KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan tren hijaunya sejak awal pembukaan perdagangan hari ini, 1 Oktober 2024. Di sesi terakhir, IHSG menguat 114 poin atau naik 1,52 persen ke level 7642,133. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG konsisten berada di zona hijau. Level tertinggi ada di 7642,133 sementara terendah pada 7547,111.
Dikutip dari RTI Bussiness, 310 saham terpantau menguat, 258 saham melemah, serta 228 saham mengalami stagnan.
Adapun saham yang menjadi top gainers pada perdagangan hari ini ialah:
- PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PMPP): +21,64 persen
- PT Green Power Group Tbk (LABA): +17.90 persen
- PT Bumi Resources Tbk (BUMI): +17,21 persen
- PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI): +12,90 persen
- PT Maja Agung Latexindo Tbk (SURI): +10,68 persen
Sementara terdapat sejumlah saham yang terkoreksi seperti PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) turun -15,62 persen, PT Optima Prima Metal Sinergi tbk (OPMS) terjungkal -8,70 persen, PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD) terpukul hingga -7,84 persen, PT Mitra Pack Tbk (PTMP) terpuruk -6,90 persen, dan PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) terperosok -5,29 persen.
Sementara dikutip dari Stockbit, hampir semua sektor saham terpantau menghijau pada penutupan perdagangan hari ini. Namun, satu saham yakni sektor kesehatan ditutup melemah dengan -0,02 persen.
IHSG Masih di Tren Positif
Transisi pemerintahan baru yang sedang dialami Indonesia diprediksi tidak memberikan dampak besar bagi perdagangan saham Indonesia. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemungkinan akan mendapat angin segar di tengah agenda besar pemerintahan ini.
Diketahui, pada Oktober 2024 ada dua agenda besar yang sangat berpengaruh bagi masa depan bangsa, yaitu pelantikan anggota DPR dan DPD RI yang dilaksanakan Selasa, 1 Oktober 2024, dan pelantikan Presiden serta Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang akan dilaksanakan pada 20 Oktober mendatang.
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi, mengatakan pasar saham Indonesia sedang menemukan tren positifnya meskipun di akhir September kemarin ditutup merah. Apalagi, belakangan ini sentimen yang mempengaruhi IHSG mayoritas berasal dari eksternal, seperti adanya stimulus dari Bank Central China.
Selain itu, adanya rilis kinerja emiten pada kuartal ketiga akan semakin mendorong sentimen positif IHSG.
“Stimulus ini yang membuat terjadinya inflow ke pasar China sangat deras dan di Indonesia kalau kita lihat kemarin untuk transaksi dalam satu pekan terakhir sudah terjadi outflow lebih dari Rp7 triliun. Kemudian, kita juga bisa berkaja dari tren tahun ke tahun, bahwa kinerja IHSG pada Oktober sepanjang lima tahun terakhir cukup baik,” ujar dia kepada Kabarbursa.com, Selasa, 1 Oktober 2024.
Itulah mengapa Audi begitu optimistis IHSG bisa menguat pada bulan ini.
“Kalau melihat di bulan Oktober atau dalam lima tahun terakhir, secara trend memang dalam bulan Oktober 60 persen probabilitas IHSG bisa menghijau,” tutur dia.
Sentimen-sentimen eksternal tersebut tidak hanya memberikan tren positif, tetapi juga membuat gejolak di bursa.
“Kami menyadari betul faktor-faktor internal dalam negeri akan memberikan sentimen positif. Saham perbankan diprediksi masih akan menjadi motor penggerak IHSG pada Oktober ini apalagi sejak Agustus kemarin, kinerja perbankan terbilang positif. Jadi saya optimis IHSG di bulan ini kemungkinan masih bisa terdorong lagi,” ucapnya.
IHSG Pekan Ini Diramal Terpengaruh Modal Asia Timur
Diberitakan sebelumnya, IHSG pekan ini juga diprediksi akan dipengaruhi modal Asia Timur. Berdasarkan analisa Phintraco Sekuritas, kondisi tersebut akan sangat mempengaruhi para investor asing.
“Di samping indikasi profit taking, peningkatan appetite pasar terhadap pasar modal Asia Timur turut menekan IHSG sejalan dengan net sell investor asing signifikan dalam beberapa hari perdagangan terakhir,” tulis analisa Phintraco Sekuritas, Minggu, 29 September 2024.
Adapun stimulus-stimulus moneter di Amerika Serikat (AS), Eropa dan Tiongkok, dinilai belum berdampak pada sektor manufaktur dalam negeri di bulan September 2024 ini. Adapun Indeks Manufaktur Indonesia diperkirakan masih berada di level 49.5 pada September ini.
“Indeks manufaktur Indonesia diperkirakan berada di 49.5 di September 2024, naik terbatas dari 48.9 di Agustus 2024,” tulis Phintraco.
Selanjutnya, harga-harga terindikasi mengalami kenaikan di September 2024 dari kenaikan inflasi inti ke 2,6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) di September 2024 dari 2,02 persen yoy di Agustus 2024.
Sementara pada penutupan indeks-indeks Wall Street Jumat, 26 September 2024, berakhir beragam. Meski demikian, DJIA (+0.33 persen) berhasil membukukan level tertinggi baru di akhir pekan kemarin.
Adapun sentimen lainnya berasal dari indikasi perlambatan inflasi dari penurunan Personal Consumption Expenditure (PCE) ke 2,2 persen yoy di Agustus 2024 dari 2,5 persen yoy di Juli 2024.
“Data ini memvalidasi agresivitas pemangkasan suku bunga the Fed dalam FOMC terakhir,” jelasnya.
Sementara, indeks-indeks di Eropa melanjutkan penguatan di Jumat kemarin. Penguatan ditopang oleh rally harga saham-saham luxury goods menyusul ekspektasi peningkatan demand dari Tiongkok pasca stimulus moneter oleh PBOC pada pekan lalu.
Adapun IHSG mengalami perubahan tipis pada selama satu pekan 23—27 September 2024. Perubahan IHSG selama sepekan sebesar 0,60 persen menjadi berada pada level 7.696,916 dari 7.743,004 pada pekan lalu. Adapun pergerakan investor pada kemarin, Jumat 28 September 2024, mencatat nilai bersih sebesar Rp493,27 miliar.
“Dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp52,74 triliun,” tulis manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam keterangan resmi dikutip, Sabtu, 28 September 2024.
Adapun pada pekan kemarin, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa adalah 9,64 persen menjadi Rp16,36 triliun dari Rp14,92 triliun pekan sebelumnya. Selanjutnya, rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa selama sepekan mengalami peningkatan sebesar 5,33 persen menjadi 1,33 juta kali transaksi dari 1,26 juta kali transaksi pada pekan yang lalu.
“Sedangkan rata-rata volume transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 14,72 persen menjadi 23,94 miliar lembar saham dari 28,07 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya,” tulis manajemen BEI.
Pada pekan lalu, kapitalisasi pasar bursa juga mengalami perubahan sebesar 1,02 persen menjadi Rp12.875 triliun dari Rp13.007 triliun.(*)