KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Rabu, 4 Juni 2025, dengan penguatan sebesar 0,34 persen atau naik 24 poin ke level 7.069.
Meski pergerakannya tidak terlalu agresif, IHSG tetap konsisten bertahan di zona hijau di tengah dinamika pasar yang masih dibayangi ketidakpastian global.
Total nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini tercatat sebesar Rp15,48 triliun, dengan volume mencapai 247,85 juta lot. Investor tampak aktif memburu sejumlah saham yang dinilai potensial, baik dari sisi fundamental maupun momentum jangka pendek.
Beberapa saham mencatatkan kenaikan tajam, di antaranya MTFN, TOBA, MBMA, FORE, MLPT, SMIL, dan SOLA. Sementara saham yang paling ramai diperdagangkan termasuk MBMA, ANTM, BBRI, PSAB, BRIS, BRMS, dan DKFT.
Dari sisi sektoral, pasar menunjukkan kecenderungan selektif. Sebanyak sembilan sektor mencatatkan penguatan, dipimpin sektor industri dasar yang melonjak hingga 4,48 persen.
Sebaliknya, sektor keuangan mengalami tekanan dan menjadi yang terlemah hari ini, turun 0,97 persen. Koreksi ini sebagian besar disebabkan aksi ambil untung pada saham-saham perbankan yang sebelumnya sudah reli cukup tinggi.
Pasar Asia Catatkan Penguatan
Sementara itu, sentimen positif datang dari pasar Asia. Mayoritas bursa regional mencatat penguatan, dipicu oleh optimisme investor terhadap prospek ekonomi kawasan serta perkembangan terbaru dari tensi perdagangan antara Amerika Serikat dan mitra dagangnya.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 naik 0,80 persen ke posisi 37.747, sementara Topix menguat 0,51 persen. Pasar saham Tiongkok juga mencatatkan kenaikan moderat, dengan Shanghai Composite naik 0,42 persen dan CSI300 menguat 0,43 persen.
Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,60 persen, sedangkan pasar Taiwan dan Australia pun tampil impresif—masing-masing naik 2,32 persen dan 0,89 persen.
Namun yang paling mencuri perhatian adalah pasar saham Korea Selatan. Indeks Kospi melonjak tajam 2,66 persen, didorong euforia pasar atas kemenangan Lee Jae-myung dalam pemilihan presiden.
Kemenangan tokoh oposisi ini dipandang sebagai sinyal awal reformasi kebijakan yang lebih agresif dan stimulus ekonomi baru, yang direspons positif oleh pelaku pasar.
Kondisi geopolitik global masih menjadi sorotan, terutama ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Kabar tentang kemungkinan komunikasi langsung antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping menjadi titik perhatian utama pelaku pasar global.
Banyak pihak berharap pertemuan atau pembicaraan itu bisa menurunkan suhu konflik dagang yang kembali memanas.
Trump sebelumnya menuding Tiongkok melanggar perjanjian dagang dan mengancam akan menaikkan tarif jika tidak ada kesepakatan baru dalam waktu dekat. Beijing menyatakan akan melindungi kepentingannya dan menolak tuduhan tersebut.
Tarif Baru Baja-Aluminium Picu Penguatan Mata Uang Asia
Kebijakan tarif terbaru dari AS yang mulai berlaku hari ini, terutama terhadap baja dan aluminium, memicu pergerakan di pasar mata uang. Sejumlah mata uang Asia menguat terhadap dolar AS.
Yen Jepang tercatat naik 0,02 persen menjadi 143,94 per USD, dolar Singapura naik 0,09 persen, dan dolar Australia naik 0,17 persen.
Rupiah pun bergerak positif, menguat 0,09 persen ke posisi 16.294 per USD. Namun, pelemahan terjadi pada rupee India, ringgit Malaysia, dan baht Thailand.
Secara keseluruhan, pasar saham regional menunjukkan optimisme hati-hati. Di satu sisi, harapan terhadap stimulus ekonomi dan reformasi kebijakan memberikan angin segar. Namun di sisi lain, ketegangan geopolitik dan risiko perang dagang masih menjadi penghambat utama laju pasar global.
Pelaku pasar pun tetap waspada, menjaga posisi sambil mencermati arah kebijakan dan diplomasi internasional dalam beberapa pekan ke depan.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.