KABARBURSA.COM -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan kinerja kuat dalam pekan sebelumnya. IHSG berhasil menguat sebesar 0,16persen atau 11,8 poin, mencapai level 7.350,15 pada penutupan perdagangan Jumat 22 Maret 2024. Dengan capaian ini, IHSG mengalami penguatan sebesar 0,3persen selama seminggu.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, mengidentifikasi beberapa sentimen yang mendorong pergerakan IHSG selama seminggu tersebut. Pertama, rilis data industri China. Kedua, keputusan suku bunga di China, Indonesia, dan Amerika Serikat (AS).
“Selain itu, kita juga melihat pergerakan harga komoditas, khususnya penguatan harga emas,” ungkapnya pada akhir pekan.
Berdasarkan analisisnya, Herditya meyakini bahwa IHSG berpotensi mengalami penguatan pada perdagangan Senin (25/3) dengan level support di 7.302 dan resistance di 7.361. “Sentimen positif muncul karena akan ada rilis data ekonomi AS dan China,” tambahnya.
Secara teknikal, Herditya merekomendasikan beberapa saham untuk dipertimbangkan oleh investor. Saham-saham tersebut antara lain ASSA dengan target harga Rp 895 - Rp 960 per saham, BIRD Rp 1.810 - Rp 1.880 per saham, dan ASII Rp 5.425 - Rp 5.600 per saham.
Sementara itu, Analis Ekuitas Kanaka Hita Solvera, William Wibowo, memandang bahwa IHSG dalam fase koreksi yang wajar pada pekan ini.
“Ini merupakan aksi profit taking setelah IHSG mencatatkan all time high (ATH) baru,” ungkapnya Jumat (22/3).
Menurut William, IHSG berpotensi melanjutkan koreksi pada hari Senin berikutnya.
“IHSG kemungkinan akan menguji support di level 7.300 dan 7.280, dengan resistance di level 7.400 secara teknikal,” jelasnya.
Untuk perdagangan Senin mendatang, William merekomendasikan untuk membeli saham BBYB dengan pergerakan di level support Rp 210 per saham dan resistance Rp 320 per saham.
Selain itu, dia juga menyarankan pembelian saham BIRD dengan level support Rp 1.675 per saham dan resistance Rp 1.880 per saham. Kemudian, rekomendasi buy on weakness untuk saham MYOR dengan support Rp 2.330 per saham dan resistance Rp 2.700 per saham.