KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat, 6 Desember 2024 masih memiliki peluang untuk melanjutkan kenaikan dalam jangka pendek, meski mengalami koreksi sebesar 0,18 persen dan berakhir di level 7.313 kemarin, Kamis, 5 Desember 2024.
Meskipun mengalami penurunan, pergerakan IHSG belum mampu menembus rata-rata pergerakan 200 hari (MA200), yang menunjukkan adanya tantangan untuk melanjutkan tren penguatan. Ada potensi juga untuk melakukan retrace ke level support yang lebih rendah.
Menurut laporan dari MNC Sekuritas dalam MNCS Daily Scope Wave, IHSG saat ini diperkirakan berada dalam fase wave B dari wave (2). Hal ini mengindikasikan potensi penguatan IHSG untuk menguji level 7.373 hingga 7.471 dalam waktu dekat.
"Namun, analisis ini juga mencatat potensi retrace dalam jangka pendek yang dapat membawa IHSG menguji area support di 7.182 hingga 7.256," tulis MNC Sekuritas dalam laporan hariannya.
Level support penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah 6.998 dan 6.896, sementara level resistance berada di 7.337 dan 7.450.
RHB Sekuritas juga memberikan pandangan terkait pergerakan IHSG. Dalam catatan mereka, IHSG terlihat sedang melakukan koreksi dari resistance yang berada di garis MA200 dengan volume perdagangan yang relatif rendah.
Technikal Analyzer RHB Sekuritas Muhammad Wafi mengatakan, meski IHSG berpotensi melanjutkan koreksi, selama indeks tetap berada di atas garis MA20, peluang untuk kembali rebound dan menembus resistance di MA200 serta resistance pada channel sideways masih terbuka lebar.
"Namun, jika IHSG jatuh di bawah garis MA20, maka indeks berpotensi menguji level support berikutnya di garis MA5," ujarnya dalam rilis harian.
Mengawasi Level Penting IHSG
Secara keseluruhan, IHSG menghadapi fase yang cukup menantang di penghujung tahun ini. Meskipun ada potensi penguatan, investor perlu mencermati level-level kunci seperti support di 6.998 dan 6.896 serta resistance di 7.337 dan 7.450.
Pergerakan IHSG dalam beberapa hari ke depan akan sangat bergantung pada kemampuan indeks untuk bertahan di atas level MA20. Jika IHSG mampu mempertahankan posisi di atas level tersebut, peluang untuk rebound dan menguji level resistance yang lebih tinggi akan semakin besar.
Dengan demikian, para investor disarankan untuk tetap memantau dinamika teknikal IHSG dan mengantisipasi kemungkinan retrace dalam jangka pendek. Pengamatan cermat terhadap pergerakan indeks akan membantu dalam membuat keputusan investasi yang lebih tepat.
Performa IHSG Kemarin
Pada perdagangan Kamis, 5 Desember 2024, IHSG dibuka menguat 7 poin atau naik 0,11 persen ke level 7.334. Kenaikan ini diikuti oleh performa positif dari sejumlah saham, termasuk PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (Perseroan) (AADI), yang baru saja melakukan Initial Public Offering (IPO) dan langsung menduduki posisi top gainer dengan lonjakan 19,82 persen.
Selain AADI, beberapa saham yang mengalami penguatan signifikan lainnya adalah SONA (19,75 persen), LABA (12,71 persen), ISAP (11,11 persen), dan PACK (9,59 persen). Namun, di sisi lain, saham-saham yang mengalami koreksi terbesar adalah KLIN (9,74 persen), OLIV (9,09 persen), VINS (8,93 persen), WIDI (7,69 persen), dan MSIE (7,14 persen).
Meskipun mengawali perdagangan dengan penguatan, IHSG akhirnya ditutup melemah pada Kamis, 5 Desember 2024, dengan penurunan 13 poin atau 0,18 persen ke level 7.313. Mengutip data dari RTI Business, indeks yang mengukur kinerja rata-rata semua saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan level tertinggi pada 7.338 dan terendah pada 7.283 selama perdagangan hari itu.
Sementara itu, mayoritas saham ditutup di zona hijau, dengan total 300 saham mengalami kenaikan. Angka ini sedikit lebih banyak dibandingkan dengan 287 saham yang berada di zona merah. Sedangkan 203 saham lainnya mengalami stagnasi pada akhir perdagangan.
Indeks saham unggulan LQ45 juga mengalami penurunan, tercatat turun 1,03 persen dan ditutup pada level 874, turun 9,14 poin dari posisi sebelumnya di 884. Selama sesi perdagangan, indeks LQ45 mencatatkan volume transaksi sebesar 3,18 miliar lot dengan total nilai transaksi mencapai Rp4,48 triliun. Volume rata-rata harian tercatat sebesar 6,17 miliar lot. Saham-saham yang tergabung dalam indeks LQ45 sempat diperdagangkan dengan harga tertinggi di 884 dan terendah di 871.
Data yang dihimpun dari Stockbit menunjukkan bahwa saham-saham dengan kenaikan tertinggi (top gainers) didominasi oleh EMDE, yang tercatat menguat 31,03 persen, disusul oleh PTIS dengan kenaikan 25,00 persen. Sementara itu, saham AADI naik 19,82 persen, SONA menguat 19,75 persen, dan MLPL bertambah 17,43 persen. Kenaikan signifikan ini menandakan adanya sentimen positif yang mendorong saham-saham tersebut.
Namun, di sisi lain, beberapa saham mengalami koreksi cukup dalam. FUJI tercatat sebagai saham dengan penurunan terbesar, yakni 13,23 persen, diikuti oleh KMTR yang turun 11,45 persen. Kemudian, KLIN terkoreksi 9,74 persen, diikuti oleh PICO yang turun 9,26 persen, dan NINE yang melemah 9,09 persen. Penurunan ini menunjukkan adanya tekanan jual yang cukup besar di saham-saham tersebut. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.