Logo
>

Harga Minyak Mentah Hari Ini Tergelincir ke USD78,50/Barel

Ditulis oleh Yunila Wati
Harga Minyak Mentah Hari Ini Tergelincir ke USD78,50/Barel

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga minyak mentah hari ini tergelincir setelah EIA merilis data persediaan minyak yang kembali melonjak. Jika kemarin harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 0,77 persen menjadi USD78,50 per barel, Kamis, 13 Juni 2024 per pukul 10.15 WIB, harga minyak WTI tergelincir 0,42 persen menuju USD78,17 per barel,

    Tidak hanya untuk jenis WTI, minya mentah berjenis Brent pun kemarin ditutup menguat di 0,83 persen menjadi USD82,80 per barel. Penguatan tersebut menandai tiga hari beruntuk naik. Tetapi, lagi-lagi hari ini terperosok 0,39 persen ke posisi USD82,30 per barel.

    Diketahui, harga minyak mentah tergelincir sebagai respon dari meningkatnya persediaan sebesar 3,73 juta barel per minggu lalu. Menurut EIA, peningkatan itu menjadi yang terbesar sepanjang enam minggu ini, melampauai ekspektasi pasar yang diperkirakan mengalami penurunan sebesar 1,55 juta barel.

    Tidak hanya itu, stok bensin dan sulingan AS juga meningkat lebih besar dari yang diperkirakan. Federal Reserve (The Fed) juga mengisyaratkan hanya satu kali penurunan suku bunga tahun ini yang mungkin terjadi di Desember, meskipun angka inflasi AS untuk Mei 2024 lebih rendah dari perkiraan.

    Alasan lainnya adalah biaya pinjaman yang lebih tinggi, yang diperkirakan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi. Begitu pula dengan perkembangan di Gaza yang sangat menjadi perhatian investor. Apalagi setelah Hamas menunjukkan optimisme dalam negosiasi gencatan senjata dengan Israel.

    Konsisten Naik Selama Tiga Hari Berturut-turut

    Harga minyak mentah terus menanjak seiring dengan permintaan global yang meningkat pesat. Data dari Refinitiv menunjukkan bahwa pada perdagangan kemarin, Selasa, 11 Juni 2024, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 0,21 persen menjadi US$ 77,79 per barel. Pada hari ini, hingga pukul 09.27 WIB, harga WTI terus menguat sebesar 0,51 persen ke US$ 78,30 per barel.

    Tidak hanya WTI, harga minyak Brent juga mengalami peningkatan. Kemarin, tercatat kenaikan 0,36 persen menjadi US$ 81,92 per barel. Hari ini, hingga waktu yang sama, harga Brent juga terus naik 0,34 persen menjadi US$ 82,20 per barel. Jika tren ini berlanjut, ini akan menjadi hari ketiga berturut-turut kenaikan harga minyak mentah.

    Dorongan utama di balik kenaikan harga minyak adalah optimisme terhadap pemulihan ekonomi global, yang didorong oleh meningkatnya mobilitas manusia dan aktivitas bisnis. Pengumuman US Energy Information Administration (EIA) semalam mengenai perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global menjadi 1,1 juta barel per hari pada 2024 memberikan dukungan tambahan.

    Angka tersebut adalah revisi naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 900.000 barel per hari. Peningkatan ini terutama dipicu oleh ekspektasi permintaan yang lebih tinggi dari negara-negara Asia, kecuali Jepang.

    OPEC juga optimis terhadap pertumbuhan permintaan minyak global tahun ini. Mereka memperkirakan permintaan akan terus meningkat, didorong oleh harapan akan pemulihan pariwisata dan perjalanan di paruh kedua tahun ini.

    Meskipun demikian, di tengah optimisme ini, masih ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Data industri menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun sebesar 2,428 juta barel pada pekan lalu, melebihi ekspektasi pasar yang memperkirakan penurunan sebesar 1,75 juta barel. Namun, penurunan ini belum cukup untuk memberikan tekanan signifikan pada harga, karena pasar masih menghadapi ketidakpastian terkait dengan pemulihan ekonomi global.

    Selain itu, ada beberapa data ekonomi yang patut diperhatikan. Di Tiongkok, harga konsumen naik lebih lambat dari perkiraan pada bulan Mei, sementara deflasi produsen terus berlanjut. Di AS, investor menantikan pembacaan inflasi utama yang akan dirilis malam ini, yang kemungkinan akan mempengaruhi keputusan kebijakan moneter Federal Reserve yang diumumkan beberapa jam setelahnya.

    Secara keseluruhan, pasar minyak saat ini berada dalam kondisi dinamis, dipengaruhi oleh berbagai faktor dari sisi permintaan maupun penawaran. Investasi di sektor energi tetap menjadi fokus utama bagi para pelaku pasar, dengan harapan bahwa pemulihan ekonomi global akan terus memperkuat permintaan minyak dalam jangka panjang.

    Analis dari firma konsultan energi, Gelber and Associates, dalam sebuah catatan menyatakan, harga minyak berjangka mengalami kenaikan karena harapan akan meningkatnya permintaan selama musim panas. Meskipun begitu, pemandangan makroekonomi secara keseluruhan masih kurang optimis dibandingkan beberapa minggu sebelumnya.

    Namun, pada perdagangan hari ini, Selasa, 11 Juni 2024 hingga pukul 09.30 WIB, harga minyak mengalami koreksi. WTI turun sekitar 0,09 persen menjadi US$ 77,67 per barel, sementara Brent mengalami penurunan sebesar 0,15 persen tetapi masih bertahan di atas level US$ 80 per barel.

    Dalam jangka pendek, harga minyak kemungkinan masih akan dipengaruhi oleh kekuatan dolar AS yang tetap tinggi. Pada pagi ini, nilai indeks dolar bahkan masih di atas 105. Dalam kondisi dolar yang kuat, harga komoditas biasanya dianggap lebih mahal dalam mata uang lainnya.

    Dampak dari hal ini adalah permintaan masih akan cenderung tertekan, yang dapat menyebabkan pergerakan harga minyak menjadi volatil dalam jangka pendek. Para pelaku pasar saat ini juga tengah menunggu data inflasi secara umum untuk periode Mei 2024, yang diharapkan dapat memberikan arah baru bagi pasar.

    Pada minggu sebelumnya, harga minyak telah mengalami koreksi dan mencatat penurunan selama tiga pekan berturut-turut, hal ini disebabkan oleh kekhawatiran terkait rencana Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya untuk mengakhiri beberapa pemotongan produksi mulai Oktober, yang berpotensi meningkatkan pasokan minyak.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79