KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup menguat sebesar 1,47 persen ke level 6.634 pada perdagangan Rabu, 23 April 2025.
Merujuk data perdagangan RTI Business, IHSG hari ini bergerak konsisten di zona hijau di kisaran 6.588 dan 6.642. Seiring perkasanya indeks, 412 saham menguat, 193 saham lemah, dan 201 saham stagnan.
Adapun volume perdagangan hari ini tercatat 21,943 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp13.652 triliun.
Sementara itu mengutip Stockbit, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatatkan pergerakan signifikan dengan total volume perdagangan mencapai 2,62 miliar saham.
PT BUMI Resources Tbk. (BUMI), salah satu raksasa pertambangan nasional, juga tidak kalah aktif dengan 2,19 miliar saham berpindah tangan di pasar.
PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk. (INET) dan PT Era Media Sejahtera Tbk. (DOOH) juga menunjukkan geliatnya yang masing-masing mencatatkan volume perdagangan 996,60 juta saham dan 742,63 juta saham.
Sementara itu, dari sektor keuangan, PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) juga masuk dalam radar dengan volume transaksi sebesar 583,11 juta saham.
Dari sisi top value, sejumlah emiten perbankan besar tetap mendominasi. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) mendulang transaksi yang cukup gemilang sebesar Rp1,6 triliun.
PT Bank Mandiri (BMRI) menyusul dengan nilai transaksi Rp1,3 triliun, serta PT Bank Central Asia (BBCA) yang juga mencatat nilai signifikan sebesar Rp795,83 miliar.
Namun tidak hanya bank besar, emiten dari sektor tambang juga mencuri perhatian. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) mencatat nilai transaksi sebesar Rp617,30 miliar.
PT Bank Negara Indonesia (BBNI) melengkapi daftar ini dengan nilai transaksi mencapai Rp529,58 miliar, memperlihatkan bahwa meski tak sebesar BBRI atau BMRI, saham bank BUMN ini tetap menjadi pilihan para investor.
BBRI Tersulut Pembagian Dividen
Tingginya transaksi BBRI tersulut adanya pembagian dividen yang dilakukan pada Rabu, 23 April 2025. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk secara resmi telah merealisasikan pembagian dividen tunai final kepada para pemegang saham.
Langkah ini menjadi bagian dari implementasi keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada 24 Maret 2025, di mana para pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai yang mencerminkan komitmen kuat BRI dalam memberikan nilai tambah bagi investornya.
Dalam aksi korporasi ini, BRI menyalurkan dividen final sebesar Rp31,4 triliun, setara dengan Rp208,40 per saham. Pembayaran ini merupakan sisa dari total dividen tunai tahun buku 2024 yang telah ditetapkan sebesar Rp51,73 triliun atau Rp343,40 per saham.
Sebelumnya, perusahaan telah menyalurkan dividen interim sebesar Rp135 per saham atau total Rp20,33 triliun pada tanggal 15 Januari 2025. Dengan demikian, total dana yang telah dan akan diterima oleh para pemegang saham sepanjang tahun ini berasal dari hasil laba bersih tahun 2024.
Berdasarkan laporan keuangan hingga 31 Desember 2024, BRI mencatat laba bersih konsolidasian yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp60,15 triliun. Ini menjadi dasar utama bagi manajemen dan pemegang saham dalam menyetujui jumlah dividen yang dibagikan.
Tingginya laba tersebut menandakan keberhasilan BRI dalam mempertahankan kinerja keuangan yang kuat, sekaligus menunjukkan bahwa bank pelat merah ini tetap menjadi salah satu penyumbang dividen terbesar di pasar modal Indonesia.
Pemerintah, sebagai pemegang saham mayoritas, menerima porsi terbesar dari dividen ini. Dari total Rp51,73 triliun dividen tunai, pemerintah mendapatkan Rp27,68 triliun, yang mencakup dividen interim sebelumnya sebesar Rp10,88 triliun.
Sementara itu, sisa dividen didistribusikan secara proporsional kepada pemegang saham publik berdasarkan data pemegang saham yang tercatat pada tanggal penetapan hak (recording date).
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi, menjelaskan bahwa pembagian dividen ini dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek strategis perusahaan. Selain mempertimbangkan hasil kinerja laba, perusahaan juga memperhitungkan kebutuhan ekspansi usaha, manajemen risiko, serta kecukupan likuiditas jangka panjang.
Ia menyebut bahwa rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI tetap terjaga kuat di atas level 19%, memastikan bahwa keputusan pembagian dividen tidak akan mengganggu stabilitas modal maupun operasional bank ke depan.
Pembagian dividen dalam jumlah besar oleh BRI tidak hanya memberikan keuntungan langsung bagi pemegang saham, tetapi juga menjadi cerminan dari fundamental perusahaan yang solid.
Di tengah dinamika ekonomi global dan tantangan sektor perbankan, BRI mampu menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan, baik dari sisi laba maupun kecukupan modal. Kebijakan ini mempertegas posisi BRI sebagai emiten andalan di Bursa Efek Indonesia yang senantiasa memberikan imbal hasil yang menarik dan stabil bagi para investornya.
Dengan rekam jejak pembagian dividen yang konsisten dan jumlah laba yang terus bertumbuh, langkah BRI ini turut menjadi tolok ukur bagi emiten lainnya dalam menyeimbangkan antara pengembalian kepada pemegang saham dan penguatan modal untuk pertumbuhan jangka panjang.
Hal ini menjadikan saham BBRI tetap relevan dalam portofolio investor yang mencari kombinasi antara pertumbuhan dan pendapatan berulang dari dividen.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.