Logo
>

IHSG Ditutup Menguat 11 Poin, Sektor Properti Paling Moncer

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Ditutup Menguat 11 Poin, Sektor Properti Paling Moncer

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mengakhiri perdagangan pada Rabu, 11 Desember 2024, dengan catatan positif, menguat 11 poin atau naik 0,15 persen ke level 7.464.

    Meskipun pergerakannya cenderung bervariasi sepanjang hari, IHSG berhasil mencapai level tertinggi 7.530 dan terendah di 7.444. Di tengah fluktuasi tersebut, sebanyak 293 saham tercatat mengalami kenaikan, sementara 285 saham berada di zona merah dan 218 saham lainnya stagnan, menunjukkan adanya dinamika yang cukup beragam dalam pasar saham Indonesia.

    Saham-saham yang menjadi top gainer pada hari itu menunjukkan lonjakan signifikan, dengan SSTM memimpin kenaikan sebesar 34,12 persen, diikuti oleh CINT yang naik 34,08 persen, TRUS yang mengalami kenaikan 25 persen, GPSO yang melonjak 24,60 persen, dan SURI yang meningkat 20 persen.

    Namun, ada juga sejumlah saham yang mengalami koreksi cukup dalam, di antaranya SHIP yang tergerus 12,13 persen, RSGK yang turun 11,02 persen, DSNG yang terdepresiasi 7,59 persen, WIDI yang melemah 7,14 persen, dan PALM yang turun 7,04 persen.

    Meskipun IHSG ditutup menguat, sektor-sektor tertentu mengalami penurunan. Sektor transportasi menjadi yang paling tertekan dengan penurunan 1,56 persen, diikuti sektor teknologi yang turun 1,05 persen dan sektor industri dasar yang melemah 0,93 persen.

    Sektor non-siklikal dan keuangan juga tercatat mengalami pelemahan masing-masing 0,85 persen dan 0,05 persen. Di sisi lain, sektor properti tampil cemerlang dengan kenaikan 1,49 persen, diikuti sektor energi yang menguat 0,33 persen. Sektor-sektor lain seperti sektor siklikal, industri, kesehatan, dan infrastruktur juga mencatatkan penguatan meski dalam skala yang lebih kecil.

    Dari sisi teknikal, IHSG menunjukkan potensi penguatan jangka pendek. Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menilai bahwa IHSG saat ini berada dalam bagian dari wave B dari wave (2), yang menandakan adanya potensi penguatan lebih lanjut menuju area 7.471.

    Meskipun volume penjualan pada perdagangan sebelumnya cukup signifikan, Herditya mencatat bahwa posisi IHSG masih cukup kuat untuk melanjutkan tren penguatannya, asalkan tidak ada tekanan jual yang terlalu besar. Hal ini memberikan gambaran optimis bahwa IHSG masih memiliki peluang untuk terus bergerak positif dalam waktu dekat, meskipun fluktuasi harian tetap dapat mempengaruhi pergerakan pasar.

    Secara keseluruhan, meskipun ada sektor yang mengalami pelemahan, penguatan yang tercatat pada IHSG dan beberapa sektor utama menandakan bahwa pasar saham Indonesia masih mempertahankan daya tahan yang baik. Potensi penguatan yang diharapkan di tengah dinamika yang terjadi memberi harapan bagi investor untuk tetap melihat peluang dalam penguatan IHSG di jangka pendek.

    Sentimen Positif Kenaikan PPN 12 Persen Dorong Penguatan IHSG

    Analis Stocknow Emil Fajrizki, mengungkapkan bahwa kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen untuk barang mewah berpotensi menjadi sentimen positif bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

    Melihat dari pergerakan IHSG dalam beberapa hari terakhir, terutama pada pekan sebelumnya, Emil menilai bahwa respons pasar terhadap kebijakan tersebut menunjukkan kecenderungan positif.

    Selama pekan lalu, IHSG tercatat mengalami peningkatan signifikan sebesar 3,77 persen, mencapai level 7.382,785 pada periode 2-6 Desember 2024, dibandingkan dengan level 7.114,266 pada pekan sebelumnya.

    Peningkatan IHSG ini juga diiringi dengan kenaikan rata-rata nilai transaksi harian Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tercatat naik 20,30 persen, dari Rp13,45 triliun menjadi Rp10,72 triliun. Hal ini menunjukkan adanya optimisme dari investor, meskipun Emil mengingatkan bahwa dampak kebijakan kenaikan PPN terhadap IHSG masih perlu dianalisis lebih lanjut. Menurutnya, proyeksi yang lebih jelas baru bisa diberikan setelah pemerintah mengumumkan kategori barang mewah yang akan dikenakan tarif baru tersebut.

    Meskipun demikian, Emil tetap melihat pergerakan IHSG yang kembali menguat pada pekan lalu sebagai indikasi sentimen positif. Kenaikan PPN barang mewah memang masih menjadi isu yang memengaruhi pergerakan IHSG, namun data ekonomi dari Amerika Serikat juga turut menjadi faktor yang dapat memberikan dampak pada pasar saham Indonesia.

    Emil menambahkan bahwa pergerakan IHSG pada pekan ini akan menjadi penentu arah selanjutnya, apakah pasar akan melanjutkan tren penguatan atau justru berbalik arah. Meskipun demikian, dengan sentimen positif yang masih ada, ada harapan bahwa IHSG akan terus mengalami kenaikan hingga akhir tahun 2024.

    Pergerakan pasar ke depan tentu akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana kebijakan PPN ini diimplementasikan dan bagaimana respons pasar terhadap faktor eksternal seperti kondisi ekonomi global, khususnya di Amerika Serikat.

    Wall Street Melemah Menjelang Data Inflasi

    Wall Street kembali menghadapi penurunan pada perdagangan Rabu, 11 Desember 2024, seiring dengan ketidakpastian pasar menjelang rilis data inflasi terbaru dari Amerika Serikat yang dijadwalkan untuk minggu ini.

    Indeks utama seperti S&P 500 dan Nasdaq Composite mencatatkan pelemahan berturut-turut, masing-masing turun 0,3 persen dan 0,25 persen. Penurunan ini menggambarkan sikap hati-hati para investor yang menantikan data inflasi yang dapat memengaruhi kebijakan moneter Federal Reserve.

    Sementara itu, Dow Jones Industrial Average mencatatkan penurunan lebih panjang, mengalami koreksi empat hari berturut-turut dengan penurunan 154,10 poin atau 0,35 persen, berakhir di level 44.247,83. Dalam kondisi ini, saham-saham teknologi besar seperti Oracle dan Nvidia mengalami tekanan signifikan.

    Oracle, misalnya, mengalami penurunan tajam hingga 6,7 persen setelah laporan kinerja kuartal kedua fiskalnya tidak memenuhi ekspektasi pasar. Namun, meskipun kinerjanya terganggu, saham perusahaan perangkat lunak ini masih mencatatkan kenaikan tahunan yang luar biasa, yaitu 68 persen.

    Di sisi yang lebih positif, saham Alphabet mendapat sorotan besar setelah perusahaan induk Google mengumumkan terobosan dalam komputasi kuantum dengan peluncuran chip terbaru mereka. Saham Alphabet melonjak 5,6 persen, yang juga mendorong kenaikan tahunan perusahaan ini lebih dari 32 persen, menambah optimisme di pasar.

    Namun, sebaliknya, saham Nvidia kembali mengalami penurunan setelah regulator China meluncurkan penyelidikan terkait potensi pelanggaran undang-undang anti-monopoli, yang menyebabkan koreksi lebih dari 2 persen pada saham perusahaan semikonduktor ini.

    Di tengah fluktuasi pasar ini, Meta Platforms, yang sempat mencatat kerugian pada awal pekan, berhasil bangkit dan mencatatkan kenaikan sebesar 1 persen, menambah sedikit angin segar bagi para investor.

    Perhatian utama pasar kini tertuju pada rilis data inflasi Amerika Serikat, yang dijadwalkan pada Rabu, 13 Desember 2024. Data ini diperkirakan akan menjadi indikator kunci dalam menentukan kebijakan suku bunga Federal Reserve pada pertemuan yang dijadwalkan pada 17-18 Desember mendatang.

    Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan inflasi utama AS akan naik sebesar 0,3 persen pada November, dengan kenaikan tahunan mencapai 2,7 persen. Angka ini akan memberikan gambaran lebih jelas tentang kondisi ekonomi yang akan mempengaruhi kebijakan moneter ke depan.

    Dengan volatilitas pasar yang cukup tinggi, laporan inflasi AS ini dipandang sebagai faktor penting yang akan menentukan arah pergerakan pasar dan kebijakan suku bunga Federal Reserve. Para investor berharap reli akhir tahun dapat kembali terjaga setelah melewati tekanan musiman yang kerap terjadi di pasar keuangan pada akhir tahun.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.