Logo
>

IHSG Diproyeksi Lanjutkan Koreksi, Saham-saham ini Menarik Dilirik

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
IHSG Diproyeksi Lanjutkan Koreksi, Saham-saham ini Menarik Dilirik

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG diprediksi masih akan melanjutkan koreksi dalam beberapa waktu ke depan. Berdasarkan analisis dari MNC Sekuritas, IHSG saat ini berada di fase akhir wave [b] dari wave B, yang berarti ada potensi koreksi lanjutan untuk menguji area support krusial di level 7.065 hingga 7.112.

    “Tekanan jual masih mendominasi IHSG. Kami memproyeksikan posisi indeks saat ini berada di akhir wave [b] dari wave B, sehingga ada potensi koreksi lebih lanjut untuk menguji level support 7.065-7.112,” ungkap Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana dalam riset hariannya, Rabu, 18 Desember 2024.

    Herditya menjelaskan, dalam skenario koreksi yang lebih dalam, IHSG berpotensi menguji support di level 7.041 hingga 6.967. Sementara itu, resistensi jangka pendek yang perlu dicermati berada di area 7.341 hingga 7.530. Level ini menjadi penentu apakah IHSG mampu kembali ke zona penguatan atau justru tertekan lebih dalam.

    Sentimen Penggerak IHSG

    Sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG saat ini mencakup faktor eksternal dan internal. Di sisi global, kebijakan suku bunga The Fed yang masih menjadi fokus investor turut memengaruhi pergerakan pasar.

    Ekspektasi penurunan suku bunga yang lebih lambat di 2025 menambah tekanan di pasar saham. Di sisi lain, ketidakpastian ekonomi global, termasuk perlambatan ekonomi di China dan Eropa, menambah kekhawatiran pasar.

    Sementara itu, dari dalam negeri, aksi jual yang terjadi pada saham-saham kapitalisasi besar atau blue chip menekan pergerakan IHSG. Rotasi sektor oleh investor ke saham-saham teknologi dan defensif menjadi faktor tambahan yang memengaruhi dinamika pasar.

    Saham Menarik Dilirik

    Di tengah potensi koreksi ini, beberapa saham dinilai menarik untuk dilirik, terutama bagi investor yang ingin memanfaatkan momentum harga yang terkoreksi namun berpotensi untuk rebound dalam jangka pendek.

    1. ARTO (PT Bank Jago Tbk)

    Saham perbankan digital ini menunjukkan peluang rebound teknikal setelah mengalami tekanan dalam beberapa hari terakhir. Fokus pada peningkatan layanan digital dan strategi ekspansi masih menjadi katalis positif.

    2. BREN (PT Barito Renewables Energy Tbk)

    Emiten energi terbarukan ini memiliki prospek jangka panjang yang solid di tengah transisi energi global. Dengan dukungan proyek energi bersih, saham ini layak untuk dipantau.

    3. ITMG (PT Indo Tambangraya Megah Tbk)

    Sebagai salah satu pemain utama batu bara, ITMG diuntungkan oleh tren harga komoditas yang relatif stabil. Saham ini menarik di tengah koreksi IHSG untuk diversifikasi sektor.

    4. TLKM (PT Telkom Indonesia Tbk)

    Saham ini masih menjadi pilihan defensif bagi investor karena bisnis yang stabil di sektor telekomunikasi dan peningkatan pendapatan dari layanan digital.

    Waspada Aksi Jual dan Rotasi Sektor

    Meskipun terdapat beberapa saham menarik, investor diimbau tetap berhati-hati terhadap tekanan jual yang masih mendominasi pasar. Rotasi sektor ke saham teknologi dan defensif, serta aksi profit taking pada saham kapitalisasi besar, perlu menjadi perhatian utama.

    Menurut Herditya, pelaku pasar perlu mencermati pergerakan indeks dalam beberapa hari ke depan. Apabila IHSG mampu bertahan di area support kritis, potensi technical rebound bisa terjadi, terutama menjelang akhir tahun yang biasanya diiringi oleh sentimen window dressing.

    Tren Melemah

    Kemarin, IHSG melanjutkan tren pelemahan di tengah sentimen negatif yang datang dari dalam dan luar negeri. Tekanan jual yang terjadi seiring dengan rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen mulai tahun depan, membuat para investor semakin berhati-hati dalam merespons kondisi pasar.

    Di sisi lain, pelaku pasar juga masih menunggu keputusan suku bunga dari Federal Reserve yang dijadwalkan diumumkan Rabu malam waktu Amerika Serikat.

    IHSG turun signifikan sebesar 100,90 poin atau 1,39 persen ke level 7.157,73. Indeks LQ45 turut melemah hingga 2,25 persen ke posisi 842,33, menandakan saham-saham berkapitalisasi besar menjadi sasaran utama aksi jual.

    Aktivitas perdagangan cukup padat dengan volume mencapai 16,77 miliar saham senilai Rp11,62 triliun, termasuk transaksi negosiasi sebesar Rp1,99 triliun. Namun demikian, dominasi saham yang melemah terlihat jelas dengan 441 saham mencatatkan penurunan, hanya 157 saham yang mengalami penguatan, sementara 188 saham stagnan.

    Dari pasar global, situasi tampaknya belum berpihak pada aset berisiko seperti saham, termasuk di Asia. Wall Street menunjukkan pergerakan yang cenderung datar menjelang pertemuan terakhir Federal Reserve tahun ini.

    Ketidakpastian terkait kebijakan moneter AS masih menahan langkah investor untuk kembali masuk ke pasar. Saham Nvidia, salah satu pemimpin sektor teknologi, memasuki fase koreksi, sementara kekhawatiran muncul di Eropa setelah parlemen Jerman dibubarkan, yang menambah volatilitas di pasar saham.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).