Logo
>

Hari ini, Rupiah Terburuk Sejak November Imbas IHSG Merah

Ditulis oleh KabarBursa.com
Hari ini, Rupiah Terburuk Sejak November Imbas IHSG Merah

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pada perdagangan hari pertama kuartal II, Senin 1 April 2024, nilai tukar rupiah akhirnya ditutup dengan melemah sebesar 0,24 persen di pasar spot, mencapai posisi Rp15.895 per US$. Rupiah menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia hari ini, meskipun mayoritas mata uang di kawasan juga cenderung melemah terhadap dolar Amerika.

    Won Korea mengalami pelemahan sebesar 0,14 persen, diikuti oleh yuan China yang juga turun 0,11 persen. Sementara itu, mata uang lainnya seperti baht dan ringgit melemah masing-masing sebesar 0,11 persen dan 0,12 persen.

    Kejatuhan rupiah dalam perdagangan hari ini terutama karena tekanan jual di pasar saham yang cukup besar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjatuh 2,1 persen, kejatuhan terparah dalam sehari lebih dari setahun terakhir akibat keterpurukan harga saham-saham bank kakap yang menyeret indeks.

    Saham perbankan terperosok akibat tekanan sentimen negatif berakhirnya restrukturisasi kredit macet yang menjadi bagian dari insentif pandemi Covid-19.

    "Dengan IHSG bergerak turun, pergerakan rupiah berjalan searah dengan arus keluar modal asing dari pasar Indonesia," kata Mingze Wu, trader valas di Stonex Financial Singapura seperti dilansir dari Bloomberg, Senin 1 April 2024.

    Sedangkan UOB memperkirakan rupiah terlihat akan menjajal level terlemahnya pada 2023 lalu meski posisinya saat ini berada di zona jenuh beli alias overbought. "Level terlemah rupiah tahun lalu terjadi pada 27 Oktober di posisi Rp15.940/US$," rilis UOB dalam pernyataan yang juga dilansir Bloomberg pada Senin 1 April 2024.

    Arus keluar modal asing dari pasar saham domestik sudah berlangsung sejak pekan lalu. Selama 25-27 Maret, asing mencatat net sell di saham sebesar Rp1,6 triliun menurut data BI.

    Sedang di pasar surat utang, nilainya mencapai Rp33,3 triliun sejak awal tahun sampai 27 Maret lalu. Hari ini imbal hasil SBN 2 tahun naik 5,5 bps masih naik ke 6,25 persen, sedangkan SBN 10Y ada di 6,69 persen.

    Selain karena faktor bursa saham dan surat utang, rupiah yang sempat menyentuh Rp15.917/US$ dalam perdagangan intraday tadi pagi juga tertekan sentimen lonjakan inflasi Maret. BPS melaporkan, inflasi Maret menyentuh level tertinggi sejak Agustus 2023.

    Inflasi yang tinggi bisa semakin mempersempit peluang bagi Bank Indonesia untuk memulai penurunan bunga acuan BI rate. BI diprediksi hanya memangkas 25 bps tahun ini ke 5,75 persen.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi