KABARBURSA.COM - Harga minyak mentah mengalami kenaikan hampir 1 persen di awal perdagangan Asia pada pekan ini. Sentimen positif terhadap harga minyak didorong oleh penurunan ekspor dari Rusia dan meningkatnya serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah, yang memicu kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak.
Pada pukul 08.00 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Februari 2024 naik 0.9 persen menjadi US$77.24 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Januari 2024 menguat 0.9 persen ke US$72.08 per barel.
Analisis mengungkapkan bahwa cuaca buruk di Rusia berperan dalam kenaikan harga, seiring serangan Houthi terhadap kapal-kapal di dekat Yaman. Analis IG, Tony Sycamore, menjelaskan bahwa Rusia telah menyatakan akan memperdalam pengurangan ekspor minyak pada bulan Desember, lebih awal dari yang dijanjikan, sebagai upaya mendukung harga minyak global.
Pada Jumat, 15 Desember, sekitar dua pertiga pemuatan minyak mentah kelas ekspor utama Ural dari pelabuhan Rusia ditangguhkan karena badai dan pemeliharaan terjadwal. Perusahaan pelayaran, termasuk MSC dan A.P Moller-Maersk, mengumumkan bahwa mereka akan menghindari Terusan Suez mengingat meningkatnya serangan Houthi di Laut Merah.
Bab al-Mandab, rute penting untuk pengiriman komoditas global, terutama minyak mentah dan bahan bakar, menjadi sorotan karena serangan Houthi. Rute ini membentang dari Teluk ke Mediterania melalui Terusan Suez atau pipa SUMED, serta menjadi jalur bagi komoditas yang menuju ke Asia.
Baik Brent maupun WTI mengakhiri penurunan mingguan terpanjang mereka dalam setengah dekade, dengan kenaikan kecil minggu lalu setelah pertemuan Federal Reserve AS. Pertemuan tersebut meningkatkan harapan bahwa kenaikan suku bunga telah berakhir, dan pemotongan suku bunga mungkin segera dilakukan.
Tony Sycamore menekankan bahwa pertemuan The Fed yang cenderung dovish minggu lalu, yang menghilangkan risiko hard landing terhadap ekonomi AS, juga mendukung permintaan minyak mentah di masa depan.
Dengan gambaran teknikal yang mendukung, harga minyak mentah diprediksi akan pulih ke area 76.78, merujuk pada harga WTI.