KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah -10,953 poin atau turun -0,14 persen ke level 7761.642 pada perdagangan Selasa, 22 Oktober 2024.
Mengutip perdagangan RTI Business, lima besar saham mengalami koreksi paling dalam seperti IOTF (-5,17 persen), PKPK (-4,62 persen), AKSI (-4,58 persen), PURI (-4,46 persen), dan MDLN (-3,77 persen).
Sementara lima saham yang menguat atau berada di top gainers adalah NIKL (+14,46), INPC (+6,38 persen), INTD (+5,66 persen), ESSA (+3,66 persen), dan JARR (+3,66 persen).
Di sisi lain, mayoritas sektoral dibuka menghijau pada perdagangan pagi ini. Teknologi menjadi sektor yang menguat signifikan dengan +0,73 persen, diikuti cyclical +0,51 persen, dan industrial +0,49 persen.
Sementara sektor yang berada di zona merah di antaranya finance dengan -0,21 persen dan infrastruktur -0,07 persen.
Saham-saham Eropa Kurang Bergairah
Diberitakan sebelumnya, Saham Eropa mengakhiri sesi perdagangan pada hari Senin, 21 Oktober 2024 dengan hasil yang kurang menggembirakan, ditandai dengan penurunan di berbagai sektor menjelang rilis laporan pendapatan dari beberapa perusahaan besar. Meskipun demikian, sektor energi berhasil mendapatkan angin segar berkat stabilnya harga minyak.
Seperti dikutip dari Reuters, indeks STOXX 600 yang mencakup pasar Eropa secara keseluruhan, turun 0,6 persen, dipimpin oleh sektor real estate yang merosot hampir 2 persen. Di sisi lain, saham-saham energi naik setelah harga minyak pulih dari penurunan 7 persen pekan lalu.
Pasar saham di negara-negara besar Eropa seperti Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol juga melemah, dengan penurunan berkisar antara 0,6 hingga 1 persen. Pekan lalu, indeks STOXX sempat menguat, didukung oleh keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) yang menurunkan suku bunga pada hari Kamis.
Gubernur bank sentral Lithuania, Gediminas Simkus, menyatakan bahwa ECB mungkin perlu mempertimbangkan penurunan suku bunga lebih lanjut jika penurunan inflasi terus berlanjut. Sementara itu, perhatian investor tertuju pada laporan pendapatan dari Deutsche Bank, Lloyds, dan Barclays yang akan menjadi penentu tren di sektor keuangan.
Russ Mould, direktur investasi di AJ Bell, mengatakan bahwa pasar akan memantau dengan seksama kenaikan kerugian pinjaman yang sebelumnya terlihat di bank-bank AS.
Di sektor teknologi, perhatian tertuju pada raksasa perangkat lunak Jerman, SAP, yang mewakili 15 persen dari indeks DAX. SAP akan melaporkan hasil pendapatan kuartal ketiganya, dan hasil ini akan menentukan arah saham teknologi, terutama setelah ASML, produsen peralatan chip, melaporkan hasil yang mengecewakan pekan lalu dan memicu penurunan di sektor semikonduktor global.
Di sisi lain, investor juga mengamati hasil jajak pendapat yang menunjukkan peluang mantan Presiden Donald Trump dalam pemilu AS semakin besar. Kemenangan Trump diperkirakan dapat membawa dampak negatif bagi ekonomi Eropa, dengan pengaruhnya tercermin dalam “Trump trades” seperti dolar AS dan mata uang kripto, bitcoin.
Saham asuransi juga mengalami tekanan, dipimpin oleh Munich Re yang turun 3 persen setelah Jefferies menurunkan peringkatnya menjadi “tahan,” dengan alasan prospek kenaikan terbatas. Sementara itu, JDE Peet’s, perusahaan kopi dan teh, melonjak 16,3 persen ke puncak STOXX 600 setelah mengumumkan penunjukan CEO baru dan mengonfirmasi target 2024.
Saham Forvia naik 5,2 persen setelah pemasok suku cadang otomotif asal Prancis tersebut mengamankan kontrak baru dengan produsen mobil China, BYD dan Xiaomi. Sebaliknya, saham Sanofi turun hampir 1 persen setelah perusahaan farmasi Prancis ini mengumumkan bahwa mereka sedang dalam pembicaraan eksklusif untuk menjual 50 persen saham di bisnis kesehatan konsumennya kepada perusahaan ekuitas swasta asal AS, Clayton Dubilier & Rice.
SGS, perusahaan pengujian dan inspeksi asal Swiss, turun 2,3 persen setelah RBC menurunkan peringkat sahamnya menjadi “underperform,” menunjukkan kinerja yang diperkirakan akan di bawah rata-rata.
Dengan dinamika pasar yang terus bergerak, investor perlu waspada terhadap perkembangan lebih lanjut di sektor-sektor kunci ini.
Indeks Wall Street Variatif
Dua indeks utama di Wall Street berakhir melemah pada perdagangan Senin, 21 Oktober 2024 karena imbal hasil (yield) obligasi pemerintah naik. Selain itu, investor tengah menunggu laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan besar.
Seperti dikutip dari Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 ditutup lebih rendah. Dow Jones Industrial Average turun 344,31 poin atau 0,80 persen, menjadi 42.931,60, sementara S&P 500 kehilangan 10,69 poin atau 0,18 persen, menjadi 5.853,98.
Hasil tersebut menghentikan kenaikan selama enam minggu berturut-turut. “Tidaklah aneh bagi pasar untuk ingin mengambil sedikit jeda setelah enam minggu berturut-turut mencetak rekor tertinggi,” kata Carol Schleif, kepala investasi di BMO Family Office.
Di samping itu, hanya Nasdaq Composite pada bursa Amerika Serikat (AS) yang berakhir positif. Indeks naik 50,45 poin atau 0,27 persen menjadi 18.540,01, didorong oleh Nvidia, yang naik 4,14 persen untuk ditutup pada rekor tertinggi di USD43,71.
Adapun yield obligasi 10 tahun mengalami kenaikan setinggi 4,17 persen, menjadi yang tertinggi dalam 12 minggu. “Kenaikan imbal hasil obligasi 10 tahun menyebabkan kebingungan bahwa mungkin ekonomi tumbuh terlalu cepat dan ketahanan pasar tenaga kerja tetap tinggi. Akibatnya, Fed mungkin akan lebih lambat menurunkan suku bunga,” kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research.
Padahal pada Jumat, 19 Oktober 2024, Dow Jones dan S&P 500 keduanya ditutup pada rekor tertinggi karena ketiga indeks utama membukukan kenaikan selama enam minggu berturut-turut, kemenangan terpanjang tahun ini. Banyak saham teknologi megacap yang sensitif terhadap suku bunga mengalami penurunan. Tesla turun 0,84 persen.
Setelah awal musim laporan laba yang cukup optimis, fokus tertuju pada 114 perusahaan S&P 500 yang dijadwalkan melaporkan laba minggu ini, termasuk Tesla, Coca-Cola, dan Texas Instruments.(*)