KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan, Senin, 12 Agustus 2024 sore ditutup menguat 0,65 persen ke level 7.297 setelah hampir seharian berada di zona merah.
Mengutip data RTI, IHSG bergerak pada level tertingginya di 7.297 dan terendah di 7.230. Volume saham mencapai 16,6 miliar, dengan turnover Rp6,7 triliun serta frekuensi sebanyak 932 ribu kali.
Sebanyak 337 saham bergerak naik, 206 saham ditutup turun dan 249 saham tidak bergerak. Market cap tercatat Rp 12.396 triliun.
Beralih ke bursa asing, bursa saham Asia serentak menguat juga. Tercatat, indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,56 persen, indeks Hang Seng Composite di Hong Kong naik 0,13 persen, dan indeks Kospi di Korea Selatan (Korsel) menguat 1,15 persen.
Begitu juga dengan Bursa saham Eropa juga serempak ditutup menguat.
Terpantau, indeks FTSE 100 di Inggris plus 0,39 persen, indeks CAC 40 di Prancis naik 0,08 persen, dan indeks DAX di Jerman tumbuh 0,16 persen.
Hal yang sama dengan Bursa Amerika ditutup di zona hijau. Indeks S&P 500 naik 0,47 persen, indeks NYSE tumbuh 0,45 persen, dan indeks NASDAQ Composite plus 0,51 persen.
Saham Top Gainers
Dalam penutupan IHSG hari ini, delapan indeks sektoral menguat, menopang kenaikan IHSG. Sedangkan tiga indeks sektoral tergelincir ke zona merah.
Indeks sektoral dengan kenaikan terbesar adalah sektor energi yang naik sebesar 3,23 persen, diikuti sektor teknologi naik 2,26 persen, dan sektor barang konsumen non primer yang naik 1,23 persen.
Sedangkan indeks sektoral yang masuk zona merah adalah sektor kesehatan yang turun 0,28 persen, sektor transportasi turun 0,22 persen dan sektor properti yang turun 0,06 persen.
Berikut Top Gainers LQ45 hari ini:
- PT Harum Energy Tbk (HRUM) (13,79 persen)
- PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) (5,88 persen)
- PT Indosat Tbk (ISAT) (4,66 persen)
Top Losers LQ45 hari ini:
- PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) (-5,63 persen)
- PT Bank Jago Tbk (ARTO) (-2,46 persen)
- PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) (-1,80 persen)
Indosat akan Stock Pit 1:4
PT Indosat Tbk (ISAT) berencana akan melakukan pemecahan nilai saham atau stock split dengan rasio 1:4 untuk semua saham seri B perusahaan, yang saat ini berjumlah 8,06 juta saham.
Sebagai ilustrasi, jika mengacu pada harga saham ISAT pada penutupan perdagangan Jumat, 9 Agustus 2024 yang sebesar Rp10.200, maka setelah pemecahan saham (stock split), harga saham perusahaan telekomunikasi tersebut akan turun menjadi Rp2.550.
"Perusahaan berencana melakukan pemecahan saham untuk mengatasi rendahnya likuiditas saham. Dengan pemecahan saham, perusahaan berharap dapat meningkatkan likuiditas dan menarik minat investor ritel, terutama investor muda," ungkap manajemen Indosat dalam pernyataan resminya kepada otoritas bursa yang dikutip, Minggu, 11 Agustus 2024.
Indosat menyatakan telah mengajukan permohonan persetujuan prinsip pemecahan saham ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 15 Juli 2024 lalu. Dan, telah mendapat persetujuan prinsip dari BEI pada tanggal 2 Agustus 2024.
Kemudian, tanggal 4 Agustus 2024, ISAT memberitahukan agenda rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Pengumuman RUPSLB dan keterbukaan informasi sehubungan dengan pemecahan saham pada 11 Agustus 2024," jelas manajemen Indosat.
Selanjutnya, pada 26 Agustus mendatang akan dilakukan pemanggilan RUPSLB. Sesuai rencana, RUPSLB akan diadakan pada 24 September 2024.
"Pemecahan saham akan dilaksanakan setelah memperoleh persetujuan RUPSLB yang rencananya akan diselenggarakan pada 24 September 2024. Sesuai POJK 15/2022, pelaksanaan pemecahan saham wajib dilakukan paling lambat 30 hari kalender setelah pelaksanaan RUPSLB yang menyetujui rencana pemecahan saham," papar manajemen ISAT.
Rencananya, tanggal akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di seluruh pasar akan berlaku pada 11 Oktober 2024, dengan tanggal efektif pelaksanaan pemecahan saham ISAT pada 14 Oktober 2024.
"Tanggal mulai perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar reguler dan pasar negosiasi pada tanggal 16 Oktober 2024 dan tanggal mulai perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar tunai pada 16 Oktober 2024," ungkap manajemen Indosat.
Indosat dan Google Kerja Sama
Sementara itu, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dan Google Cloud mengumumkan pengembangan kemitraan mereka untuk menyediakan layanan cloud sovereign dan edge cloud terbaru di Indonesia, yang memenuhi standar ketat mengenai lokasi penyimpanan data, keamanan, dan privasi.
Melalui kemitraan ini, Indosat Group berencana menyediakan Google Distributed Cloud (GDC) kepada perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan khusus mereka dalam menjalankan beban kerja kecerdasan buatan (AI) dan data intensif di lokasi yang mereka pilih.
GDC adalah solusi yang sepenuhnya dikelola yang mencakup rangkaian layanan perangkat lunak lengkap, berbagai opsi perangkat keras yang dapat disesuaikan, serta pilihan untuk menjalankan sistem secara air-gapped (terputus sepenuhnya) dari koneksi internet publik untuk beban kerja yang sangat sensitif, atau terhubung antara lokasi edge dan wilayah Google Cloud di Indonesia.
Dengan menggunakan GDC, perusahaan dapat memanfaatkan fitur utama dari Vertex AI, platform AI perusahaan Google Cloud seperti Workbench, Pipelines, dan Predictions. Ini memungkinkan mereka untuk dengan cepat mengembangkan dan menerapkan machine learning (ML) tingkat lanjut serta aplikasi AI generatif untuk mengambil dan menganalisis data di lokasi pilihan mereka.
Selain itu, model ML yang telah dilatih sebelumnya untuk Speech-to-Text, penerjemahan, dan optical character recognition (OCR) yang mendukung lebih dari 100 bahasa, termasuk Bahasa Indonesia juga dapat diakses langsung.
Perusahaan juga dapat mengakses berbagai sumber daya perangkat keras dan perangkat lunak Google Cloud yang penting untuk implementasi aplikasi AI dengan lancar, baik di lingkungan yang sepenuhnya terputus maupun di ujung jaringan.
Ini mencakup Google Kubernetes Engine (GKE), GPU NVIDIA Tensor Core, mesin database portabel AlloyDB Omni, serta Dataproc untuk menjalankan analisis data open-source.
Kerja sama antara Indosat dan Google Cloud bertujuan untuk memberdayakan organisasi-organisasi di Indonesia dalam sektor publik dan industri penting, seperti pertahanan, perawatan kesehatan dan ilmu hayati, jasa keuangan, energi dan utilitas, serta manufaktur.
Mereka diharapkan dapat mempercepat transformasi digital dengan memanfaatkan kemampuan AI dan analitik terbaik, sambil memastikan kontrol dan perlindungan penuh terhadap data sensitif mereka.
Indosat Group, melalui usaha pusat datanya, berencana menyediakan opsi hosting untuk GDC di lokasi, memastikan bahwa data tetap berada di bawah kendali pelanggan dan berada dalam batas wilayah Indonesia. Ini mematuhi semua kerangka hukum dan kedaulatan, termasuk Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi dan Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2019.
"Indonesia sedang membuka jalan menuju era keemasannya pada tahun 2045. Kemitraan dengan Google Cloud didorong oleh upaya pemberdayaan Indonesia, yang bertujuan untuk menghadirkan solusi sovereign cloud dan edge cloud pertama di Tanah Air," kata Vikram Sinha, Direktur Utama dan Kepala Eksekutif Indosat Ooredoo Hutchison. (*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.