Logo
>

ICBP Tahan Banting: Prospek Cerah, Valuasi Masih Menarik

Sepanjang FY24, ICBP mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 7 persen secara tahunan (YoY), mencapai Rp72,6 triliun, naik dari Rp64,9 triliun pada 2023.

Ditulis oleh Yunila Wati
ICBP Tahan Banting: Prospek Cerah, Valuasi Masih Menarik
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Foto: Dok Perusahaan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menunjukkan ketangguhan kinerja keuangan sepanjang tahun fiskal 2024 (FY24), meskipun menghadapi tekanan signifikan dari biaya keuangan yang meningkat tajam akibat fluktuasi nilai tukar serta ketidakpastian global seperti perang dagang.

    Sepanjang FY24, ICBP mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 7 persen secara tahunan (YoY), mencapai Rp72,6 triliun, naik dari Rp64,9 triliun pada 2023. Pendorong utama pertumbuhan ini berasal dari hampir semua lini produk, terutama segmen Bumbu Makanan yang mencatat lonjakan luar biasa sebesar 51,8 persen YoY menjadi Rp4,3 triliun. 

    Segmen Nutrisi dan Makanan Khusus juga mencatat pertumbuhan solid sebesar 11,4 persen YoY ke Rp1,3 triliun. Di sisi lain, kontributor utama seperti Mie Instan tetap mendominasi dengan penjualan mencapai Rp53,8 triliun, naik 9,4 persen YoY dan mewakili 71,4% total pendapatan. 

    Sedangkan segmen Susu mencatat pertumbuhan 11,8 persen menjadi Rp9,9 triliun, disusul oleh Makanan Ringan (Rp4,5 triliun) dan Minuman (Rp1,6 triliun).

    Walaupun mengalami lonjakan biaya keuangan hingga 113 persen YoY menjadi Rp4,3 triliun, terutama akibat kerugian selisih kurs dari aktivitas pembiayaan sebesar Rp2,1 triliun, laba bersih ICBP tetap tumbuh sebesar 4,1 persen YoY menjadi Rp8,8 triliun. 

    Hal ini menunjukkan kekuatan bottom-line perusahaan di tengah tekanan beban biaya yang meningkat, termasuk kenaikan beban pokok penjualan (COGS) sebesar 5,9 persen YoY menjadi Rp45,3 triliun. Marjin laba tetap terjaga berkat efisiensi operasional dan strategi diversifikasi produk yang berhasil.

    Kinerja penjualan internasional juga menunjukkan ketangguhan di tengah ketidakpastian perang tarif. Penjualan luar negeri tumbuh 11,2 persen YoY menjadi Rp22,5 triliun. Kawasan Timur Tengah dan Afrika tetap menjadi pasar ekspor utama dengan kontribusi sebesar 76,9 persen atau sekitar Rp17,3 triliun. 

    Wilayah lain seperti Asia dan negara-negara lainnya juga mencatat pertumbuhan masing-masing sebesar 32 persen dan 22,5 persen YoY, yang mencerminkan ekspansi global ICBP yang konsisten.

    Dengan pencapaian ini, ICBP berhasil mencatat Return on Equity (ROE) stabil di kisaran 15,3 persen dan Return on Assets (ROA) sebesar 7,7 persen pada FY24, dengan proyeksi yang meningkat di tahun-tahun mendatang. 

    Laba bersih diproyeksikan tumbuh signifikan sebesar 19,4 persen pada 2025 menjadi Rp10,5 triliun, sebelum kembali mengalami pertumbuhan moderat 4,7 persen pada 2026. Earnings per Share (EPS) pun diperkirakan naik dari Rp702 di 2024 menjadi Rp805 di 2026.

    Rekomendasi Beli Kuat untuk ICBP

    Dengan mempertimbangkan pertumbuhan solid, daya tahan terhadap tekanan eksternal, dan potensi ekspansi lebih lanjut di pasar global, rekomendasi NH Korindo Sekuritas terhadap saham ICBP ditingkatkan menjadi BUY, dengan target harga (target price/TP) di Rp13.000 per saham. 

    Target ini mencerminkan valuasi yang menarik dibandingkan rata-rata 3 tahun ke depan (forward P/E bands) dan mempertimbangkan dinamika pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

    Rekomendasi beli ini juga diperkuat dengan analisa teknikal yang disusun oleh Investing. Saham ICBP menunjukkan performa teknikal yang sangat solid per 21 April 2025, dan tengah berada dalam tren yang mengindikasikan potensi kelanjutan penguatan. Dengan harga terakhir di Rp10.550, meskipun mengalami sedikit koreksi sebesar 0,47 persen, mayoritas indikator teknikal justru menunjukkan sinyal kuat untuk buy.

    Dari sisi indikator teknikal, sinyal "Sangat Beli" mendominasi. Indeks RSI (Relative Strength Index) berada di level 58, menunjukkan bahwa saham ini masih berada di wilayah bullish yang sehat tanpa tanda-tanda jenuh beli (overbought). Indikator Stochastic dan Williams %R juga mengarah ke sinyal beli, mencerminkan momentum positif yang masih berlanjut. 

    Selain itu, MACD (Moving Average Convergence Divergence) yang positif sebesar 83,038 menguatkan sinyal beli, menunjukkan bahwa tren naik masih cukup kuat. CCI (Commodity Channel Index) dan Bull/Bear Power ikut mengindikasikan dominasi tekanan beli dibandingkan tekanan jual. Hanya ADX (Average Directional Index) yang memberikan sinyal jual, namun hal ini lebih mencerminkan kekuatan tren yang sudah cukup tinggi dan rawan koreksi jangka pendek.

    Dari sisi Moving Average, semua garis rata-rata jangka pendek hingga jangka panjang – mulai dari MA5 hingga MA200, baik dalam pendekatan sederhana maupun eksponensial – memberikan sinyal beli yang seragam. Ini mencerminkan tren jangka menengah hingga panjang yang tetap positif, dan bisa menjadi sinyal kuat bagi investor yang ingin memegang saham ini lebih lama.

    Jika dilihat dari pivot points yang digunakan sebagai acuan level support dan resistance, harga saat ini berada di kisaran atas dari titik pivot harian, yaitu di Rp10.467. Level resistance terdekat berada di Rp10.509 hingga Rp10.567, dan bila mampu menembusnya, potensi kenaikan dapat berlanjut ke Rp10.609. 

    Sebaliknya, jika terjadi koreksi, support kuat akan ditemukan di level Rp10.409 hingga Rp10.367, yang juga sejalan dengan garis-garis moving average-nya.

    Dengan volatilitas yang cukup tinggi seperti yang ditunjukkan oleh nilai ATR (Average True Range) di angka 148, ini menandakan bahwa pergerakan harga dalam jangka pendek dapat cukup fluktuatif. Namun, tren umumnya tetap berpihak pada pembeli, dan belum ada sinyal distribusi besar-besaran dari investor besar.

    Secara keseluruhan, kombinasi antara sinyal teknikal yang sangat positif, dukungan kuat dari moving average, serta posisi harga yang berada dalam kisaran resistance menunjukkan bahwa saham ICBP memiliki peluang teknikal yang menarik untuk dilirik, baik oleh trader harian maupun investor jangka menengah.

    Meski demikian, beberapa risiko tetap perlu dicermati investor, seperti kemungkinan penurunan penjualan ekspor akibat eskalasi perang dagang, pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS yang dapat memperberat biaya pembiayaan, serta potensi rendahnya perputaran persediaan di tahun mendatang. 

    Namun secara keseluruhan, prospek ICBP tetap kuat sebagai salah satu emiten FMCG unggulan di Indonesia dengan rekam jejak yang solid dan strategi ekspansi yang terarah.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79