KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG diprediksi akan kembali berkutat di titik terendah karena beberapa sentimen pada perdagangan Senin, 24 Maret 2025.
Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata mengatakan IHSG bisa diperkirakan akan kembali uji Support dari titik terendah belum lama ini di sekitar 6.200-6.150, up to level psikologis 6.000.
"Berhubung IHSG masih takluk oleh Resistance terdekat yaitu MA10 & MA20 di jajaran 6460-6500," ujar dia dalam risetnya yang diterima kabarbursa.com, Senin, 24 Maret 2025.
Liza mengungkap, sentimen buyback saham dari sejumlah emiten dalam waktu dekat ini diharapkan bisa menjadi buffer untuk menahan pelemahan IHSG lebih lanjut, dan mendorong minat belanja saham para investor atau trader.
Menurut informasi yang dirangkum kabarbursa.com, beberapa emiten yang akan buyback saham ialah BNGA, BBNI, BBRI, BMRI, CNMA, TPIA, hingga BREN.
Lebih jauh Liza menerangkan terdapat sentimen di dunia yang akan mempengaruhi pasar. Semisal, beberapa pejabat tinggi bank sentral Amerika Serikat (AS) yang mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk mengukur dampak ekonomi dari implementasi tarif Presiden AS Donald Trump.
"Dan bank sentral masih memiliki waktu untuk menentukan arah kebijakan moneter mereka," katanya.
Adapun serangkaian pertemuan kebijakan bank sentral menjadi fokus investor sepanjang minggu lalu. Liza menuturkan, tema umum di antara pembuat kebijakan moneter adalah kehati-hatian, dengan kebanyakan dari mereka mengadopsi sikap 'Wait & See' terhadap tarif dan kebijakan perdagangan Trump.
"Para investor sepertinya cemas menunggu klarifikasi mengenai rincian tarif timbal balik Trump yang diperkirakan akan berlaku pada 2 April mendatang," tuturnya.
Sentimen lainnya yang patut dicermati adalah, serangan udara Israel di Gaza dan ledakan besar dari serangan drone Ukraina di lapangan udara militer Rusia. Liza bilang, hal ini bisa menurunkan selera aset berisiko dan meningkatkan daya tarik aset safe-haven.
Seperti diketahui, IHSG mengalami penurunan sebesar 3,95 persen menjadi berada pada level 6.258,179 pada pekan lalu periode 17–21 Maret 2025. Penurunan turut dialami oleh kapitalisasi pasar Bursa sebesar 3,68 persen menjadi Rp10.822 triliun dari Rp11.235 triliun pada sepekan sebelumnya.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Kautsar Primadi Nurahmad menyampaikan, investor asing pada Jumat, 21 Maret 2025, mencatatkan nilai jual bersih Rp2,35 triliun.
"Sementara sepanjang 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp33,18 triliun," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 21 Maret 2025.
IHSG Diprediksi Terkoreksi, Saham ini Bisa Jadi Pilihan
Sementara itu Analis MNC Sekuritas memproyeksikan IHSG terkoreksi sebesar 1,94 persen ke level 6.258 disertai tekanan jual.
“Kami memperkirakan, posisi IHSG saat ini sedang berada pada bagian dari wave [v] dari wave A, sehingga waspadai akan IHSG yang pergerakannya masih rawan terkoreksi ke rentang 5,879-5,975. Hal tersebut akan terjadi apabila IHSG break dari 6,011,” kata Tim Analis MNC Sekuritas, Minggu, 24 Maret 2025.
MNC Sekuritas mengungkapkan, level support pada perdagangan pagi ini adalah 6,011, 5,938. Sedangkan untuk resistance berada di level 6,445, 6,557.
Adapun beberapa saham yang direkomendasikan oleh tim MNC sekuritas pada perdagangan pagi ini, antara lain: AMRT, AVIA, LSIP dan MAPA.
AMRT - Buy on Weakness
AMRT terkoreksi agresif 8,92 persen ke 1,940 disertai dengan adanya peningkatan tekanan jual. Tim analis memperkirakan, posisi AMRT sedang berada pada bagian dari wave [v] dari wave C, sehingga AMRT masih rawan melanjutkan koreksinya.
Buy on Weakness: 1,815-1,910
Target Price: 2,080, 2,250
Stoploss: below 1,785
AVIA - Buy on Weakness
AVIA terkoreksi 2,42 persen ke 404 disertai dengan tingginya tekanan jual. Tim analis memperkirakan, posisi AVIA saat ini sedang berada pada bagian awal dari wave 2, sehingga AVIA akan rawan melanjutkan koreksinya.
Buy on Weakness: 368-398
Target Price: 418, 450
Stoploss: below 336
LSIP - Buy on Weakness
LSIP terkoreksi 7,17 persen ke 1,035 disertai dengan munculnya tekanan jual. Tim analis perkirakan, posisi LSIP sedang berada pada bagian dari wave (b) dari wave [y] pada skenario hitam, sehingga LSIP masih rawan koreksi sekaligus menutup area gap-nya.
Buy on Weakness: 985-1,025
Target Price: 1,070, 1,120
Stoploss: below 935
MAPA - Spec Buy
MAPA terkoreksi agresif 9,70 persen ke 605 disertai dengan adanya peningkatan tekanan jual. Kami perkirakan, posisi MAPA sedang berada pada akhir dari wave [v] dari wave C, sehingga koreksi MAPA akan relatif terbatas.
Spec Buy: 575-600
Target Price: 660, 715
Stoploss: below 535 (