KABARBURSA.COM - IHSG ditutup turun seiring mendekatnya quick count Pilpres 2024 pada Rabu, 14 Februari 2024. Saham-saham besar milik konglomerat juga merosot di zona merah.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta Utama menganggap penurunan indeks itu hanyalah aksi profit taking saja. Karena sebelumnya saham-saham tersebut telah mengalami apresiasi. "Terkait kelemahan indeks hanya aksi profit taking saja terkait pelemahan indeks karena sebelumnya terjadi apresiasi. Karena kita nanti akan menantikan pemilu ya, kita juga akan menantikan us consumer price index," ungkap dia kepada Kabar Bursa, Selasa 13 Februari 2024.
Karena itu, menurut Nafan, para pelaku pasar kini tengah menahan diri. Untuk sama-sama mencermati hasil quick count nantinya. Serta mencermati pelaksanaan pemilu yang mana harus berjalan sesuai dengan Undang-undang (UU) pemilu tahun 2017. "Kalau ada dugaan (UU pemilu) tidak terpenuhi maka bisa jadi terjadi sesuatu sengketa pemilu," terangnya
Sebagi informasi Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu menyebutkan, ada 11 prinsip penyelenggara pemilu, antara lain mandiri, jujur, adil, berkepastian hukum, tertib, terbuka, proporsional, profesional, akuntabel, efektif, dan efisien.
Adapun Nafan optimis, pemilu bakal berjalan kondusif. Ia pun juga meyakini selepas pemilu para pelaku pasar bakal langsung memberikan kepastian. Terlepas nantinya terjadi satu atau dua putaran "Untuk sementara saya lihat untuk masing-masing pihak masih sama sama menahan diri. Syukur-syukur kalau pelaksanaannya memenhuni 11 prinsip tersebut maka dari itu semestinya akan memberikan kepastiannya, terlepas kita akan menghadapi satu atau dua putaran," jelas dia.
Sementara dalam konteks global. Nafan mengatakan para investor tengah mencermati us present data, khususnya us consumer price index.
Nafan berharap hasilnya bisa sesuai dengan proyeksi. Yakni melandai berkisar dibawah 3 persen atau 2 persen lebih. Sehingga nanti The Fed akan menerapkan sikap dovish.
"Mudah-mudahan hasilnya bisa sesuai dengan proyeksi sehingga nanti The Fed akan menerapkan (sikap) dovish," ungkap dia
Hal itu menurutnya agar bisa mempercepat penerapan expansionary monetary policy. Agar pelaku pasar bisa kembali menanamkan modalnya pada aset yang bersiko dalam hal ini pasar modal khususnya pasar saham ini.
"Jadi ini bisa memberikan benefit untuk meningkatkan riset kepada para pelaku investor terhadap saham," tandas dia. (yubi/carl)