KABARBURSA.COM - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) mengungkapkan terdapat potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di wilayah Papua yang bisa dimanfaatkan untuk memproduksi hidrogen. Sejumlah negara telah tertarik untuk mengimpor hidrogen hijau dari Indonesia, termasuk di antaranya Jepang. "Ada potensi PLTA yang cukup besar di sana, pak menteri sudah memikirkan di situ segera dimanfaatkan salah satunya produksi hidrogen dan amonia," ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan sekaligus Plt Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, di Jakarta, Rabu 21 Februari 2024.
Jisman menyoroti potensi besar hidrogen sebagai salah satu kontributor utama dalam transisi energi. Menurutnya, kajian mendalam perlu dilakukan tidak hanya terkait sumber daya hidrogen, tetapi juga mengenai pemanfaatannya, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor.
Salah satu negara yang tertarik untuk mengimpor hidrogen hijau dari Indonesia adalah Jepang. Namun, Jepang masih terkendala dengan harga listrik pembangkit hidrogen yang dianggap terlalu tinggi. Meskipun demikian, Jisman menegaskan bahwa potensi hidrogen sangat besar dalam membantu proses dekarbonisasi sistem energi global.
Indonesia sendiri memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang sangat luas dan beragam, mencapai total 3.689 gigawatt (GW). Potensi tersebut meliputi energi surya, angin, hidro, bioenergi, panas bumi, dan energi laut. Hidrogen diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk dekarbonisasi dalam sektor-sektor yang sulit untuk diubah, seperti transportasi jarak jauh, pelayaran, penerbangan, produksi baja, pemanasan industri, dan manufaktur.
Sasaran utama pengembangan hidrogen di Indonesia adalah untuk mendukung target penurunan emisi dalam enhanced Nationally Determined Contribution (NDC) dan menuju net zero emission (NZE). Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mendorong pembentukan ekosistem hidrogen nasional, termasuk pengembangan infrastruktur yang mendukung, guna menciptakan keekonomian hidrogen yang berkelanjutan.
Jisman juga menekankan pentingnya skala ekonomi dalam menentukan harga hidrogen di pasar. Ketika permintaan hidrogen meningkat, harga cenderung akan turun, sehingga mendorong pertumbuhan pasar yang lebih besar. Dengan demikian, pengembangan hidrogen di Indonesia diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam upaya menuju keberlanjutan energi global.