KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih diproyeksikan melemah pada perdagangan awal pekan ini, Senin, 10 Februari 2024. Beberapa saham yang direkomendasikan oleh analis untuk perdagangan pagi ini adalah BBRI, ITMG, MIKA, dan TOBA.
Analis MNC Sekuritas memproyeksikan IHSG bakal terkoreksi agresif 1,93 persen ke level 6.742 disertai munculnya tekanan jual.
“Kami perkirakan posisi IHSG sudah berada di akhir wave (iii) dan wave [c], sehingga koreksinya akan relatif terbatas dan berpeluang menguat untuk membentuk wave (iv) ke rentang area 6,767-6,891 sekaligus menutup area gap yang ada,” tulis tim analis MNC Sekuritas dalam keterangannya, Senin, 10 Februari 2025.
MNC Sekuritas mengungkapkan, level support pada perdagangan pagi ini adalah 6,639, 6,542. Sedangkan untuk resistance berada di level 6,830, 6,931.
Adapun beberapa saham yang direkomendasikan oleh tim MNC sekuritas pada perdagangan pagi ini, antara lain: BBRI, ITMG, MIKA, dan TOBA.
BBRI - Spec Buy
BBRI menguat 1,51 persen ke 4,030 disertai dengan tingginya volume pembelian. Tim MNC Sekuritas memprakirakan, posisi BBRI sedang berada pada bagian dari wave [ii] dari wave 1, sehingga koreksi BBRI akan relatif terbatas dan berpeluang menguat.
Spec Buy: 3,890-3,920
Target Price: 4,110, 4,340
Stoploss: below 3,800
ITMG - Buy on Weakness
ITMG menguat 0,88 persen ke 25,675 disertai dengan munculnya volume pembelian. Kami perkirakan, posisi ITMG saat ini sedang berada pada awal dari wave c dari wave (b), sehingga ITMG berpeluang melanjutkan penguatannya.
Buy on Weakness: 25,425-25,625
Target Price: 26,100, 26,725
Stoploss: below 24,975
MIKA - Buy on Weakness
MIKA menguat 2,97 persen ke 2,430 disertai dengan tingginya volume pembelian. Selama masih mampu berada di atas 2,290 sebagai stoplossnya, maka posisi MIKA saat ini sedang berada pada bagian dari wave (c) dari wave [ii].
Buy on Weakness: 2,360-2,400
Target Price: 2,500, 2,620
Stoploss: below 2,290
TOBA - Sell on Strength
TOBA terkoreksi 7,46 persen ke 372 disertai dengan munculnya volume penjualan. Analis memperkirakan, posisi TOBA saat ini sedang berada pada bagian dari wave (v) dari wave [c] dari wave B. Hal tersebut berarti, TOBA masih rawan terkoreksi untuk menguji rentang 272-308 sebagai area koreksinya.
Sell on Strength: 386-396
Ada Peluang untuk Investor
Seperti dibertakan sebelumnya, Senior Technical Analyst Panin Sekuritas, Mayang Anggita, mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG yang anjlok signifikan pada penutupan Jumat, 7 Februari 2025, bisa menjadi peluang bagi para investor.
Mayang melihat bahwa IHSG saat ini sedang menguji area support di level 6.700 sampai 6.750. Dengan pola hammer candle, terdapat peluang untuk rebound ke level 6.830.
“Tapi di sisi lain, stochastic-nya ini arahnya masih ke bawah, artinya masih ada kemungkinan untuk melanjutkan kelemahan. Support-nya itu sebenarnya enggak terlalu jauh, ada di sekitar 6.600,” kata Mayang dalam segmen Dialog Analis Kabar Bursa Hari Ini di kanal YouTube KabarBursaCom pada Jumat, 7 Februari 2025.
Menurut dia, IHSG mengalami tekanan jual yang signifikan dalam beberapa hari terakhir. Kendati demikian, kondisi itu bisa menjadi peluang bagi investor untuk mendapatkan saham-saham berkualitas dengan harga miring.
Contohnya saham di sektor keuangan, meski sempat terjun tajam. Pada perdagangan hari ini berpotensi menjadi titik balik untuk rebound dalam waktu dekat.
“Kalau saya melihat indeks sektor finansial, posisi saat ini masih ada di sekitar area support. Justru, dengan kondisi IHSG yang turun cukup dalam, ini sebetulnya sebuah peluang. Di mana kita bisa mendapatkan saham-saham bagus dengan kondisi yang sudah terdiskon cukup dalam,” ujar dia.
Mayang membeberkan beberapa saham perbankan utama seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) pada Jumat, 7 Februari 2025 malah mulai menunjukkan tanda-tanda rebound setelah mengalami pelemahan dalam sepekan terakhir.
“BBRI naik 1,51 persen, BMRI juga sudah rebound 0,98 persen, dan BBCA naik lebih tinggi lagi, yaitu 4,47 persen. Untuk BBCA, posisinya cukup baik karena ada bullish divergence,” ucap dia.
Mayang menyarankan investor untuk melakukan pembelian bertahap alias buy on weakness, alih-alih langsung mengalokasikan seluruh modalnya dalam sekali transaksi. Namun tetap memperhatikan kinerja keuangannya.
Sementara untuk sektor energi, bahan baku, dan infrastruktur mengalami koreksi tajam, yang menurut Mayang disebabkan oleh aksi ambil untung setelah mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa waktu terakhir.
Mayang memilih untuk menunggu keputusan resmi sebelum memberikan spekulasi lebih lanjut untuk melihat apakah fluktuasi harga saham salah satunya karena kebijakan Bank Indonesia dalam menetapkan suku bunga. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.