Logo
>

IHSG Hari ini Terkoreksi ke Level 6.878, Dua Sektor Kuat

IHSG ditutup turun 0,05 persen ke 6.878 pada 3 Juli 2025. Investor asing catat net sell Rp387 miliar. Saham COCO, ARGO, dan SAPX pimpin top gainer.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
IHSG Hari ini Terkoreksi ke Level 6.878, Dua Sektor Kuat
Layar pantau saham di pusat main hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu, 21 Maret 2025. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis pada perdagangan hari ini, Kamis, 3 Juli 2025, dengan penurunan sebesar 3,19 poin atau 0,05 persen ke level 6.878,05. 

Sepanjang sesi perdagangan, IHSG sempat bergerak di rentang 6.877,44 sebagai titik terendah dan 6.922,73 sebagai level tertinggi, setelah dibuka di posisi 6.898,63.

Total nilai transaksi tercatat sebesar Rp7,69 triliun dari 173,49 juta lot saham yang berpindah tangan dalam 1,02 juta kali transaksi. Pada pasar reguler, nilai perdagangan mencapai Rp7,24 triliun dengan volume sebesar 150,40 juta lot.

Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp387 miliar di pasar reguler. Nilai pembelian asing (foreign buy) mencapai Rp3,07 triliun, sementara penjualan asing (foreign sell) sebesar Rp3,46 triliun. Secara keseluruhan, investor domestik masih mendominasi dengan kontribusi 64,28 persen dari total transaksi, sementara investor asing mencakup 35,72 persen.

Lima saham dengan kenaikan tertinggi hari ini antara lain PT Wahana Interfood Nusantara Tbk dari sektor consumer non-cyclical (kode saham COCO) yang melonjak 34,19 persen ke level Rp208, disusul PT Argo Pantes Tbk dari sektor industrial (ARGO) naik 25,00 persen ke Rp750, lalu PT Satria Antaran Prima Tbk dari sektor transportasi dan logistik (SAPX) menguat 24,62 persen ke Rp324. Kenaikan juga dialami PT Indah Prakasa Sentosa Tbk dari sektor energy (INPS) sebesar 19,46 persen ke Rp178, serta PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk dari sektor basic materials (GDST) yang naik 19,00 persen ke Rp119.

Sebaliknya, saham yang mengalami koreksi terdalam adalah PT Perdana Gapuraprima Tbk dari sektor properti dan real estat (GPRA) yang turun 13,82 persen ke Rp131. Disusul PT Chitose Internasional Tbk dari sektor industrial (CINT) yang terkoreksi 11,52 persen ke Rp169, lalu PT Cipta Selera Murni Tbk dari sektor consumer cyclicals (CSMI) melemah 11,25 persen ke Rp1.420. Penurunan juga dialami PT Planet Properindo Jaya Tbk dari sektor properti (PLAN) sebesar 9,09 persen ke Rp40, dan PT Bank Nationalnobu Tbk dari sektor keuangan (NOBU) turun 7,52 persen ke Rp615.

Secara sektoral, sektor barang konsumsi non-siklikal memimpin penguatan dengan naik 1,34 persen, disusul sektor transportasi yang naik 1,26 persen, serta sektor bahan baku naik 1,17 persen. Di sisi lain, sektor keuangan dan teknologi menjadi penekan IHSG hari ini dengan koreksi masing-masing 0,31 persen dan 0,16 persen.

Proyeksi Pasar untuk Periode 30 Juni–4 Juli 2025

Retail Equality Analyst dari PT Indo Primer Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus mengimbau pelaku pasar untuk mencermati berbagai sentimen kunci baik dari global maupun domestik. 

Dari sisi global, data Indeks NBS Manufacturing PMI China untuk bulan Juni diperkirakan akan melemah ke level 49,5 dari sebelumnya 49,7 akibat tekanan tarif dan deflasi berkelanjutan. Sementara itu, Indeks ISM Manufacturing PMI Amerika Serikat diprediksi meningkat tipis ke level 48,8 dari 48,5.

Data ketenagakerjaan AS juga menjadi perhatian, di mana Non-Farm Payrolls untuk Juni diperkirakan menurun menjadi 129.000 dari sebelumnya 139.000, dan Indeks S\&P Global Composite PMI Final AS diprediksi tetap stagnan di level 52,8.

Dari dalam negeri, Indeks S\&P Global Manufacturing PMI Indonesia untuk Juni diperkirakan naik ke 48,5 dari sebelumnya 47,4. Neraca perdagangan Indonesia pada Mei diproyeksikan tumbuh menjadi 1 miliar dolar AS dari sebelumnya 0,15 miliar dolar AS. Sementara itu, tingkat inflasi domestik diperkirakan naik ke 2,4 persen dari posisi bulan sebelumnya di 1,6 persen.

Indri menilai bahwa secara keseluruhan, gencatan senjata dan potensi pemangkasan suku bunga menjadi sentimen positif bagi IHSG. Ia menyatakan bahwa fokus pasar akan beralih dari ketegangan geopolitik menuju kebijakan tarif dan arah suku bunga acuan, terlebih menjelang tenggat waktu penerapan kebijakan tarif AS pada 9 Juli 2025.

Lebih lanjut, Indri menyebut pelaku pasar kemungkinan akan bersikap hati-hati sembari menanti arus dana asing kembali masuk ke pasar Indonesia. Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, ia memperkirakan sektor perbankan dan properti akan menjadi sektor tujuan rotasi dari sektor komoditas. 

"IHSG pun diprediksi akan bergerak dalam rentang konsolidasi dengan support di level 6.740 dan resistance di 7.060," ujar dia.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Desty Luthfiani

Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".