Pada Kamis, 25 Juli 2024, Bursa Efek Tokyo mengalami tekanan hebat. Indeks Nikkei 225 merosot tajam sebesar 1.275,45 poin atau sekitar 3,26 persen, menyusut menjadi 37.879,4. Indeks Topix juga tidak kalah buruk, anjlok 2,98 persen ke level 2.709,86.
Menurut laporan AFP, penurunan signifikan ini dipicu oleh kemerosotan tajam di sektor teknologi. Saham Renesas Electronics, perusahaan semikonduktor terkemuka, jatuh bebas sebesar 14,81 persen. Saham Sumco juga merosot 7,43 persen.
Saham-saham lainnya yang tertekan meliputi Advantest dan Tokyo Electron, yang masing-masing mengalami penurunan 6,17 persen dan 4,99 persen. Saham Lasertec dan Disco juga tidak luput dari penurunan, masing-masing turun 4,35 persen dan 4,3 persen.
Di sisi lain, nilai tukar dolar Amerika Serikat melemah 1,07 persen terhadap yen, menjadi 153,92 yen per dolar AS. Tekanan ini semakin diperparah oleh situasi di bursa saham Hong Kong yang juga berakhir lemah pada Rabu, 24 Juli 2024, tertekan oleh laporan pendapatan yang mengecewakan dari perusahaan-perusahaan teknologi besar di Wall Street dan penurunan kontrak berjangka AS.
Kinerja buruk bursa saham AS, setelah laporan pendapatan mengecewakan dari Tesla dan Google, serta melemahnya saham chip dan imbal hasil Treasury AS 10-tahun, turut memengaruhi pasar global. Namun, harga minyak mentah menunjukkan penguatan pada Rabu berkat penurunan pasokan dan komitmen Rusia untuk mengurangi produksi tambahan.
Menurut analis dari Vibiz Research Center, indeks Hang Seng diperkirakan akan turun ke posisi 17.151 pada awal sesi. Jika tekanan berlanjut, indeks dapat meluncur ke level S1 hingga S3. Sebaliknya, jika terjadi pembalikan arah, indeks mungkin naik ke posisi 17.382 dan berpotensi mendaki ke level R1 hingga R3.
Di Taiwan, bursa saham tutup pada Kamis, 25 Juli 2024, sebagai dampak dari Topan Gaemi yang mendekat. Topan ini, yang menguat menjadi topan super, memaksa penutupan sekolah, tempat kerja, dan bursa saham di ibu kota Taipei sebagai langkah pencegahan. Topan ini membawa angin kencang dengan kecepatan hingga 185 kilometer per jam, menyebabkan pembatalan penerbangan dan kapal feri. Presiden Taiwan, Lai Ching-te, mendesak warga di daerah rawan longsor dan dataran rendah untuk mengungsi.
China juga mengeluarkan peringatan cuaca tertinggi, menandai peringatan pertama untuk badai tahun ini. Topan Gaemi telah menyebabkan kerusakan parah di Filipina, dengan laporan menyebutkan empat korban tewas dan lebih dari setengah juta orang mengungsi akibat hujan monsun yang diperparah oleh badai. Dampak manusia dan ekonomi dari bencana ini mungkin baru dapat dinilai dalam beberapa hari ke depan.
Terakhir kali Taipei ditutup selama dua hari berturut-turut akibat topan adalah pada tahun 2016. Badai besar ini diperkirakan akan mendarat di Taiwan bagian timur pada Rabu malam dan melintasi Selat Taiwan pada Kamis pagi, sebelum akhirnya memasuki daratan China pada Kamis malam.
Bursa Efek Korea di Seoul mengalami penurunan signifikan. Indeks Kospi merosot 48,06 poin, atau sekitar 1,74 persen, menjadi 2.710,65.
Volume perdagangan mencapai 433 juta saham dengan nilai total mencapai 13,4 triliun won, atau sekitar USD9,67 miliar. Di pasar saham, jumlah saham yang turun jauh melampaui yang naik, dengan rasio 728 berbanding 160.
Penurunan tajam pada indeks Kospi mengikuti jejak saham di Wall Street, yang dipicu oleh anjloknya saham di sektor teknologi dan otomotif.
"Saham perusahaan domestik mengalami penurunan tajam, dipimpin oleh saham SK Hynix, menyusul penurunan tajam di pasar saham Amerika Serikat. Kekhawatiran akan valuasi berlebihan di sektor teknologi dan perlambatan pertumbuhan memengaruhi sentimen pasar," ungkap Chung Yong-Taek, analis dari IBK Investment & Securities, seperti yang dilaporkan Yonhap News.
Investor asing dan institusi masing-masing melepas saham senilai 672,5 miliar won dan 157,2 miliar won, sementara investor ritel membeli saham senilai 825,6 miliar won.
Saham SK Hynix mengalami penurunan drastis sebesar 8,87 persen, sedangkan saham Samsung Electronics turun 1,95 persen. Saham Hyundai Motor dan Kia juga merosot, masing-masing turun 2,71 persen dan 2,87 persen.
Di sisi lain, saham perusahaan biofarmasi Celltrion dan perusahaan kimia LG Chem mencatat kenaikan, masing-masing meningkat 3 persen dan 0,97 persen. Saham LG Energy Solution dan Samsung SDS, yang bergerak di bidang manufaktur baterai mobil listrik, masing-masing menguat 3,42 persen dan 0,33 persen.
Nilai tukar won juga melemah terhadap dolar AS, turun 1,65 won dari sesi sebelumnya, menjadi 1.385,45 won per dolar AS.
Secara umum, bursa saham Asia hari ini berada dalam kondisi negatif, dengan indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 1 persen.
Di Bursa Efek Australia, indeks S&P/ASX 200 merosot 102,5 poin atau sekitar 1,29 persen, menjadi 7.861,2. Bursa saham di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, juga mengalami pelemahan.
Indeks Shanghai Composite di Bursa Efek Shanghai, Tiongkok, turun 15,21 poin, atau sekitar 0,52 persen, menjadi 2.886,74. Di Bursa Efek Hong Kong, indeks Hang Seng merosot 306,08 poin, atau sekitar 1,77 persen, menjadi 17.004,97. (*)