Logo
>

HET Beras Naik, Bulog Makassar: Untuk Kesejahteraan Petani

Ditulis oleh KabarBursa.com
HET Beras Naik, Bulog Makassar: Untuk Kesejahteraan Petani

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kepala Bulog Cabang Makassar, Karmila Hasmin Marinta, angkat bicara terkait perubahan harga eceran tertinggi (HET) Beras Bulog yang sebelumnya Rp10.900 menjadi Rp12.500 per 1 Mei 2024.

    Karmila menyatakan kebijakan penetapan harga beras ini diambil berdasarkan pertimbangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), dengan menyesuaikan dengan penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP).

    "Perubahan ini tak hanya dilihat dari konsumen tapi dari produsen. Di sisi produsen petani selalu bertanya kenapa harganya selalu rendah. Harga kami serahkan di pasaran umum, harapannya masyarakat bisa memahami meski di masyarakat naik tapi di sisi produsen juga naik," kata Karmila saat ditemui di Gedung Kantor Sub Depot Logistik Wilayah VII Jl Urip Sumoharjo Makassar, Rabu, 8 Mei 2024. 

    Meskipun kebijakan ini memicu pertanyaan dari masyarakat, namun Karmila menegaskan bahwa penyesuaian harga ini juga bertujuan untuk memastikan kesejahteraan para petani.

    Lebih lanjut, Karmila menjelaskan pemerintah tetap berkomitmen untuk memantau kebijakan ini dengan seksama, dan mungkin akan ada evaluasi dalam jangka waktu tertentu untuk melihat dampaknya terhadap masyarakat. Perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat, terutama yang membutuhkan, tetap menjadi prioritas utama dalam setiap kebijakan yang diambil.

    "Pemerintah telah memiliki kebijakan memberikan bantuan pangan sebesar 2.065 ton perbulan kepada masyarakat yang membutuhkan setiap bulannya 10 kilo beras. Sekarang ini sudah berjalan tahap kedua," jelasnya.

    Daya beli masyarakat turun

    Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, mengkhawatirkan terhadap kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras Bulog yang dapat mempengaruhi stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP), serta menggerus daya beli masyarakat.

    Menurut Tulus, langkah tersebut bisa mengurangi pendapatan konsumen dan berpotensi meningkatkan laju inflasi.

    "Menaikkan HET beras jelas akan menggerus pendapatan konsumen, dan bahkan bisa memukul daya beli, dan ujung-ujungnya akan menaikkan laju inflasi," kata Tulus.

    Ia juga menyoroti perlunya keuntungan yang seimbang bagi petani dalam kebijakan tersebut.

    "Sangat penting untuk memperbaiki tata niaga rantai distribusi beras dari hulu hingga hilir agar harga beras dapat dikendalikan," ujar Tulus.

    Menurutnya, hal ini dapat memastikan harga beras tetap stabil tanpa perlu menaikkan HET.

    Tulus mencontohkan negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand yang mampu menjaga harga beras lebih terjangkau.

    Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menaikkan HET beras Bulog merek SPHP dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram, mulai berlaku sejak awal Mei 2024.

    Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menjelaskan bahwa kenaikan ini disebabkan oleh penyesuaian biaya produksi beras.

    Meskipun demikian, Arief menyatakan bahwa kebijakan tersebut perlu direview secara berkala tergantung pada kondisi perberasan, termasuk stabilitas harga dan ketersediaan stok.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi