KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi pada sesi terakhir, Jumat, 24 Janyari 2025. Saat itu, IHSG turun sebesar 0,92 persen dan berakhir di level 7.166.
Tekanan jual sepertinya masih menjadi faktor dominan yang menghantui pergerakan IHSG pada Kamis, 30 Januari 2025 ini. Dalam jangka pendek, indeks berpotensi untuk kembali terkoreksi.
Area rentang 7,097 hingga 7,140 menjadi level pengujian berikutnya, dengan area support terdekat di angka 7,079. Namun, jika IHSG dapat bertahan di atas support tersebut, maka peluang untuk kembali menguat ke kisaran 7,341 hingga 7,420 masih terbuka, mengikuti potensi lanjutan wave [c].
Di tengah proyeksi IHSG yang terkoreksi, beberapa saham ini mendapatkan rekomendasi dari MNC Sekuritas.
Pada sektor saham individu, ada beberapa saham yang patut diperhatikan. Saham BULL mengalami penguatan yang signifikan, dengan kenaikan mencapai 3,03 persen menjadi 136.
Dominasi volume pembelian menunjukkan bahwa BULL saat ini berada pada fase uptrend yang kuat. Posisi saham ini diyakini sedang berada pada fase awal wave (iii) dari wave [c], yang memberi peluang bagi para investor untuk melakukan pembelian saat harga melemah.
Pada rentang harga antara 129 hingga 133, BULL berpotensi mencapai target harga di kisaran 140 hingga 146, dengan level stoploss di bawah 124.
Sementara itu, saham INDF menguat 0,67 persen menjadi 7,550 meskipun masih dibayangi oleh tekanan jual. Saham ini diperkirakan berada dalam pola triangle, yang menunjukkan bahwa INDF sedang menyelesaikan wave d dari wave (b) dalam struktur wave [ii].
Di tengah pola konsolidasi ini, para trader dapat mempertimbangkan pembelian spekulatif pada rentang harga 7,450 hingga 7,525, dengan target harga 7,625 hingga 7,700. Posisi stoploss berada pada level di bawah 7,375.
Saham ITMG mencatatkan koreksi tipis sebesar 0,28 persen menjadi 26,325, dan saat ini masih didominasi oleh tekanan jual. Kondisi teknikal menunjukkan bahwa ITMG berada dalam bagian wave b dari wave (b) dalam struktur wave [e].
Dengan kondisi ini, saham ITMG bisa dijadikan peluang untuk membeli ketika harga melemah di kisaran 25,600 hingga 26,225, dengan target harga pada level 26,900 hingga 27,250. Stoploss yang disarankan ada di bawah 24,975.
Terakhir, saham MEDC tercatat terkoreksi cukup tajam sebesar 1,78 persen ke level 1,105, yang disertai dengan lonjakan volume penjualan. Namun, jika saham ini mampu bertahan di atas level 1,065 sebagai stoploss-nya, maka posisi MEDC diperkirakan berada di awal wave (c) dari wave [y].
Para investor bisa memanfaatkan koreksi ini sebagai peluang pembelian dengan rentang harga di kisaran 1,080 hingga 1,100. Dengan target harga yang bisa dicapai di kisaran 1,150 hingga 1,240, serta stoploss di bawah level 1,065, MEDC memberikan kesempatan bagi investor yang memilih strategi Buy on Weakness.
Rekomendasi RHB Sekuritas
Sementara itu, Muhammad Wafi dari RHB Sekuritas Indonesia, memberikan gambaran yang menarik tentang pergerakan pasar, khususnya IHSG dan beberapa saham shariah-compliant.
Menurut risetnya, IHSG terlihat tengah menjalani fase koreksi setelah mencapai resistance pada garis MA200. Indeks saham ini juga mengalami breakdown pada support garis MA50 dengan volume yang relatif rendah.
Di bawah garis MA50, IHSG berpotensi melanjutkan koreksinya dan menguji level support di garis MA20. Namun, jika IHSG mampu breakout dan melewati garis MA50, hal ini bisa membuka peluang bagi indeks untuk rebound dan menguji resistance di sekitar level MA200.
Beralih pada beberapa saham shariah-compliant yang menjadi sorotan, ada beberapa rekomendasi menarik.
Pertama, saham INDF yang saat ini berada pada level 7.550, direkomendasikan untuk dibeli (BUY) dengan outlook yang positif seiring dengan breakout di level 7.500. Target harga yang bisa dicapai adalah 7.800 hingga 8.200, sementara titik exit yang disarankan adalah jika harga turun di bawah 7.300.
Selanjutnya, saham MYOR juga mendapat rekomendasi BUY. Saham ini tengah mencatatkan harga di 2.520 dan diharapkan bisa breakout di level 2.500. Dengan proyeksi level harga yang lebih tinggi di kisaran 2.600 hingga 2.740, exit point yang disarankan adalah jika saham ini turun ke bawah 2.410.
Saham AUTO juga masuk dalam rekomendasi BUY on Breakout. Harga saat ini berada di 2.090, dan breakout yang diinginkan terjadi di level 2.120. Potensi kenaikan harga diperkirakan mencapai 2.230 hingga 2.300, dengan level exit jika harga menurun di bawah 2.060.
Terakhir, saham SSIA juga menunjukkan prospek positif dengan rekomendasi BUY on Breakout. Saat ini diperdagangkan di level 1.045, dan breakout yang diantisipasi di level 1.045 tersebut diharapkan membawa saham ini ke level 1.150 hingga 1.275. Namun, jika harga turun di bawah 990, rekomendasi ini disarankan untuk exit.
Secara keseluruhan, meski ada potensi koreksi pada IHSG, beberapa saham menunjukkan peluang untuk breakout dengan outlook positif. Bagi para investor, penting untuk memperhatikan level-level kritikal untuk memaksimalkan keuntungan, sekaligus membatasi kerugian berdasarkan titik-titik exit yang telah ditentukan.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.