Logo
>

IHSG Dibuka Terkoreksi, 212 Saham Ikutan Merosot

Ditulis oleh KabarBursa.com
IHSG Dibuka Terkoreksi, 212 Saham Ikutan Merosot

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan pada Selasa pagi, 27 Agustus 2024, dengan pergerakan negatif, Selasa 27 Agustus 2024.

    Pada pukul 9:25 WIB, indeks mengalami penurunan 0,56 persen dan berada pada level 7.563. Dalam pergerakannya, 208 saham mengalami penguatan, sementara 212 saham mengalami penurunan. Sebanyak 189 saham lainnya tetap pada posisi penutupan kemarin.

    Menurut Hadiyansyah, analis dari Mandiri Sekuritas, IHSG kemarin ditutup dengan penguatan terbatas, menunjukkan pergerakan bullish dalam jangka pendek.

    Untuk hari ini, IHSG diperkirakan akan bergerak dalam rentang support 7.565 hingga resistance 7.650. Dalam jangka menengah, IHSG diproyeksikan akan berada dalam rentang 7.490 hingga 7.750.

    Saham pilihan Mandiri Sekuritas hari ini mencakup BIRD, dengan rekomendasi beli dan target harga Rp 1.880. Selain itu, saham BTPS juga direkomendasikan untuk dibeli dengan target harga Rp 1.335 per saham.

    Di sisi lain, Fanny Suherman, Kepala Riset Retail BNI Sekuritas, memperkirakan IHSG hari ini berpotensi mengalami sedikit koreksi akibat kurangnya katalis.

    Rentang support IHSG diperkirakan berada di 7.530 hingga 7.560, dengan resistance di 7.620 hingga 7.650.

    Pada hari Senin, 26 Agustus, IHSG ditutup naik 0,82 persen ke level rekor 7.606,19. Kenaikan ini didorong oleh pembelian bersih asing sebesar Rp 660 miliar di pasar reguler.

    Pasar Asia Pasifik menunjukkan pergerakan yang bervariasi pada Senin 26 Agustus 2024 akibat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Ketegangan ini muncul dari bentrokan perdagangan antara Israel dan Hizbullah.

    Para investor tengah menimbang pernyataan dovish dari Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell.

    Pada Jumat 23 Agustus 2024, Powell mengisyaratkan kemungkinan pemangkasan suku bunga Federal Funds Rate (FFR), meski tanpa rincian spesifik mengenai waktu atau besaran penurunan tersebut.

    “Sudah saatnya kebijakan untuk disesuaikan. Arah perjalanan sudah jelas, namun waktu serta besaran pemangkasan suku bunga akan bergantung pada data yang ada, proyeksi yang berkembang, dan keseimbangan risiko,” ujar Powell dalam pidatonya di Jackson Hole, Wyoming.

    Pada akhir pekan lalu, Reuters melaporkan bahwa Angkatan Udara Israel melakukan serangan terhadap target-target Hizbullah di Lebanon, setelah kelompok bersenjata yang didukung Iran tersebut meluncurkan lebih dari 320 roket ke Israel.

    Hizbullah mengklaim serangan ini sebagai balasan atas pembunuhan Fuad Shukr, seorang komandan senior, oleh Israel bulan lalu.

    Meskipun demikian, Hizbullah mengindikasikan bahwa mereka tidak mempersiapkan serangan lanjutan. Menurut laporan Reuters, Menteri Luar Negeri Israel menyatakan bahwa negara tersebut tidak menginginkan perang skala penuh.

    Di Asia, para investor akan memantau suku bunga pinjaman jangka menengah dari Bank Sentral China (PBoC) pada hari Senin, serta data manufaktur Singapura untuk Juli 2024.

    Indeks Nikkei 225 Jepang turun 1,09 persen pada awal perdagangan, sementara Topix merosot 1,02 persen. Yen Jepang menguat 0,51 persen, diperdagangkan pada 143,64, level tertingginya sejak aksi jual Nikkei pada 5 Agustus 2024.

    Kospi Korea Selatan mengalami kenaikan 0,22 persen, dan Kosdaq berkapitalisasi kecil meningkat tipis 0,19 persen. S&P/ASX 200 Australia memulai hari dengan kenaikan 0,34 persen. Indeks Hang Seng (HSI) Hong Kong berjangka berada di level 17.733, lebih tinggi dibandingkan penutupan terakhir HSI di 17.612,1.

    Di AS, pada akhir pekan lalu, ketiga indeks utama mengalami kenaikan setelah komentar Powell. Dow Jones Industrial Average naik 1,14 persen, Nasdaq Composite meningkat 1,47 persen, dan S&P 500 naik 1,15 persen.

    Spekulasi The Fed 

    Sentimen seputar Federal Reserve (The Fed) belakangan ini menunjukkan adanya ketidakpastian dan spekulasi mengenai arah kebijakan moneter ke depan. Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, baru-baru ini memberikan isyarat penting terkait kemungkinan perubahan kebijakan yang dapat mempengaruhi pasar finansial global.

    Dalam pidatonya pada Jumat 23 Agustus 2024 di Jackson Hole, Wyoming, Powell mengisyaratkan bahwa The Fed mungkin akan mempertimbangkan pemangkasan suku bunga Federal Funds Rate (FFR).

    Namun, ia tidak memberikan rincian spesifik mengenai kapan atau seberapa besar pemangkasan tersebut akan dilakukan. Pernyataan ini, yang dikenal dengan istilah dovish, menyiratkan bahwa The Fed mungkin berusaha untuk merangsang pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global dan data ekonomi yang bervariasi.

    "Sudah saatnya kebijakan untuk disesuaikan. Arah perjalanan sudah jelas, namun waktu serta besaran pemangkasan suku bunga akan bergantung pada data yang ada, proyeksi yang berkembang, dan keseimbangan risiko," ungkap Powell.

    Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa keputusan akan didasarkan pada data terbaru dan kondisi ekonomi yang berkembang, memberikan indikasi bahwa The Fed mungkin akan lebih berhati-hati dalam melakukan perubahan kebijakan.

    Sentimen pasar terhadap pernyataan Powell beragam. Di satu sisi, investor berharap bahwa pemangkasan suku bunga dapat memberikan dorongan bagi perekonomian yang melambat dan mendorong investasi. Di sisi lain, ketidakpastian mengenai besaran dan waktu pemangkasan dapat menyebabkan volatilitas pasar. Selain itu, perhatian juga tertuju pada bagaimana keputusan tersebut akan mempengaruhi nilai tukar mata uang dan aliran modal global.

    Di tengah ketegangan geopolitik, seperti ketegangan di Timur Tengah dan ketidakpastian ekonomi global, komentar Powell menjadi sangat relevan. Para pelaku pasar memantau dengan seksama setiap petunjuk tentang arah kebijakan moneter untuk mengantisipasi dampaknya terhadap pasar saham, obligasi, dan mata uang.

    Pada akhir pekan lalu, komentar dovish dari Powell turut mempengaruhi pergerakan indeks utama di pasar saham AS. Ketiga indeks utama mengalami kenaikan, dengan Dow Jones Industrial Average naik 1,14 persen, Nasdaq Composite meningkat 1,47 persen, dan S&P 500 naik 1,15 persen. Kenaikan ini mencerminkan optimisme investor terhadap kemungkinan dukungan tambahan dari The Fed.

    Secara keseluruhan, sentimen terhadap The Fed mencerminkan ketidakpastian dan harapan yang bercampur aduk. Sementara beberapa pihak melihat potensi pemangkasan suku bunga sebagai langkah positif untuk mendukung perekonomian, yang lain khawatir tentang dampak jangka panjang dan risiko inflasi.

    Dengan data ekonomi yang terus berkembang, perhatian pasar akan terus tertuju pada keputusan selanjutnya dari Federal Reserve. (*)

     

     

     

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi