Logo
>

IHSG Ditutup Melemah di Tengah Penguatan Mayoritas Bursa Asia

Ditulis oleh Pramirvan Datu
IHSG Ditutup Melemah di Tengah Penguatan Mayoritas Bursa Asia

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan perdagangan Senin sore ditutup dengan koreksi tajam di tengah penguatan sebagian besar bursa saham di kawasan Asia.

    IHSG anjlok 168,98 poin atau 2,20 persen ke level 7.527,93. Sementara itu, indeks LQ45, yang mewakili 45 saham unggulan, ikut turun sebesar 21,01 poin atau 2,19 persen ke posisi 938,92.

    “Bursa regional Asia bergerak variatif. Pelaku pasar tampaknya sedang mencermati berbagai sentimen dari pasar keuangan,” ungkap Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam laporannya di Jakarta, Senin 30 September 2024.

    Dari Jepang, para pelaku pasar menantikan arah kebijakan dari Perdana Menteri baru, Shigeru Ishib, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Ishib berhasil meraih kemenangan dalam pemilihan Partai Demokrat Liberal pada Jumat lalu dan akan menggantikan Fumio Kishida sebagai pemimpin Jepang. Pelaku pasar tengah menunggu kejelasan sikap Ishib yang sebelumnya kritis terhadap kebijakan moneter Bank of Japan (BoJ) serta menilai bahwa kebijakan perlu tetap akomodatif di tengah situasi ekonomi yang belum stabil.

    Sementara itu, dari China, Bank Sentral China (PBoC) kembali menambah stimulus dengan mengarahkan bank-bank komersial untuk memangkas suku bunga kredit perumahan yang ada. Kebijakan ini bertujuan untuk meringankan beban rumah tangga di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi.

    Di dalam negeri, pasar saham domestik terlihat masih tertekan oleh kebijakan stimulus China tersebut. Aksi agresif PBoC membuat arus modal beralih ke China, yang berpotensi memicu aliran modal keluar dari Indonesia (capital outflow).

    Data dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan, dalam periode 23-26 September 2024, aliran modal asing keluar bersih dari pasar keuangan domestik mencapai Rp9,73 triliun. Rinciannya, modal asing yang keluar dari pasar saham sebesar Rp2,88 triliun, dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp1,30 triliun, dan dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp5,55 triliun. Hal ini mengakibatkan kenaikan premi risiko investasi.

    Sejak awal perdagangan, IHSG sudah berada di zona merah dan betah di wilayah negatif hingga sesi penutupan pertama. Memasuki sesi kedua, IHSG tetap tidak mampu beranjak dari tren negatif hingga akhir perdagangan.

    Dilihat dari indeks sektoral IDX-IC, hanya dua sektor yang berhasil mencatatkan kenaikan, yakni sektor transportasi & logistik yang memimpin dengan kenaikan 0,78 persen, disusul oleh sektor barang baku yang naik sebesar 0,29 persen. Sementara itu, sembilan sektor lainnya tertekan, dengan sektor energi mencatatkan penurunan terdalam sebesar 1,74 persen, diikuti sektor barang konsumen non-primer dan sektor infrastruktur yang masing-masing terkoreksi 1,71 persen dan 1,49 persen.

    Saham-saham yang mencatatkan penguatan terbesar antara lain KIOS, PKPK, BOBA, BRMS, dan PYFA. Sebaliknya, saham-saham yang mengalami pelemahan paling tajam diantaranya PMMP, MLPL, TOBA, BREN, dan LABA.

    Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 1.365.560 kali transaksi dengan volume 24,38 miliar saham senilai Rp17,09 triliun. Sebanyak 202 saham mengalami kenaikan, 383 saham melemah, dan 216 saham stagnan.

    Sementara itu, di kawasan regional Asia, pasar saham menunjukkan kinerja beragam. Indeks Nikkei Jepang melemah tajam, turun 1.910,00 poin atau 4,80 persen ke posisi 37.919,60. Sebaliknya, Hang Seng Hong Kong menguat 501,37 poin atau 2,43 persen ke 21.133,67, indeks Shanghai melonjak 248,96 poin atau 8,06 persen ke 3.336,50, dan indeks Straits Times Singapura naik 11,92 poin atau 0,33 persen ke level 3.585,29.

    Kelompok Saham Unggulan

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan ini dibuka melemah 24,73 poin atau 0,32 persen ke posisi 7.672,18. Sementara itu, kelompok saham unggulan LQ45 juga terkoreksi 3,75 poin atau 0,39 persen menjadi 956,18.

    Pergerakan IHSG diprediksi akan bervariasi di tengah antisipasi pasar terhadap rilis data inflasi dan indeks manufaktur (PMI) Indonesia yang dijadwalkan minggu ini.

    Menurut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas, dinamika pasar keuangan dalam negeri sepanjang pekan ini kemungkinan besar akan didominasi oleh fluktuasi yang dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik di Timur Tengah, serta berbagai data ekonomi dari dalam dan luar negeri.

    “Faktor eksternal seperti kabar terbaru dari Amerika Serikat (AS) dan China turut memengaruhi sentimen investor, yang menyebabkan terjadinya pelemahan pada rupiah dan IHSG pekan lalu,” jelas tim riset dalam kajiannya di Jakarta, Senin 30 September 2024.

    Dari dalam negeri, dua data utama yang akan dirilis meliputi Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur. Menurut proyeksi, PMI Manufaktur Indonesia pada September 2024 diperkirakan mencapai 49,5, naik tipis dari 48,9 pada Agustus 2024. Data ini akan menjadi indikator penting mengenai kondisi sektor manufaktur dan seberapa cepat pemulihan ekonomi berlangsung.

    Dari AS, data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) untuk Agustus menunjukkan kenaikan sebesar 0,1 persen, yang sesuai dengan ekspektasi pasar. Dalam basis tahunan, PCE mencatat kenaikan 2,2 persen, sedikit lebih rendah dari perkiraan 2,3 persen. Kondisi ini membuka peluang bagi Federal Reserve untuk mempertimbangkan pelonggaran suku bunga lebih lanjut.

    Selain itu, Conference Board mencatatkan penurunan signifikan pada Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) AS sebesar 6,9 poin ke level 98,7—terendah sejak Agustus 2021. Penurunan ini meningkatkan harapan bahwa The Fed mungkin akan menurunkan suku bunga guna menjaga daya beli konsumen.

    Di sisi lain, bursa saham AS menutup pekan lalu dengan hasil yang bervariasi. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) mencatat kenaikan 137,89 poin atau 0,33 persen ke level 42.313,00. Sedangkan, indeks S&P 500 turun tipis 0,13 persen menjadi 5.738,17, dan Nasdaq Composite terkoreksi 0,39 persen ke posisi 18.119,59.

    Respon Pasar Regional

    Fluktuasi sentimen dari Wall Street turut mempengaruhi bursa saham regional Asia. Pada pembukaan perdagangan Senin, indeks Nikkei di Jepang menguat 0,14 persen ke 38.978,69, sementara Hang Seng di Hong Kong melonjak 2,64 persen ke 20.451,50. Indeks Shanghai di China juga mengalami kenaikan hampir 1 persen ke level 3.030,27. Namun, indeks Straits Times di Singapura justru melemah 0,55 persen ke posisi 3.562,54.

    Secara keseluruhan, pergerakan IHSG pekan ini diperkirakan masih akan fluktuatif. Selain dipengaruhi perkembangan ekonomi global, data inflasi dan PMI domestik menjadi kunci arah pasar. Jika data menunjukkan perbaikan signifikan, hal ini dapat mendorong penguatan IHSG. Sebaliknya, jika hasilnya mengecewakan, IHSG berpotensi tertekan lebih lanjut.

    “Investor disarankan untuk lebih berhati-hati dan mencermati rilis data ekonomi yang dapat memengaruhi pergerakan pasar, serta mempertimbangkan strategi diversifikasi portofolio untuk mengurangi risiko yang mungkin timbul,” pungkas Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.