KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bakal menunjukkan pemulihan pada semester II 2025. Rebound IHSG ini bakal ditopang oleh beberapa sentimen.
Analis pasar modal sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan pasar modal Indonesia tengah menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang menjanjikan.
Setelah ditutup melemah tipis sebesar -0,14 persen di level 6.897 pada pekan lalu, Hendra melihat IHSG memperlihatkan kekuatan teknikal untuk rebound.
"Indeks berhasil bertahan dan memantul dari area support dinamis Moving Average (MA) 100, yang selama ini menjadi level krusial dalam pengambilan keputusan institusi besar," kata Hendra dalam risetnya, Senin, 30 Juni 2025.
Hendra menyampaikan, indikator stochastic saat ini bergerak ke area overbought yang mengisyaratkan potensi penguatan lanjutan dalam jangka pendek.
Secara teknikal, ia memprakirakan indeks bergerak dalam kisaran support 6.745 dan resistance 7.002 pada awal Juli, dengan peluang menembus ke atas jika didukung volume dan sentimen makro yang kondusif.
Penguatan IHSG di semester lI tahun ini juga diperkuat oleh faktor musiman (seasonality). Berdasarkan data historis sembilan tahun terakhir, kata Hendra, pada bulan Juli indeks konsisten mencatatkan penguatan, dengan probabilitas 100 persen dan rata-rata kenaikan sebesar +2,31 persen.
"Fenomena ini kerap dikaitkan dengan antisipasi pasar terhadap laporan keuangan semester I emiten serta ekspektasi terhadap pembagian dividen interim dari perusahaan-perusahaan besar, terutama perbankan," jelasnya.
Menurut Hendra, optimisme ini mendapat dukungan tambahan dari meredanya ketegangan geopolitik, khususnya konflik Iran-Israel yang kini telah memasuki fase gencatan senjata selama dua pekan lebih.
"Hal ini mendorong investor global kembali masuk ke aset berisiko, termasuk saham di pasar berkembang seperti Indonesia," terangnya.
Sentimen global lainnya juga mulai bergeser ke arah yang lebih positif. Meskipun ekonomi Amerika Serikat mencatat kontraksi -0,5 persen pada kuartal I, data pesanan manufaktur melonjak +16,4 persen pada Mei 2025—tertinggi sejak Juli 2014 menunjukkan masih kuatnya permintaan sektor riil.
Sementara itu, lanjut Hendra, China melaporkan surplus neraca berjalan sebesar USD165,4 miliar pada kuartal I, lebih dari tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
"Hal ini menjadi pertanda bahwa permintaan global terhadap komoditas dan barang konsumsi dari negara tersebut masih terjaga, yang berimplikasi positif bagi ekspor Indonesia dan saham-saham berbasis komoditas," ungkapnya.
Adapun dari dalam negeri, lanjut dia, pelaku pasar tengah menantikan sejumlah rilis data penting seperti PMI Manufaktur, neraca perdagangan, inflasi Juni, dan cadangan devisa.
Jika inflasi tetap terkendali dan neraca perdagangan kembali mencetak surplus, ruang untuk menjaga stabilitas suku bunga acuan tetap terbuka. Menurutnya, hal ini akan berdampak positif pada sektor konsumsi, properti, dan perbankan.
Dari sisi mikrostruktur pasar, kehadiran sekitar delapan emiten yang sedang dalam tahap bookbuilding untuk melakukan IPO pada awal semester II ini mencerminkan geliat positif dunia usaha terhadap pemulihan pasar modal.
"Namun, rata-rata ukuran IPO tersebut masih tergolong kecil sehingga belum berdampak signifikan terhadap kinerja agregat IHSG. Meski demikian, secara psikologis, gelombang IPO ini tetap menjadi sinyal kepercayaan dan membuka peluang bagi investor ritel untuk melakukan diversifikasi portofolio," tandasnya.
IHSG Diproyeksikan Terkoreksi Tipis, Turun 0,96 Persen
IHSG diproyeksikan terkoreksi pada perdagangan pagi ini, Senin, 30 Juni 2025. Analis MNC Sekuritas memprediksi IHSG terkoreksi sebesar 0,96 persen ke level 6,907 disertai dengan munculnya volume pembelian.
“Kami masih memperkirakan posisi IHSG sedang berada pada bagian dari wave [b] dari wave B, sehingga IHSG masih rawan untuk melanjutkan koreksinya,” kata tim analis MNC Sekuritas, Senin, 30 Juni 2025.
Tim analis memprakirakan, dalam jangka pendek, IHSG akan menguji 6,783-6,813, namun demikian waspadai akan adanya lanjutan koreksi yang cukup dalam pada rentang area 6,561-6,721.
MNC Sekuritas mengungkapkan, level support pada perdagangan pagi ini adalah 6,752, 6,632. Sedangkan untuk resistance berada di level 6,914, 6,994. (*)