan harga saham harus selaras dengan kinerja riil perseroan.(*)