KABARBURSA.COM - Kinerja penjualan ritel kemungkinan mengalami koreksi pada bulan Februari 2024, terkait dengan kenaikan harga komoditas pangan yang cukup mencolok.
Ekonom dari Center of Reform on Economic (CORE), Yusuf Rendy Manilet, menjelaskan bahwa kenaikan harga pangan berdampak langsung pada kenaikan inflasi, yang pada akhirnya mempengaruhi kebiasaan konsumsi masyarakat.
"Dengan adanya kenaikan inflasi, masyarakat cenderung mengurangi belanja mereka yang semula aktif. Bagi sebagian kelompok, kenaikan inflasi ini dapat mengubah pola konsumsi mereka. Dan perubahan ini dapat memengaruhi kinerja penjualan ritel secara keseluruhan," ujar Yusuf dikutip Jumat 15 Maret 2024.
Yusuf menjelaskan bahwa pola konsumsi masyarakat biasanya meningkat selama momen-momen khusus seperti Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Ramadan dan Lebaran. Namun, jika terjadi kenaikan inflasi secara bersamaan, hal ini juga dapat mempengaruhi pola konsumsi masyarakat.
"Oleh karena itu, untuk mendorong pertumbuhan penjualan ritel selama momen HBKN, Pemerintah perlu memastikan bahwa kenaikan inflasi tidak terlalu signifikan. Selain itu, Pemerintah juga harus mempertimbangkan pemberian stimulus baik secara langsung maupun tidak langsung untuk merangsang konsumsi masyarakat," pungkasnya.