KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan menutup sesi pertama perdagangan bursa Senin, 11 Agustus 2025, dengan penguatan signifikan sebesar 0,75 persen dan menempatkannya di level 7.590,18.
Sentimen positif penguatan sudah terasa sejak awal pembukaan, di mana indeks melesat 56 poin berkat dorongan saham-saham berkapitalisasi besar. Salah satu yang memberikan penguatan adalah PT Dian Swastatika Sentosa Tbk atau DSSA, yang melonjak setelah resmi masuk ke jajaran MSCI Global Index.
Optimisme investor juga terbentuk dari ekspektasi terhadap sejumlah rilis data penting, mulai dari catatan keuangan 2026, laporan penjualan mobil, hingga inflasi Amerika Serikat.
Namun, di sisi domestik, ada catatan bahwa penjualan ritel pada Juni 2025 tumbuh 1,3 persen secara tahunan. Catatan itu melambat dibanding kenaikan 1,9 persen di bulan sebelumnya.
Dari sisi sektor, keuangan, infrastruktur, dan transportasi menjadi bintang dengan penguatan konsisten, sementara teknologi dan material dasar tertinggal di zona merah. Di papan top gainers, BREN memimpin kenaikan 7,54 persen, disusul DSSA yang melonjak 6,96 persen, serta dua raksasa perbankan BBRI dan BBCA yang sama-sama menguat lebih dari 2 persen.
Fenomena serupa juga terlihat di jajaran bank kecil hingga bank digital seperti BBHI, BBYB, dan ARTO, yang terapresiasi antara 6-8 persen seiring rilis kinerja semester pertama 2025 yang membaik.
Ada pula kejutan dari PTPP yang naik 5,67 persen meski tersiar kabar tak sedap terkait dugaan korupsi internal. Di sisi lain, saham-saham seperti DCII, AMMN, dan ANTM harus menelan koreksi tajam, masing-masing tertekan antara 3–10 persen.
Dari transaksi bernilai besar, BBCA, DSSA, dan COIN mendominasi, meski COIN justru melemah 2,50 persen.
Di luar pergerakan indeks, dua kabar korporasi turut menyedot perhatian pasar. CLEO melaporkan laba bersih semester I 2025 sebesar Rp207,5 miliar, turun 9,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, KRYA mengumumkan akuisisi 51 persen saham ECGO dan memasang target ambisius menjual satu juta unit motor listrik dalam lima tahun ke depan. Target tersebut menjadi sebuah langkah strategis di tengah tren kendaraan ramah lingkungan.
Jika tren positif saham-saham unggulan berlanjut di sesi kedua, bukan tak mungkin IHSG menutup hari ini di level tertinggi baru dalam beberapa pekan terakhir, meski pasar tetap perlu mencermati potensi aksi ambil untung menjelang kepastian dari negosiasi AS–Tiongkok besok.
Pasar Asia-Pasifik Menunggu Kepastian Washington
Meski bursa Tanah Air bergairah, pasar Asia-Pasifik justru bergerak hati-hati. Pelaku pasar regional menunggu kepastian dari Washington dan Beijing terkait perpanjangan batas waktu gencatan tarif yang akan jatuh tempo besok, 12 Agustus.
Di pasar valuta, rupiah justru tertekan 0,28 persen ke level Rp16.245 per dolar AS, memberi sedikit nada waspada di tengah reli saham.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.