Logo
>

HRTA Tak Lagi Gesit, Seller Dominan dan Volume Mengering

HRTA mulai kehilangan momentum setelah reli besar 10 November. Volume mengering, seller mendominasi, dan pasar kini menunggu apakah support kunci mampu menahan tekanan jual.

Ditulis oleh Yunila Wati
HRTA Tak Lagi Gesit, Seller Dominan dan Volume Mengering
Emas batangan produksi PT Hartadinata Abadi Tbk. Foto: Dok Perusahaan.

KABARBURSA.COM – Reli besar yang dialami saham PT Hartadinata Abadi Tbk atau HRTA yang sempat membakar pasar pada 10 November, kini tampaknya mulai kehilangan daya dorong. Pergerakannya yang dahulu agresif dan cepat, berubah menjadi langkah yang lebih berat dan melambat. 

Tekanan jual semakin terlihat, sementara volume yang mengering memberi sinyal bahwa minat beli mulai surut. HRTA tidak lagi gesit seperti beberapa hari lalu dan itu membuat arah pergerakannya mulai dipertanyakan.

Pada perdagangan Senin pagi, 17 November 2025, HRTA ditutup di 1.325, turun 40 poin atau hampir 3 persen. Volume transaksi hanya 121,85 ribu lot, jauh dari euforia pekan lalu yang sempat mencatat lebih dari satu juta lot. 

Kondisi ini menunjukkan bahwa antusiasme pasar sudah tidak sekuat sebelumnya. Harga yang dibuka di level 1.360 terus melemah dan tidak pernah lagi menyentuh area tersebut sepanjang hari.

Data Orderbook yang dipaparkan Stockbit memperlihatkan gambaran yang lebih gamblang mengenai perubahan dinamika pasar ini. Lapisan bid memang ada di kisaran 1.315–1.330, tetapi volumenya tidak tebal. 

Pembeli terlihat menunggu di bawah, bukan mengejar harga. Sementara itu, sisi offer jauh lebih agresif. Antrian jual di rentang 1.330–1.345 hingga 1.360–1.380 tebal dan berlapis-lapis. Setiap percobaan kenaikan selalu terhenti di hadapan dinding jual ini. Di sini, seller sangat memegang kendali.

Rata-rata transaksi berada di area 1.338, sedikit lebih tinggi dari harga penutupan. Ini merupakan pola klasik ketika tekanan jual semakin kuat menjelang penutupan dan menekan harga di menit-menit akhir. Dengan kondisi seperti ini, pasar sedang bergerak dalam pola distribusi pelan, bukan lagi dalam bentuk koreksi sehat.

Jika melihat histori pergerakan beberapa hari ke belakang, tren pelemahan ini sebenarnya sudah tampak sejak 13 November. Dari posisi 1.460, harga bergerak turun bertahap menjadi 1.365 dan kini 1.325. 

Penurunan frekuensi transaksi dari 12.000 lebih menjadi 3.600 juga memperlihatkan bahwa minat spekulatif yang sempat kuat kini mulai menghilang. Investor tampaknya berhenti mengejar reli dan menunggu HRTA kembali ke area yang dianggap lebih aman.

Tren HRTA Masih Belum Mati, Bergerak Ke Mana?

Broker summary turut memperkuat sinyal ini. KZ, ZP, PD, YP, dan SQ berada di posisi teratas sebagai pembeli. Namun pola transaksi mereka tidak menunjukkan akumulasi agresif. Mereka masuk, tetapi dalam volume normal, lalu keluar lagi ketika harga melemah. 

Di sisi lain, broker seperti BK, CC, dan FZ terlihat melakukan distribusi kecil-kecilan yang konsisten dan memperlihatkan tekanan jual tidak putus sejak pagi.

Dengan struktur seperti ini, arah HRTA dalam jangka pendek tidak mengarah pada pembentukan tren naik baru. Saham ini lebih condong memasuki fase stabilisasi atau bahkan koreksi lanjutan. 

Level 1.330 kini menjadi batas psikologis penting. Jika jebol dan harga menutup di bawah 1.315, peluang koreksi menuju 1.280–1.300 terbuka semakin besar. Namun jika level tersebut bertahan, HRTA masih bisa membentuk pemulihan teknikal kecil seperti skenario yang dirumuskan MNC Sekuritas. 

Dalam analisis gelombang, HRTA diperkirakan berada di bagian wave (a) dari wave [b], yang berarti masih ada ruang kenaikan menuju 1.455 hingga 1.535. Tentu dengan catatan volume harus kembali menguat dan tekanan jual mereda.

Pada akhirnya, HRTA memang tidak lagi bergerak seagresif sebelumnya. Seller kini lebih dominan, sementara buyer memilih bertahan di bawah. Volume yang mengering membuat arah HRTA semakin lambat terbentuk, dan pasar tampaknya menunggu pemicu baru sebelum menentukan langkah besar berikutnya. 

Untuk saat ini, tren naik HRTA belum mati, tetapi jelas tidak sedang sehat. Buyers harus kembali dengan volume besar jika ingin menghidupkan kembali momentum yang telah hilang.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79