Logo
>

IHSG Dibuka Lemah 82 Poin: The Fed Dovish

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Dibuka Lemah 82 Poin: The Fed Dovish

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 82 poin atau turun -1,15 persen ke level 7,025 pada perdagangan di Jakarta, Kamis, 19 Desember 2024.

    Merujuk data perdagangan RTI Business, 78 saham menguat, 190 saham melemah, dan 202 saham mengalami stagnan.

    Sementara itu mengutip data perdagangan Stockbit, emiten yang baru saja melakukan IPO hari ini, MDYI justru masuk ke Zona merah dengan performa -23,94 persen.

    Saham-saham lainnya yang melemah ialah SAPX (-23,94 persen), SSTM (-11,04 persen), DMMX (-10,57 persen), dan KJEN (-10,14 persen).

    Adapun saham-saham yang mengalami penguatan di antaranya SONA (+15,79 persen), DPUM (+10,00 persen), NINE (+9,33 persen), NAYZ (+8,82 persen), dan LION (+8,51 pesen).

    Sementara itu Research Team PT Reliance Sekuritas Tbk memproyeksikan IHSG bergerak mixed dengan kencenderungan melemah dengan support pada level 7,050 dan resistance pada level 7,170 didorong oleh statement yang lebih hawkish dari The Fed dan pelemahan pada rupiah.

    "Secara teknikal, pelemahan IHSG mulai berada di area support pentingnya namun indicator stochastic dan MACD masih membentuk death cross sehingga belum ada konfirmasi rebound dari IHSG," tulis Reliance dalam risetnya.

    Bursa Asia Ikut Melemah

    Pasar saham Asia juga memulai hari dengan pelemahan signifikan setelah sinyal terbaru dari Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed) menunjukkan sikap yang lebih dovish dalam kebijakan suku bunganya. Indeks Nikkei 225 di Jepang mencatat penurunan 1,4 persen, sementara Topix merosot 1,27 persen.

    Di Korea Selatan, sentimen negatif mendorong indeks Kospi dan Kosdaq masing-masing turun 1,84 persen dan 1,92 persen. Hal serupa terjadi di Australia, di mana S&P/ASX 200 melemah hingga 1,91 persen. Namun, optimisme sempat terlihat di Hong Kong, dengan kontrak berjangka indeks Hang Seng berada di posisi 19.873, sedikit lebih kuat dibandingkan penutupan sebelumnya di 19.864,55.

    The Fed kemarin memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin ke kisaran 4,35-4,50 persen, yang sejalan dengan ekspektasi pasar. Meski langkah ini awalnya dianggap positif, pandangan jangka panjang bank sentral tersebut justru menunjukkan sikap hati-hati.

    Berdasarkan dot plot terbaru, para pejabat The Fed memperkirakan hanya akan menurunkan suku bunga sebanyak dua kali lagi pada 2025. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan ekspektasi sebelumnya pada September, yang mengindikasikan penurunan hingga 100 basis poin.

    Dot plot, matriks yang mencerminkan pandangan anggota Federal Open Market Committee (FOMC) mengenai arah suku bunga, menunjukkan perubahan kebijakan yang lebih terkendali. Selain itu, untuk tahun 2026 dan 2027, The Fed hanya merencanakan masing-masing dua dan satu kali pemotongan suku bunga.

    Dalam jangka panjang, tingkat suku bunga netral diperkirakan berada di angka 3 persen, sedikit lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya pada 2,9 persen. Hal ini mencerminkan pandangan komite terhadap perlunya menjaga kestabilan ekonomi di tengah dinamika global yang terus berkembang.

    Reaksi dari bursa Asia mencerminkan kekhawatiran atas perlambatan pemangkasan suku bunga yang dapat menekan likuiditas di pasar global. Meskipun pemangkasan kecil yang dilakukan The Fed menawarkan ruang untuk perbaikan, arah kebijakan jangka panjang yang moderat dinilai kurang memadai untuk mendukung pemulihan cepat di sektor-sektor sensitif suku bunga.

    Bagi investor, hal ini menegaskan perlunya strategi yang lebih berhati-hati dalam menghadapi prospek ekonomi global yang tidak pasti.

    Sementara pasar menanti langkah-langkah kebijakan selanjutnya, pelaku usaha dan investor di seluruh dunia perlu terus mencermati sinyal-sinyal dari bank sentral, terutama di tengah upaya untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tanpa memicu instabilitas keuangan.

    Wall Street Juga Tersungkur 

    Tidak hanya IHSG dan Bursa Asia yang lemah, pasar saham Wall Street juga ditutup lebih rendah pada hari Rabu, 18 Desember 2024 waktu setempat atau Kamis, 19 Desember 2024 dinihari WIB, dengan indeks Dow Jones anjlok lebih dari 1.100 poin. Melemahnya Wall Street terjadi setelah Federal Reserve AS memangkas suku bunga sesuai ekspektasi.

    Indeks Dow Jones mencatatkan penurunan harian terbesar sejak Agustus serta kerugian harian kesepuluh berturut-turut. Ini adalah rangkaian kerugian terpanjang sejak tahun 1974. Nasdaq dan S&P 500 juga mengalami penurunan harian terbesar dalam beberapa bulan terakhir.

    Setelah keputusan Fed, imbal hasil obligasi AS meningkat tajam, sedangkan dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya.

    Mengutip Reuters, Ryan Detrick, kepala strategi pasar di Carson Group, menyebut bahwa reaksi awal pasar terhadap keputusan Fed cenderung emosional, tetapi sering kali lebih terkendali keesokan harinya. Menurutnya, ekonomi AS tetap kuat dan Fed tidak berencana menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, meski pemangkasan selanjutnya kemungkinan baru akan terjadi pada 2025.

    Pada pertemuan terakhirnya tahun ini, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, sesuai prediksi pasar. Namun, mereka juga menurunkan proyeksi jumlah pemangkasan suku bunga tahun depan, dari empat kali menjadi dua kali hingga akhir 2025.

    Fed juga mengisyaratkan kemungkinan jeda dalam kebijakan moneter pada Januari mendatang. Keputusan ini sangat mengecewakan beberapa pelaku pasar yang berharap pernyataan Fed akan lebih akomodatif.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.