KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini ditutup melemah signifikan pada Senin, 2 Juni 2025, turun 110,75 poin atau 1,54 persen ke level 7.065,07.
Sepanjang sesi, indeks sempat menyentuh level tertinggi harian di 7.152,91 dan terendah di 7.035,84. IHSG dibuka di posisi 7.134,49 memerah.
Total volume transaksi di seluruh pasar mencapai 257,34 juta lot dengan nilai Rp20,93 triliun dari 1,43 juta kali transaksi. Di pasar reguler, volume tercatat sebesar 241,71 juta lot dengan nilai perdagangan Rp16,53 triliun.
Investor asing mencatatkan penjualan bersih (net foreign sell) sebesar Rp71,4 miliar di pasar reguler. Pembelian oleh investor asing tercatat sebesar Rp10,2 triliun sementara penjualan mencapai Rp10,3 triliun. Secara keseluruhan, porsi transaksi investor asing mencapai 52,30 persen, sedangkan investor domestik sebesar 47,70 persen.
Saham-saham yang mencatatkan kenaikan terbesar hari ini antara lain saham PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk dari sektor infrastruktur dengan kode emiten RMKO yang melonjak 34,41 persen ke harga Rp125. Disusul oleh saham PT Saranacentral Bajatama Tbk dari sektor basic industry dengan kode emiten BAJA yang naik 32,43 persen ke level Rp147. Saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk dari sektor energi dengan kode emiten PSAB juga menguat 25,00 persen ke harga Rp390.
Kenaikan signifikan juga tercatat pada saham PT Kimia Farma Tbk dari sektor kesehatan dengan kode emiten KAEF yang naik 22,43 persen ke posisi Rp655 dan saham PT Phapros Tbk dari sektor kesehatan dengan kode emiten PEHA yang menguat 22,30 persen ke harga Rp340.
Di sisi lain, pelemahan terdalam dialami saham PT Ulima Nitra Tbk dari sektor industri dengan kode emiten UNIQ yang merosot 14,75 persen ke level Rp416.
Disusul saham PT Ifishdeco Tbk dari sektor energi dengan kode emiten IFSH yang turun 14,66 persen ke posisi Rp815. Saham PT Garda Tujuh Buana Tbk dari sektor energi dengan kode emiten GTBO juga terkoreksi 14,41 persen ke harga Rp202.
Sementara itu, saham PT Tanah Laut Tbk dari sektor transportasi dengan kode emiten INDX melemah 13,98 persen ke Rp80 padahal pada sesi I perdagangan emiten ini mencatat kenaikan di Rp103 dan saham PT Fast Food Indonesia Tbk dari sektor non-cyclical turun 12,58 persen ke Rp264.
Secara sektoral, pelemahan terdalam terjadi di sektor keuangan yang turun 1,80 persen, disusul sektor transportasi yang melemah 1,50 persen, dan sektor industri yang turun 1,27 persen.
Sektor teknologi juga terkoreksi 1,30 persen, sementara sektor infrastruktur turun 0,97 persen dan sektor properti turun 1,16 persen. Di sisi lain, sektor basic industry menjadi satu-satunya sektor yang mencatatkan kenaikan, yaitu 0,59 persen.
Retail Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus menegaskan para pelaku pasar diperkirakan akan tetap berhati-hati dalam membuat keputusan mengingat perdagangan dalam sepekan kedepan yang akan berlangsung hanya dalam 4 hari perdagangan 02 hingga 05 Juni karena ada libur Hari Raya Iduladha.
Selain itu, sambung Indri, mencuat juga isu wabah Covid-19 yang nampaknya mulai mempengaruhi fluktuasi pasar.
Para pelaku pasar juga menanti serangkaian data ekonomi terutama Non-Farm Payrolls sebagai salah satu indikator utama untuk The Fed membuat kebijakan selanjutnya.
"Kami memprediksi bahwa IHSG akan bergerak bervariasi cenderung menguat dalam rentang support 7140 dan resistance 7.320," prediksi Indri yang diterima Kabarbursa.com pada Senin, 2 Juni 2025. (*)