Pada hari ini, BRIS mencatatkan harga tertinggi di level Rp2.960, sementara harga terendah berada di Rp2.860, dengan rata-rata harga pada hari tersebut di Rp2.924.
Transaksi saham ini menunjukkan dominasi pembelian yang cukup kuat dengan total transaksi beli mencapai Rp43,0 miliar, sementara transaksi jual tercatat Rp15,6 miliar. Hal ini menandakan adanya minat beli yang cukup besar terhadap saham BRIS.
Jika dilihat dalam perspektif jangka pendek, saham BRIS menunjukkan performa yang cukup baik dengan kenaikan harga sebesar 2,45 dalam satu minggu terakhir. Meskipun dalam jangka waktu tiga bulan terakhir harga saham ini mengalami penurunan sebesar 3,30 persen.
Namun dalam sebulan terakhir BRIS berhasil mencatatkan kenaikan yang signifikan sebesar 7,33 persen. Pencapaian ini mencerminkan adanya momentum positif, yang mengindikasikan pemulihan dalam performa saham ini di tengah fluktuasi pasar yang ada.
Dalam jangka lebih panjang, saham BRIS juga menunjukkan performa yang solid. Dalam enam bulan terakhir, saham BRIS telah mencatatkan kenaikan sebesar 12,69 persen, dan dalam satu tahun terakhir saham ini tercatat naik sebesar 25,75 persen.
Bahkan, dalam tiga tahun terakhir, harga saham BRIS tercatat melonjak tajam sebesar 94,43 persen. Pencapaian luar biasa ini semakin terlihat ketika melihat performa saham ini dalam lima tahun terakhir yang mengalami lonjakan fantastis sebesar 870,20 persen.
Meski demikian, perlu diperhatikan bahwa harga saham BRIS sempat mencapai level tertinggi dalam 52 minggu terakhir di Rp3.350, dan saat ini berada jauh di bawah level tersebut. Sementara itu, harga saham ini mencatatkan posisi terendah di level Rp2.090 pada 52 minggu yang lalu, menunjukkan volatilitas yang cukup tinggi di pasar saham.
Dengan kinerja positif yang tercatat dalam berbagai jangka waktu, saham BRIS bisa menjadi pilihan menarik bagi para investor yang mencari peluang dalam sektor perbankan syariah. Namun, investor perlu mempertimbangkan faktor risiko yang ada, mengingat fluktuasi pasar yang masih berlanjut.
Dominasi Emiten Perbankan
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) berhasil mencatatkan diri sebagai emiten dengan return tertinggi di sektor perbankan pasar modal Indonesia sepanjang tahun 2024.
Harga saham BRIS ditutup di level Rp2.730 pada akhir perdagangan tahun ini, mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 56,9 persen secara year-to-date (ytd). Pada awal tahun, saham BRIS diperdagangkan di level Rp1.740.
“Tahun 2024 menjadi masa penuh tantangan sekaligus peluang bagi BSI. Alhamdulillah, kami berhasil melewati tahun ini dengan pencapaian luar biasa. Hal ini terlihat dari performa saham BRIS yang solid, menjadi magnet bagi investor,” ujar Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, di Jakarta, Selasa 31 Desember 2024.
BRIS juga membukukan price-to-book value (PBV) sebesar 2,90 dan price-to-earning (P/E) ratio di angka 19,05. Angka tersebut menjadikan BRIS sebagai bank pelat merah dengan valuasi paling premium dibandingkan bank pemerintah lainnya.
Valuasi ini, menurut Hery, mencerminkan kepercayaan pasar terhadap strategi bisnis dan prospek pertumbuhan berkelanjutan BSI di masa depan.
Selain itu, kapitalisasi pasar BRIS mencapai Rp125,93 triliun, menempatkannya dalam jajaran lima besar emiten perbankan dengan kapitalisasi terbesar di Indonesia.
“Pencapaian ini semakin mengukuhkan posisi BRIS sebagai salah satu pemain utama dalam industri perbankan nasional,” tegas Hery.
Dari sisi YTD return, BRIS unggul dibandingkan bank BUMN lainnya, seperti Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), dan Bank Negara Indonesia (BBNI).
Di segmen perbankan syariah, BRIS juga menduduki peringkat teratas dalam hal valuasi dan return, jauh meninggalkan pesaing seperti Bank BTPN Syariah (BTPS) dan Bank Panin Syariah (PNBS).
Pencapaian ini semakin memperkuat posisi BRIS sebagai pemimpin di industri perbankan syariah. Meski baru berusia kurang dari empat tahun sejak merger, BRIS berhasil membuktikan diri sebagai salah satu pilar ekonomi nasional.
“Keberhasilan ini merupakan buah dari strategi kami yang memadukan prinsip syariah dengan inovasi digital serta layanan berkualitas tinggi,” kata Hery.
Ia juga menegaskan komitmen BSI untuk terus menghadirkan nilai tambah bagi nasabah, investor, dan masyarakat.
“Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, kami bertekad untuk memberikan layanan keuangan yang inklusif, inovatif, dan kompetitif,” pungkas Hery.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.