Logo
>

IHSG Dibuka Menguat Tipis ke 6.884, Diwarnai Aksi Jual Asing dan Sinyal Gencatan Senjata AS

IHSG sempat dibuka pada posisi 6.908,92 dan menyentuh level tertinggi di 6.918,78

Ditulis oleh Desty Luthfiani
IHSG Dibuka Menguat Tipis ke 6.884, Diwarnai Aksi Jual Asing dan Sinyal Gencatan Senjata AS
Hall Bursa Efek Indonesia. Foto: KabarBursa.com/Abbas

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis sebesar 14,97 poin atau 0,22 persen pada pembukaan perdagangan Rabu, 25 Juni 2025, ke level 6.884,14. 

    IHSG sempat dibuka pada posisi 6.908,92 dan menyentuh level tertinggi di 6.918,78 sebelum turun ke titik terendah intraday di 6.880,14.

    Total volume perdagangan di seluruh pasar tercatat sebesar 5,07 juta lot dengan nilai transaksi mencapai Rp477,40 miliar dalam 31.380 kali transaksi. Aktivitas perdagangan masih didominasi oleh investor domestik yang mencakup 61,59 persen transaksi, sementara investor asing berkontribusi sebesar 38,41 persen.

    Namun, tekanan jual dari investor asing masih terasa. Tercatat foreign buy senilai Rp3,64 triliun, sementara foreign sell mencapai Rp4,59 triliun, sehingga mencatatkan net sell asing di pasar reguler sebesar Rp942 miliar.

    Penguatan IHSG pagi ini mendapat sentimen positif dari kabar gencatan senjata yang yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dalam konflik bersenjata di Timur Tengah antara Iran dan Israel. Meski demikian, sejumlah analis memperingatkan bahwa kondisi geopolitik masih sangat dinamis dan berpotensi menimbulkan volatilitas lanjutan dalam beberapa hari ke depan.

    Di papan pencatatan, saham PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT) dari sektor properti mencatat kenaikan tertinggi, melonjak 25,00 persen ke harga Rp5.600. Disusul oleh PT Master Print Tbk (PTMR) dari sektor industri dasar yang naik 18,00 persen ke Rp354. Kemudian PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) juga dari sektor properti menguat 16,28 persen ke Rp1.000. PT Mitra Pack Tbk (PTMP) dari sektor industri naik 13,43 persen ke Rp76 dan PT LCK Global Kedaton Tbk (LCKM) dari sektor teknologi naik 9,90 persen ke Rp222.

    Sementara itu, saham-saham yang mengalami penurunan tertajam antara lain PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) dari sektor energi yang melemah 14,63 persen ke Rp140, PT Pudjiadi & Sons Tbk (PNSE) dari sektor properti turun 11,05 persen ke Rp845, dan PT Citra Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP) dari sektor industri turun 8,33 persen ke Rp11. PT Transkon Jaya Tbk (TRJA) dari sektor transportasi juga turun 8,09 persen ke Rp125, serta PT Soho Global Health Tbk (SOHO) dari sektor kesehatan yang turun 6,99 persen ke Rp665.

    Secara sektoral, sektor barang konsumsi siklikal memimpin penguatan dengan kenaikan 0,68 persen, diikuti oleh infrastruktur 0,67 persen, barang baku 0,65 persen, serta teknologi 0,60 persen. Adapun sektor keuangan mengalami tekanan dengan pelemahan 0,37 persen, disusul sektor transportasi yang turun 0,19 persen dan sektor kesehatan yang melemah tipis 0,04 persen.

    Dengan kondisi eksternal yang masih rentan dan potensi tekanan lanjutan dari capital outflow asing, investor disarankan untuk tetap berhati-hati dalam mengambil posisi, terutama menjelang rilis data ekonomi global dan arah lanjutan kebijakan The Fed.

    Namun, jika kondisi Timur Tengah kembali memanas ketegangan itu akan memicu kekhawatiran pelaku pasar global, dengan potensi skenario terburuk yang bisa menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke level 6.000–6.200. 

    Bahkan ancaman blokade Selat Hormuz oleh Iran disebut-sebut menjadi risiko terbesar yang dapat mengguncang pasar energi, mempercepat inflasi global, dan menjerumuskan ekonomi dunia ke jurang resesi.

    Analis pasar modal dari Traderindo Wahyu Laksono, memperingatkan bahwa keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik Iran-Israel memperburuk situasi dan membuat investor semakin menghindari aset-aset berisiko seperti saham.

    “Kalau situasi memburuk, IHSG bisa jatuh ke kisaran 6.000–6.200,” ujar Wahyu dikutip Selasa, 24 Juni 2025.

    Skenario terburuk, menurutnya, bukan hanya akan menekan indeks saham secara teknikal, tetapi juga menciptakan tekanan sistemik terhadap stabilitas keuangan Indonesia.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".