Logo
>

IHSG Flat Usai BI Tahan Suku Bunga, Diseret BREN dan BBCA?

Ditulis oleh Yunila Wati
IHSG Flat Usai BI Tahan Suku Bunga, Diseret BREN dan BBCA?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pada perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi tipis meskipun Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuannya. IHSG ditutup turun tipis 0,074 poin (0,00 persen) menjadi 7.224,22, tetapi tetap bertahan di atas level psikologis 7.200.

    Nilai transaksi indeks mencapai sekitar Rp12 triliun dengan volume mencapai 28 miliar lembar saham, yang ditransaksikan sebanyak 1,1 juta kali. Dari 787 saham yang diperdagangkan, 287 saham mengalami kenaikan, 251 saham mengalami penurunan, dan sisanya stagnan.

    Beberapa saham menjadi penekan utama IHSG pada hari tersebut, di antaranya saham energi baru terbarukan (EBT) PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), yang turun 8,53 persen, serta saham BBCA yang melorot 1,51 persen.

    Pergerakan IHSG pada hari itu menunjukkan volatilitas, dengan awal sesi perdagangan bergerak di zona merah sebelum rebound ke zona hijau pada sesi pertama. Namun, penguatan tersebut terpangkas di sesi kedua, dan IHSG gagal bertahan di zona hijau menjelang penutupan.

    Meskipun BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya pada 6,25 persen, sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya, IHSG tetap mengalami tekanan. Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan bahwa kebijakan tersebut bertujuan untuk menjaga stabilitas moneter dengan memperkuat nilai tukar rupiah dan menarik aliran modal asing. Di samping itu, kebijakan makroprudential tetap difokuskan pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memfasilitasi akses kredit kepada sektor usaha dan rumah tangga.

    Dengan demikian, kondisi IHSG yang cenderung stagnan pada hari itu mencerminkan dinamika pasar yang dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal, termasuk kebijakan moneter BI dan kondisi global.

    Transaksi Capai Rp11,6 Triliun

    Total nilai transaksi di bursa mencapai Rp11,6 triliun dengan volume perdagangan mencapai 27,84 miliar saham yang diperdagangkan sebanyak 1.085.939 kali. Dari 787 saham yang diperdagangkan, 287 saham naik, 251 saham turun, dan 250 saham stagnan.

    Ada dua saham yang mencatatkan lonjakan signifikan dan memimpin daftar top gainers, nyundul Auto Rejection Atas (ARA). Kedua saham tersebut adalah PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF), yang melonjak 34,94 persen menjadi Rp112, dan PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY), yang melesat 34,38 persen menjadi Rp86. Selain itu, tiga saham lainnya juga masuk dalam daftar top gainers, yaitu:

    • PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) meningkat 22,08 persen menjadi Rp94,
    • PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) meningkat 13,73 persen menjadi Rp58,
    • PT Indo American Seafoods Tbk (ISEA) naik 13,23 persen menjadi Rp428.

    Sementara itu, empat sektor saham melemah pada penutupan pasar hari ini. Pelemahan terdalam terjadi pada sektor barang baku yang turun 0,6 persen, diikuti oleh sektor kesehatan yang melemah 0,48 persen, sektor energi yang turun 0,13 persen, dan sektor infrastruktur yang turun 0,09 persen.

    Sebaliknya, sektor transportasi menguat 0,79 persen, sektor barang konsumsi primer naik 0,69 persen, sektor perindustrian meningkat 0,37 persen, sektor keuangan naik 0,24 persen, dan sektor teknologi sedikit menguat 0,09 persen.

    Indeks saham Asia juga menunjukkan pergerakan beragam. Shanghai (China) turun 0,45 persen, Nikkei (Jepang) jatuh 0,43 persen, dan Straits Times (Singapura) stagnan. Sementara itu, Hang Seng (Hong Kong) naik tipis 0,06 persen.

    Dengan pergerakan yang cenderung flat, pasar mencerminkan ketidakpastian yang ada, namun beberapa saham berhasil mencetak gain signifikan, memberikan warna pada sesi perdagangan hari ini.

    Saham yang Bikin Tekor

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami penurunan signifikan sebesar 54,57 poin (0,75 persen), menutup perdagangan pada level 7.224,2 pada Selasa, 16 Juli 2024.

    Penurunan ini mencerminkan tekanan yang dialami pasar saham, di tengah kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi global dan faktor-faktor domestik yang memengaruhi sentimen pasar.

    Dalam situasi yang menantang ini, sejumlah saham menunjukkan performa buruk, membuat para pemodal mengalami kerugian. Salah satu saham yang paling terpuruk adalah ERTX, yang mencatatkan penurunan drastis dan menjadi sorotan utama.

    Penurunan nilai saham ERTX ini menjadi perhatian, terutama bagi para investor yang berharap pada pemulihan di sektor terkait.

    Banyak analis pasar memperingatkan bahwa fluktuasi seperti ini mungkin akan berlanjut, terutama jika kondisi ekonomi global tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Investor disarankan untuk tetap waspada dan mempertimbangkan strategi investasi yang lebih hati-hati dalam menghadapi situasi yang tidak menentu ini.

    Saham-saham tersebut masuk dalam kategori ‘top losers’ hari ini. Sebab, anjlok hingga 11 persen.

    Berdasarkan data dari RTI, saham PT Eratex Victoria Makmur Tbk (ERTX) mengalami penurunan paling tajam di antara saham-saham yang diperdagangkan. Saham ERTX merosot 11,56 persen, sehingga harganya jatuh menjadi Rp260 per lembar.

    Penurunan yang signifikan ini mencerminkan sentimen negatif di kalangan investor, yang mungkin dipicu oleh berbagai faktor, termasuk laporan keuangan yang kurang memuaskan dan proyeksi pertumbuhan yang suram.

    Selain PT Eratex Victoria Makmur Tbk (ERTX), saham PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE) juga mengalami penurunan signifikan, jatuh sebesar 9,7 persen menjadi Rp242 per lembar.

    Saham lainnya yaitu PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI) yang terkoreksi sebesar 7,27 persen, dengan harga saham mencapai Rp153. Penurunan ini menambah daftar saham yang mengalami tekanan di pasar, mencerminkan ketidakpastian yang melanda sektor-sektor terkait.

    Lalu, saham PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE) juga tergerus, jatuh sebesar 9,7 persen menjadi Rp242 per lembar. Dan, PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI) turut terkoreksi dengan penurunan sebesar 7,27 persen, sehingga harga sahamnya menjadi Rp153.

    Kemudian, saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mengalami penurunan sebesar 6,08 persen, sehingga harganya kini berada di Rp8.500 per lembar. Dan, PT Petrosea Tbk (PTRO) juga terkoreksi, dengan penurunan sebesar 5,35 persen, menjadikan harga sahamnya Rp8.400.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79