KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Senin, 28 Oktober 2024, ditutup melemah, berada di zona merah dengan -60 poin atau turun 0,78 persen. Mengutip data perdagangan RTI Business, 203 saham terpantau menguat, 365 saham melemah, dan 227 saham mengalami stagnan.
Saham-saham yang bertengger di lima besar top gainers di antaranya TOTL (+17,73 persen), CITY (+17,50 persen), JMAS (+11,61 persen), FOLK (+10,53 persen), dan BNBR (+9,80 persen).
Adapun lima saham yang terkoreksi paling dalam yakni TOSK (-9,02 persen), LABA (-8,85 persen), BNLI (-6,61 persen), BREN (-6,53 persen), dan SMGR (-5,69 persen).
Sementara itu, mengutip Stockbit, lima sektor terpantau menguat pada penutupan perdagangan sore ini, seperti basic ind (+0,23 persen), cyclical (+0,15 persen), industrial (+0,41 persen), properti (+0,36 persen), dan transportasi (+0,14 persen).
Sedangkan terdapat pula enam saham yang melemah yaitu energi (-0,56 persen), finance (-0,85 persen), health (-0,86 persen), infrastruktur (-1,34 persen), non cyclical (-0,07 persen), dan teknologi (-1,48 persen).
IHSG sepekan ini diproyeksikan positif. Global Markets Strategist Maybank Indonesia Myrdal Gunarto, mengatakan IHSG pada pekan ini akan banyak dipengaruhi oleh sentimen global, salah satunya data inflasi Amerika Serikat.
“Tapi, saya lihat sih trennya masih akan terus menurun ya, di kisaran level 2,3 sampai 2,4 persen year-on-year,” ujar dia kepada Kabarbursa.com dikutip, Sabtu, 26 Oktober 2024.
Myrdal menilai, kondisi tersebut berpotensi memberikan dampak positif terhadap pasar domestik. Apalagi, lanjut dia, data inflasi di Amerika Serikat masih inline dengan tren ekspektasi penurunan suku bunga oleh pelaku pasar.
“Jadi ya, kalau kita lihat dengan perkembangan ini, dampaknya terhadap domestik saya rasa masih akan terus positif,” ujar dia.
Karenanya, Myrdal memprediksi jika IHSG pada pekan ini berpotensi berada di atas level 7.800.
Selain itu, positifnya proyeksi IHSG pada minggu ini juga dipengaruhi oleh perkembangan pasar domestik yang cukup baik. Seperti kebijakan pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan kondisi politik yang stabil.
“Jadi, untuk minggu ini ya terutama sampai awal bulan depan, kelihatannya IHSG masih akan dalam tren yang positif,” ucapnya.
Sementara itu, analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyebutkan bahwa pergerakan IHSG ke depan akan dipengaruhi oleh berbagai sektor. Pertama, pemangkasan suku bunga pinjaman di China yang membuat investor memperhatikan pertumbuhan ekonomi negara tersebut yang masih melambat.
“Kedua, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) serta fluktuasi harga komoditas. Ketiga, meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah,” kata Herditya.
Sektor lainnya yaitu, data makro ekonomi AS yang diharapkan menunjukkan perbaikan. Dan, adanya wacana terkait kebijakan pemerintahan baru.
Untuk hari Senin, 28 Oktober, Herditya memperkirakan IHSG masih berpotensi untuk terkoreksi dengan level support di 7.648 dan resistance di 7.739.
“Sentimen pasar akan dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah, pergerakan harga komoditas, dan bursa global,” ujarnya.
Head Customer Literation and Education di PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi, memperkirakan IHSG pekan ini akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah, sejalan dengan ekspektasi penurunan 0,84 persen dan net sell asing mencapai Rp2,72 triliun.
“Beberapa sentimen yang mempengaruhi pasar adalah laporan kinerja kuartal III-2024 yang di bawah ekspektasi dan penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS,” kata Audi.
Audi juga memprediksi IHSG pada 28 Oktober akan cenderung melemah dalam kisaran support 7.621 dan resistance 7.777, dengan indikator RSI menunjukkan penurunan dan MACD mulai melemah.
“Pasar menunggu rilis data PMI manufaktur untuk Oktober 2024, serta data inflasi yang jika menunjukkan deflasi bulanan bisa menjadi sinyal negatif bagi daya beli masyarakat,” tambahnya.
IHSG Turun 0,84 Persen Selama Pekan Kemarin
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan dari 21-25 Oktober 2024 turun 0,84 persen, berakhir di level 7.694,660 dari sebelumnya 7.760,060.
Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam keterangannya menyebutkan, sepanjang pekan lalu investor asing mencatatkan aksi jual bersih sebesar Rp617,11 miliar. Meski begitu, sepanjang 2024, investor asing masih membukukan beli bersih senilai Rp40,9 triliun.
“Kapitalisasi pasar Bursa mengalami perubahan sebesar 0,61 persen menjadi Rp12.888 triliun dari Rp12.967 triliun pada pekan sebelumnya,” tulis manajemen BEI.
Di sisi lain, rata-rata volume transaksi harian Bursa juga meningkat sebesar 16,96 persen menjadi 27,31 miliar lembar saham dari 23,35 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.
Peningkatan turut dirasakan oleh rata-rata nilai transaksi harian Bursa sebesar 9,49 persen menjadi Rp11,96 triliun dari Rp10,92 triliun pada pekan sebelumnya.
“Rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa turut mengalami kenaikan sebesar 9,04 persenmenjadi 1,372 juta kali transaksi dari 1,258 juta kali transaksi pada pekan lalu,”tulis manajemen BEI.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.