KABARBURSA.COM - Pada perdagangan hari ini, Rabu, 8 Mei 2024, diperkirakan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki potensi untuk mengalami pergerakan yang bervariasi. Ini dipicu oleh ketidakpastian pasar yang mulai muncul kembali, baik dari aspek global maupun domestik.
Faktor yang turut berkontribusi termasuk pernyataan terbaru dari pejabat Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) yang mengurangi harapan akan penurunan suku bunga tahun ini.
Sementara itu, pada perdagangan sebelumnya, yaitu Selasa, 7 Mei, IHSG mengalami pelemahan sebesar 12,27 poin atau mengalami penurunan sebesar 0,17 persen, dengan penutupan perdagangan mencapai level 7.123.
Dari segi teknis, IHSG memiliki potensi untuk mengalami koreksi terlebih dahulu dan mencapai level dukungan di sekitar 7.100. Namun, jika IHSG tetap kuat di atas level dukungan tersebut, maka kemungkinan besar akan terjadi pemulihan dengan target penguatan yang terdekat menuju level 7.170 sebagai resistance potensial.
Selain itu, terdapat indikasi trendline pada level 7.200 yang dapat menjadi target dalam kerangka waktu harian. Namun, jika IHSG gagal bertahan, dukungan selanjutnya akan berada di sekitar level 7.050.
Sentimen yang mempengaruhi perdagangan hari ini utamanya berasal dari aspek global dan domestik. Gubernur Federal Reserve Bank of Minneapolis, Neel Kashkari, mengindikasikan bahwa kemungkinan besar Bank Sentral akan mempertahankan suku bunga pada tingkat yang sama untuk jangka waktu yang lama, sampai para pejabat yakin bahwa inflasi berada pada jalur yang sesuai dengan target mereka.
Dalam acara Milken Institute Global Conference, Selasa, 7 Mei kemarin, Neel Kashkari menyatakan, seperti yang dilaporkan oleh Bloomberg News, bahwa skenario yang paling mungkin adalah bahwa kita akan tetap berada pada situasi ini untuk waktu yang cukup lama.
Kashkari juga menyebutkan bahwa ia memperkirakan penurunan suku bunga antara dua hingga nol untuk tahun 2024, ketika pejabat bertemu pada bulan Juni, berdasarkan data inflasi yang tersedia.
Selanjutnya, Kashkari menambahkan bahwa ketidakpastian mengenai di mana posisi netral saat ini menciptakan tantangan bagi para pembuat kebijakan.