KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,78 persen ke level 7.852 pada perdagangan Rabu, 13 Agustus 2025.
Mengutip data RTI Business, sebanyak 263 saham menguat, 51 saham melemah, dan 255 saham stagnan. Adapun volume perdagangan pada pembukaan sesi I mencapai 647,410 juta lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp327,481 miliar.
Merujuk data Stockbit, PT Griptha Putra Persada Tbk. (GRPH) bertengger di posisi teratas top gainer dengan lonjakan 23,88 persen ke level Rp83 per saham.
Disusul oleh PT PP Presisi Tbk. (PPRE) yang menguat 20,75 persen ke Rp128, dan PT Pakuan Tbk. (UANG) yang naik 16,91 persen menjadi Rp318.
Kenaikan signifikan juga terjadi pada PT Trimuda Nuansa Citra Tbk. (TNCA) sebesar 13,98 persen ke Rp212, serta PT Toba Pulp Lestari Tbk. (INRU) yang naik 9,64 persen ke Rp910 per saham.
Sedangkan di daftar top loser, PT Chemstar Indonesia Tbk. (CHEM) memimpin pelemahan dengan penurunan 7,62 persen ke level Rp97 per saham.
PT Isra Presisi Indonesia Tbk. (ISAP) turun 6,67 persen ke Rp14, sementara PT Buana Finance Tbk. (BBLD) melemah 6,08 persen menjadi Rp850. Penurunan juga dialami PT Sona Topas Tourism Industry Tbk. (SONA) sebesar 4,48 persen ke Rp3.410, dan PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk. (OLIV) yang turun 4,17 persen ke Rp23 per saham.
Dari sektoral, sektor teknologi menjadi penopang utama dengan kenaikan 1,26 persen, diikuti sektor industri dasar yang menguat 0,78 persen, serta infrastruktur yang naik 0,75 persen.
Kenaikan juga terjadi pada sektor energi sebesar 0,65 persen, keuangan 0,62 persen, dan properti 0,43 persen. Sektor barang siklikal dan non-siklikal turut mencatat penguatan masing-masing 0,43 persen dan 0,38 persen. Sementara itu, sektor kesehatan, transportasi, dan industri naik tipis di kisaran 0,30–0,33 persen.
IHSG Berpotensi Tembus ke Level 8.000
IHSG sendiri ditutup meroket hingga 2,44 persen ke level 7.791 pada perdagangan Selasa, 12 Agustus 2025. Capaian ini dinilai bisa membuat indeks menuju ke level lebih jauh yakni 8.000.
Analis sekaligus Founder Republik Investor, Hendra Wardana mengatakan penguatan IHSG pada perdagangan kemarin dipengaruhi oleh kombinasi sentimen global dan domestik.
"Mulai dari kabar positif perpanjangan gencatan tarif antara Amerika Serikat dan China selama 90 hari, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, hingga derasnya arus dana asing pasca rebalancing indeks MSCI," ujar dia kepada Kabarbursa.com, Selasa, 12 Agustus 2025.
Adapun pada perdagangan kemarin, Bursa Efek Indonesia mencatat net buy asing jumbo sebesar Rp2,28 triliun, dengan fokus pembelian di saham-saham perbankan berkapitalisasi besar seperti BBRI (Rp718 miliar), BBCA (Rp569 miliar), dan BMRI (Rp511 miliar).
Hendra menyampaikan data estimasi passive flow menunjukkan Indonesia menjadi penerima arus modal terbesar di dunia dari rebalancing MSCI, yakni mencapai USD 1,17 miliar, mengungguli China (USD 298 juta) dan India (USD 110 juta).
"Fenomena ini memperlihatkan bahwa semakin banyak saham Indonesia yang masuk indeks global, semakin besar pula peluang masuknya modal asing yang dapat menopang reli IHSG," ungkapnya.
Dari sisi teknikal, Hendra mengungkap IHSG kini berada dalam fase bullish kuat dengan support terdekat di MA5 (7.626) serta resistance terdekat berada di level 7.806–7.911.
Jika mampu menembus level tersebut, IHSG berpotensi melanjutkan penguatan menuju harmonic resistance di kisaran 8.174–8.354 yang bertepatan dengan upper channel jangka panjang.
"Momentum positif ini masih mendapat dukungan dari stabilnya nilai tukar rupiah di kisaran Rp16.280/USD serta penguatan mayoritas bursa global," terangnya.
Untuk perdagangan hari ini Rabu, 13 Agustus 2025, Hendra melihat peluang penguatan IHSG masih terbuka, terutama jika aliran dana asing berlanjut.
Namun, ia mengimbau agar investor perlu mengantisipasi potensi aksi ambil untung menjelang resistance all time high. Menurutnya, fokus pergerakan masih akan tertuju pada saham perbankan big cap yang menjadi magnet dana asing.(*)