KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka stabil dan bergerak menguat tipis pada awal perdagangan Selasa, 18 November 2025.
IHSG berada di level 8.429,46 atau naik 12,58 poin setara 0,15 persen. Indeks sempat menyentuh level tertinggi harian di 8.435,44 sebelum kembali bergerak di kisaran 8.427 hingga 8.430.
Aktivitas transaksi cukup moderat dengan total 6,24 juta lot berpindah tangan di pasar reguler. Nilai transaksi mencapai Rp318,14 miliar dari 53.340 kali transaksi. Dari sisi investor asing, aliran dana masih menunjukkan optimisme. Investor asing mencatat net buy seluruh pasar sebesar Rp710,06 miliar. Sementara di pasar reguler, net buy mencapai Rp666,66 miliar, dan dari transaksi tunai serta negosiasi tercatat net buy Rp43,40 miliar.
Secara keseluruhan, investor domestik mendominasi perdagangan dengan porsi 70,03 persen, sementara investor asing berkontribusi 29,97 persen. Total nilai pembelian domestik tercatat Rp14,41 triliun dan penjualan Rp15,12 triliun. Adapun investor asing membukukan pembelian Rp6,67 triliun dan penjualan Rp5,96 triliun.
Dari jajaran saham berkapitalisasi menengah yang menguat signifikan, PEGE Panca Global Kapital Tbk memimpin dengan lonjakan 33,87 persen ke harga 166. RISE Jaya Sukses Makmur Sentosa menyusul dengan kenaikan 14,69 persen ke 12.100. Saham JATI Informasi Teknologi Indonesia naik 14,29 persen ke 136, disusul APEX Apexindo Pratama Duta yang menguat 14,14 persen ke 218. BPFI Woori Finance Indonesia juga mencatat kenaikan 12,50 persen ke tingkat 360.
Sementara itu, saham yang tertekan di awal perdagangan mencakup PURI Puri Global Sukses yang merosot 14,81 persen ke 805. UDNG Agro Bahari Nusantara turun 9,95 persen ke 3.530, diikuti PJHB Pelayaran Jaya Hidup Baru yang melemah 9,52 persen ke 665. SHIP Sillo Maritime Perdana terkoreksi 7,66 persen ke 5.425 dan LUCK Sentral Mitra Informatika melemah 7,25 persen ke 128.
Dari sisi sektoral, sektor properti tampil menjadi motor penguatan setelah melesat 3,05 persen, didorong minat investor terhadap saham-saham pengembang yang dinilai mendapat sentimen positif dari penurunan tren suku bunga global. Sektor infrastruktur dan keuangan juga memberikan dorongan dengan masing-masing naik 0,24 persen. Beberapa sektor lainnya bergerak terbatas, seperti non-cyclical yang naik 0,23 persen.
Sebaliknya, sektor energi mengalami pelemahan 0,65 persen, diikuti teknologi yang turun 0,41 persen. Sektor siklikal, kesehatan, industri dasar, transportasi, dan industrial juga melemah tipis di kisaran 0,08 hingga 0,22 persen.
Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Indri Liftiany Travelin Yunus, mengatakan bahwa keyakinan pasar semakin kuat setelah sektor infrastruktur dan properti mencatatkan penguatan signifikan pada pekan lalu. “Kenaikan ini menunjukkan optimisme investor terhadap potensi BI memangkas suku bunga acuan,” ujar Indri dalam keterangan resmi yang diterima KabarBursa.com Senin, 17 November 2025.
Indri menjelaskan pada perdagangan pekan lalu, IHSG sempat menyentuh level All Time High di 8.478, sebelum melemah di akhir pekan dan ditutup pada level 8.370. Investor asing tercatat melakukan net sell sebesar Rp332 miliar. Dari 11 sektor, terdapat enam sektor yang menguat, dipimpin oleh infrastruktur yang naik 6,92 persen dan properti yang meningkat 5,35 persen.
Kinerja IHSG sempat tertahan akibat sentimen global, terutama koreksi di Wall Street yang dipicu penurunan saham teknologi dan AI karena valuasi yang dinilai terlalu tinggi. Meski demikian, berakhirnya government shutdown di Amerika Serikat memberi kepastian baru bagi pasar, terutama karena aktivitas pemerintahan kembali normal dan data ekonomi dapat dirilis sesuai jadwal. Pernyataan hawkish The Federal Reserve turut menekan ekspektasi pemangkasan suku bunga di AS, sehingga memicu volatilitas di pasar global.
Memasuki pekan ini, Indri menilai pelaku pasar akan kembali fokus pada sektor-sektor yang sensitif terhadap arah suku bunga. “Kami melihat spekulasi terhadap sektor perbankan, infrastruktur, dan properti masih akan kuat,” ujarnya.
Menurutnya, para investor juga akan mencermati aksi korporasi sejumlah emiten yang berpotensi memanfaatkan momentum kenaikan harga saham pada November ini.
Indri memperkirakan IHSG bergerak variatif cenderung menguat dengan rentang support di level 8.325 dan resistance di 8.500. Potensi penguatan ini didukung oleh sejumlah rilis data penting pada pekan ini, seperti FOMC Minutes pada 19 November, S&P Global Composite PMI Flash AS pada 21 November yang diproyeksikan turun tipis ke 53,8 dari 54,6, serta rangkaian data pengangguran AS yang dirilis pada 20 November.
Sentimen utama datang dari keputusan suku bunga Bank Indonesia yang akan diumumkan pada 19 November. Konsensus memperkirakan BI akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, langkah yang dipandang dapat memperkuat daya tarik sektor-sektor yang sensitif terhadap biaya pendanaan. Jika pemangkasan benar terjadi, pasar diperkirakan merespons positif, terutama pada saham-saham perbankan dan properti yang berpotensi mencatat rebound lanjutan.(*)