KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,29 persen atau 22,28 poin ke level 7.783,67, pukul 09.00 WIB pada perdagangan Rabu, 11 September 2024.
Indeks mampu menyentuh level tertinggi intra-day mencapai 7.802,47, sebelum menempati levelnya saat ini. Sementara posisi terendahnya berada pada level 7.768,64.
Pergerakan saham di awal perdagangan hari ini tampak didominasi oleh tren positif dengan 225 saham menguat, 165 saham melemah, dan 192 saham stagnan. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 1,49 poin atau 0,16 persen ke posisi 953,33.
Perdagangan pagi ini, IHSG tercatat telah memperjualbelikan 1,92 miliar lembar saham dengan frekuensi sebanyak 99.715 kali. Adapun nilai transaksi yang berhasil dibukukan mencapai Rp862,07 miliar.
Sejumlah saham seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mengalami kenaikan dengan masing-masing secara berurutan 0,24 persen (Rp10.375), 1,96 persen (Rp11.725), 1,03 persen (Rp7.325), dan 2,27 persen (Rp1.125).
Sementara itu, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 0,95 persen menjadi Rp5.200, PT J Resource Asia Pasifik Tbk (PSAB) turun 3,47 persen menjadi Rp278, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) turun 1,79 persen menjadi Rp55, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) turun 1,24 persen menjadi Rp1.190, PT Petrosea Tbk (PTRO) turun 0,91 persen menjadi Rp13.600.
Proyeksi Pergerakan IHSG
IHSG diproyeksikan akan melanjutkan penguatannya pada perdagangan Rabu, 11 September 2024. Setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di 7.761,39 pada penutupan Selasa, 10 September 2024, IHSG diperkirakan masih memiliki ruang untuk terus menguat. Proyeksi ini sejalan dengan analisis teknikal dan fundamental yang menunjukkan optimisme pasar.
Berdasarkan teori Elliott Wave, pergerakan IHSG saat ini diyakini berada dalam fase gelombang impulsif ketiga (Wave 3), yang biasanya merupakan gelombang dengan penguatan paling signifikan dalam siklus pasar.
Jika IHSG berhasil mempertahankan tren naik, ada kemungkinan penguatan akan terus berlanjut menuju level resistance berikutnya di sekitar 7.764. Level ini sebelumnya sudah diproyeksikan sebagai titik resistance kunci oleh analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana.
Menurut dia, jika IHSG dapat bertahan di atas level support 7.654, pasar mungkin akan melihat kelanjutan tren bullish dengan target resistance berikutnya di kisaran 7.764.
Berdasarkan pola pergerakan gelombang Elliott, potensi koreksi mungkin akan terjadi setelah menyentuh level resistance. Namun selama tren impulsif berlanjut, IHSG diperkirakan masih memiliki peluang penguatan.
Analisis teknikal juga memperkuat proyeksi ini dengan indikator seperti Relative Strength Index atau RSI yang menunjukkan kondisi pasar belum berada pada zona jenuh membeli atau overbought. Ini memberikan ruang bagi IHSG untuk terus bergerak naik.
Selain itu, volume perdagangan yang stabil pada Selasa, 10 September 2024 dengan total transaksi mencapai Rp10,8 triliun memperlihatkan minat beli yang masih kuat di kalangan investor.
Dari sisi analisis fundamental, pasar saham Indonesia juga mendapatkan dorongan dari sentimen global, terutama ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed) pada pertemuan pekan depan. Ekspektasi pemangkasan sebesar 25 basis poin (bp) yang diperkirakan mencapai 71 persen berdasarkan alat FedWatch CME, menjadi sentimen positif bagi pasar, yang diperkirakan akan memberikan efek domino pada likuiditas global.
Dorongan sentimen global lain adalah pasar tengah menanti sejumlah agenda penting dari Eropa, termasuk hasil pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis, 12 September 2024 yang diharapkan memberikan kepastian perihal kebijakan suku bunga.
Di samping itu, data ekonomi penting seperti pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di kawasan Eropa pada Juli 2024 diproyeksikan akan memberikan gambaran lebih jelas terkait kondisi ekonomi di kawasan tersebut. Jika pertumbuhan ekonomi menunjukkan hasil positif, ini dapat membawa sentimen yang menguntungkan bagi IHSG.
Optimisme ini juga didukung oleh data industri dari Inggris, di mana pertumbuhan produksi industri dan manufaktur diperkirakan mengalami kenaikan yang dapat menjadi katalis positif bagi pasar global. Sentimen ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pergerakan IHSG.
Sementara di sisi lain, Bursa Asia mengalami pelemahan pada awal perdagangan Rabu, 11 September 2024, setelah menerima sinyal beragam dari Wall Street menjelang rilis data inflasi AS dan debat presiden. Indeks utama di Jepang dan Korea Selatan mencatat penurunan terbesar, sementara Australia justru bergerak positif. Kontrak berjangka AS mengisyaratkan awal yang negatif. Nikkei 225 turun 0,64 persen ke level 35.950, sedangkan S&P ASX 200 menguat tipis 0,08 persen ke posisi 8.018 pada pukul 06.07 WIB. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.