KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat di perdagangan Selasa, 24 Juni 2025, dengan kenaikan sebesar 88,94 poin atau 1,31 persen ke level 6.876,08. Sepanjang hari, IHSG bergerak dalam kisaran 6.852,11 hingga 6.924,97 setelah dibuka pada posisi 6.864,28.
Kenaikan indeks hari ini bebarengan dengan statment yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang menginginkan gencatan senjata setelah Iran mengirim rudal ke pangkalan militernya di Qatar.
Kenaikan IHSG hari ini ditopang oleh kembalinya minat beli investor di sejumlah sektor, terutama sektor properti, barang konsumen siklikal, dan keuangan. Penguatan juga mencerminkan meredanya ketegangan geopolitik pasca pengumuman gencatan senjata antara Iran dan Israel, yang sempat menekan pasar pada hari sebelumnya.
Bursa mencatat total volume transaksi mencapai 189,17 juta lot dengan nilai Rp10,40 triliun dalam 1,18 juta kali transaksi. Di pasar reguler, volume tercatat 178,41 juta lot dengan nilai Rp9,93 triliun.
Meskipun pasar menguat, investor asing masih membukukan aksi jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp245 miliar di pasar reguler. Total pembelian investor asing mencapai Rp3,73 triliun, sementara penjualan mereka mencapai Rp3,97 triliun. Secara keseluruhan, kontribusi investor domestik mendominasi sebesar 66,79 persen dibandingkan investor asing yang sebesar 33,21 persen.
Dari sisi saham, penguatan signifikan tercatat pada sektor properti dan pariwisata. Saham PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk yang bergerak di sektor properti dengan kode saham JSPT melonjak 24,79 persen ke harga Rp4.480.
Saham PT Jakarta International Hotels and Development Tbk yang juga bergerak di sektor properti dengan kode JIHD naik 24,76 persen ke Rp655. Selain itu, saham PT Suryamas Dutamakmur Tbk dari sektor properti dan kawasan hunian dengan kode SMDM menguat 24,64 persen ke Rp860.
Dari sektor teknologi informasi, saham PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk dengan kode JATI menguat 23,26 persen ke harga Rp159. Sementara dari sektor industri dasar dan baja, saham PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dengan kode KRAS melonjak 23,08 persen ke Rp224.
Di sisi lain, pelemahan cukup tajam tercatat pada saham PT Radiant Utama Interinsco Tbk dari sektor energi dengan kode RUIS yang turun 14,96 persen ke Rp199. Disusul saham PT Andalan Sakti Primaindo Tbk dari sektor perdagangan besar dengan kode ASPI yang melemah 13,85 persen ke Rp224.
Saham PT Paramita Bangun Sarana Tbk dari sektor konstruksi dengan kode PBSA turun 12,96 persen ke Rp376. Sementara saham PT Sigma Energy Compressindo Tbk dari sektor energi dengan kode SICO melemah 11,11 persen ke Rp120. Saham PT Sunson Textile Manufacture Tbk dari sektor manufaktur tekstil dengan kode SSTM juga mengalami penurunan, namun ditutup stagnan di harga Rp175.
Sektor Properti Paling Unggul
Penguatan IHSG juga tercermin pada kinerja sektoral. Sektor properti menjadi sektor paling unggul dengan kenaikan 3,16 persen, disusul sektor barang konsumen siklikal yang naik 3,02 persen dan sektor kesehatan yang menguat 2,27 persen. Sektor keuangan dan infrastruktur juga mencatat penguatan masing-masing 1,48 persen dan 1,28 persen.
Sektor industri naik 0,99 persen, transportasi menguat 0,86 persen, barang konsumen non-siklikal naik 1,90 persen, dan teknologi mencatat kenaikan moderat sebesar 0,54 persen. Satu-satunya sektor yang mencatat penurunan adalah sektor energi yang melemah 0,59 persen, seiring penurunan harga minyak dunia setelah meredanya ketegangan di Timur Tengah.
Dengan penguatan ini, IHSG berupaya menghapus tekanan signifikan dari hari sebelumnya dan menunjukkan tanda-tanda pemulihan sentimen investor, meski masih dibayangi oleh potensi volatilitas lanjutan akibat dinamika geopolitik dan ketidakpastian arah kebijakan moneter global.
Menilik data perdagangan global. Di kawasan Asia, sejumlah indeks mencatatkan penguatan terbatas. Indeks Hang Seng Hong Kong (HSI) ditutup naik 1,26 persen ke posisi 23.530, sementara indeks Kospi Korea Selatan (KS11) melompat 1,48 persen ke level 3.022. Kinerja positif ini mencerminkan optimisme investor setelah pasar menyambut kabar bahwa konflik Iran-Israel mulai mereda.
Indeks DAX Jerman (GDAXI) turut menguat 1,27 persen ke posisi 23.351, dan indeks CAC 40 Prancis (FCHI) naik 0,48 persen ke 7.590. Sedangkan Dow Jones Industrial Average (DJI) di Amerika Serikat hanya mencatat kenaikan tipis 0,08 persen ke 42.207.
Namun, tidak semua bursa mencatatkan penguatan. Indeks Nikkei 225 Jepang (N225) justru melemah 0,22 persen ke 38.403, dan indeks Straits Times Singapura (STI) turun 0,36 persen ke 3.282. Tekanan pada pasar Asia sebagian dipicu oleh pelemahan sektor teknologi dan kekhawatiran atas ketahanan konsumsi domestik di tengah volatilitas global.
Dari Wall Street, indeks S\&P 500 (GSPC) turun 0,22 persen ke level 5.998, sementara NYSE Composite (NYA) ikut melemah 0,16 persen ke 19.868. Pelaku pasar masih mencermati potensi langkah lanjutan bank sentral AS (The Fed), terutama setelah rilis data inflasi PCE dan pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, yang dijadwalkan pekan ini.
Penguatan sebagian indeks global hari ini juga didukung oleh turunnya harga minyak mentah dunia setelah ketegangan geopolitik mereda. Sentimen risk-on kembali muncul meskipun dengan intensitas terbatas, mencerminkan kehati-hatian investor menghadapi risiko makroekonomi ke depan.
Meskipun arah pasar cenderung pulih, analis memperingatkan bahwa gejolak geopolitik masih dapat berubah cepat, terutama jika gencatan senjata tidak diikuti dengan deeskalasi permanen di lapangan. Untuk sementara, investor tetap disarankan memantau sektor-sektor defensif dan aset lindung nilai di tengah ketidakpastian yang masih tinggi.(*)