Logo
>

IHSG Dibuka Menguat Tipis, Tak Lama Langsung Koreksi

Sektor energi berada di posisi teratas penguatan usai naik sebesar 0,32 persen, diikuti sektor transportasi dan cyclical.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Dibuka Menguat Tipis, Tak Lama Langsung Koreksi
Papan pantau di BEI menunjukkan IHSG berada di zona merah, di level 7.158,08. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji).

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tipis 0,01 persen ke level 7.108 pada perdagangan Kamis, 19 Juni 2025. Namun usai dibuka menghijau, tidak lama setelahnya indeks terpantau koreksi. 

Mengutip data perdagangan RTI Business, pada sesi I hari ini sebanyak 165 saham menguat, 106 saham koreksi, dan 273 saham mengalami stagnan. Sementara itu volume perdagangan mencapai 234,137 juta lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp165,657 miliar.

Adapun merujuk data Stockbit, saham PT Andalan Sakti Primaindo Tbk (ASPI) bertengger di puncak top gainer setelah melonjak tajam sebesar 24,59 persen ke level 304. 

Kenaikan signifikan ini diikuti oleh PT SLJ Global Tbk (SULI) yang terapresiasi 16,49 persen ke harga 113, serta PT Green Power Group Tbk (LABA) yang naik 14,11 persen ke posisi 186.

Kinerja positif juga diraih oleh PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP) dan Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL) dengan masing-masing kenaikan 6,45 persen dan 6,25 persen. 

Di sisi lain, tekanan cukup besar terjadi pada saham-saham yang masuk dalam daftar top loser. Saham PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT) anjlok paling dalam, terkoreksi 15,00 persen ke level 442. 

Penurunan juga dialami oleh PT Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP) yang melemah 8,33 persen, serta PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO) yang merosot 7,83 persen ke level 153.

Sementara itu, PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA) dan PT Indal Aluminium Industry Tbk (INAI) juga turut mencatatkan penurunan masing-masing sebesar 7,18 persen dan 6,86 persen.

Dari sisi sektoral, mayoritas sektor terpantau menghijau. Sektor energi berada di posisi teratas penguatan usai naik sebesar 0,32 persen, diikuti sektor transportasi yang tumbuh 0,27 persen, dan sektor cyclical dengan kenaikan 0,22 persen. 

Adapun sektor-seperti yang mengalami pelemahan di antaranya ialah keuangan yang koreksi 0,14 persen, sektor properti setelah melemah 0,17 persen, dan sektor infrastruktur usai terkoreksi 0,01 persen. 

IHSG Hari ini Diprediksi Terkoreksi, Pasar Masih Mencari Arah

Sebelumnya diberitakan, IHSG berada di persimpangan penting. Jika indeks mampu menembus level 7.240, maka ada peluang melanjutkan penguatan menuju 7.263 hingga 7.355, sejalan dengan proyeksi terbentuknya wave (v) dari wave [a]. 

Namun, jika tekanan jual tak juga mereda, IHSG berisiko melanjutkan koreksi ke kisaran 6.721–6.919, sebagaimana disinyalir oleh skenario teknikal alternatif yang mengindikasikan pembentukan gelombang korektif lebih dalam.

Secara level, area support terdekat berada di 7.079 dan 7.009, sementara area resistance tetap dipantau di 7.240 dan 7.324. Pasar tampaknya menunggu konfirmasi arah, baik dari katalis eksternal seperti kondisi global maupun dari pergerakan sektoral dalam negeri.

Sementara itu analis pasar modal dan Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan, IHSG kini masih bertahan di atas area psikologis 7.000 meski terus tertekan oleh ketegangan geopolitik Iran-Israel, serta pelemahan mata uang rupiah.

Secara teknikal, Ia melihat IHSG menunjukkan kecenderungan konsolidasi melemah (sideways to bearish), dengan indikator RSI yang mulai turun ke kisaran 47 dan MACD yang mendekati dead-cross, mencerminkan tekanan jual yang meningkat. 

"Volume transaksi yang mulai menyusut juga menunjukkan minat beli jangka pendek mulai meredup," ujar dia dalam risetnya kepada KabarBursa.com, Rabu, 18 Juni 2025.

Kata Hendra, level support IHSG kini berada di 7.000–6.960, sedangkan resistance jangka pendek berada di kisaran 7.170–7.200. Apabila IHSG mampu bertahan di atas support tersebut dan ditopang akumulasi sektor tertentu, potensi rebound masih terbuka. 

"Namun, jika konflik Iran-Israel makin meluas dan rupiah terus melemah melewati Rp16.400, maka risiko tembus ke bawah 7.000 akan meningkat," ungkapnya.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Hutama Prayoga

Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.