Logo
>

IHSG “Merah”, Daftar Saham yang Bikin Investor Tekor

Ditulis oleh KabarBursa.com
IHSG “Merah”, Daftar Saham yang Bikin Investor Tekor

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami penurunan signifikan sebesar 54,57 poin (0,75 persen), menutup perdagangan pada level 7.224,2 pada Selasa, 16 Juli 2024.

    Penurunan ini mencerminkan tekanan yang dialami pasar saham, di tengah kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi global dan faktor-faktor domestik yang memengaruhi sentimen pasar.

    Dalam situasi yang menantang ini, sejumlah saham menunjukkan performa buruk, membuat para pemodal mengalami kerugian. Salah satu saham yang paling terpuruk adalah ERTX, yang mencatatkan penurunan drastis dan menjadi sorotan utama.

    Penurunan nilai saham ERTX ini menjadi perhatian, terutama bagi para investor yang berharap pada pemulihan di sektor terkait.

    Banyak analis pasar memperingatkan bahwa fluktuasi seperti ini mungkin akan berlanjut, terutama jika kondisi ekonomi global tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Investor disarankan untuk tetap waspada dan mempertimbangkan strategi investasi yang lebih hati-hati dalam menghadapi situasi yang tidak menentu ini.

    Saham-saham tersebut masuk dalam kategori ‘top losers’ hari ini. Sebab, anjlok hingga 11 persen.

    Berdasarkan data dari RTI, saham PT Eratex Victoria Makmur Tbk (ERTX) mengalami penurunan paling tajam di antara saham-saham yang diperdagangkan. Saham ERTX merosot 11,56 persen, sehingga harganya jatuh menjadi Rp260 per lembar.

    Penurunan yang signifikan ini mencerminkan sentimen negatif di kalangan investor, yang mungkin dipicu oleh berbagai faktor, termasuk laporan keuangan yang kurang memuaskan dan proyeksi pertumbuhan yang suram.

    Selain PT Eratex Victoria Makmur Tbk (ERTX), saham PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE) juga mengalami penurunan signifikan, jatuh sebesar 9,7 persen menjadi Rp242 per lembar.

    Saham lainnya yaitu PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI) yang terkoreksi sebesar 7,27 persen, dengan harga saham mencapai Rp153. Penurunan ini menambah daftar saham yang mengalami tekanan di pasar, mencerminkan ketidakpastian yang melanda sektor-sektor terkait.

    Lalu, saham PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE) juga tergerus, jatuh sebesar 9,7 persen menjadi Rp242 per lembar. Dan, PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI) turut terkoreksi dengan penurunan sebesar 7,27 persen, sehingga harga sahamnya menjadi Rp153.

    Kemudian, saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mengalami penurunan sebesar 6,08 persen, sehingga harganya kini berada di Rp8.500 per lembar. Dan, PT Petrosea Tbk (PTRO) juga terkoreksi, dengan penurunan sebesar 5,35 persen, menjadikan harga sahamnya Rp8.400.

    Saham Top Gainers

    Sebaliknya, lima saham mencatatkan kinerja yang mengesankan dengan keuntungan besar, masuk dalam daftar top gainers. Saham-saham ini berhasil meraup cuan hingga 22 persen.

    Kenaikan yang signifikan ini mencerminkan potensi pertumbuhan yang kuat dan kepercayaan investor terhadap prospek perusahaan-perusahaan tersebut.

    Dalam situasi pasar yang volatile, kinerja positif dari saham-saham ini menjadi sinyal bahwa terdapat sektor-sektor tertentu yang masih dapat memberikan imbal hasil yang menarik.

    Kelima saham yang mencatatkan kinerja gemilang tersebut antara lain:

    1. PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK), yang melonjak hingga 24,19 persen, mencapai harga Rp77 per lembar
    2. PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY), yang melesat 20,48 persen menjadi Rp 100
    3. PT Ladangbaja Murni Tbk (LABA), yang naik 13,46 persen menjadi Rp236.
    4. PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC), yang meningkat 13,25 persen menjadi Rp94 per lembar
    5. PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (AHAP), yang terkerek 12,63 persen menjadi Rp107.

    Dengan demikian, kelima saham yang disebutkan menunjukkan bahwa masih ada peluang investasi yang menarik di tengah kondisi pasar yang berfluktuasi.

    Investor disarankan untuk terus memantau perkembangan dan kinerja fundamental dari perusahaan-perusahaan ini.

    Saham TUGU Melejit

    Harga saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU), anak usaha PT Pertamina, mengalami lonjakan signifikan dan berhasil mencapai level psikologis Rp1.100. Kenaikan ini menjadikan TUGU sebagai salah satu top-gainer di sektor asuransi umum pada perdagangan perdana pekan ini.

    Lonjakan harga saham ini didorong oleh prospek kinerja keuangan yang solid, yang menunjukkan peningkatan dalam pendapatan dan laba bersih perusahaan.

    Selain itu, TUGU juga diuntungkan oleh meningkatnya kebutuhan akan asuransi di Indonesia, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan asuransi.

    Analisis pasar menunjukkan bahwa dengan fundamental yang kuat dan potensi pertumbuhan yang baik, TUGU akan terus menjadi perhatian investor. Keberhasilan ini juga mencerminkan kepercayaan pasar terhadap strategi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan dalam menghadapi tantangan industri asuransi.

    Pada perdagangan, Senin, 15 Juli 2024, harga saham TUGU naik 2,33 persen ke Rp1.100. Kenaikan ini didukung dengan lonjakan volume menjadi 17,4 juta dan nilai transaksi Rp19,4 miliar.

    Hal itu sudah terjadi dalam dua hari terakhir. Akhir pekan lalu, saham TUGU juga melesat 3,37 persen dengan volume perdagangan mencapai 10,1 juta. Lonjakan harga tersebut juga terjadi menjelang momentum rilis laporan keuangan Semester I-2024 (unaudited).

    Shinhan Sekuritas memproyeksi TUGU secara konsolidasi dapat mengantongi laba bersih hingga Rp755 miliar tahun 2024. Hal ini ditopang oleh segmen asuransi sebagai core business maupun anak usahanya.

    Mengacu pada laporan keuangan bulanan TUGU (induk non-konsolidasi) bulan Juni 2024, laba bersih setelah pajak perseroan mencapai Rp407 miliar. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, memang jumlah ini turun 60,1 persen secara year on year (yoy).

    Namun, ini tidak ada kaitannya dengan performa kinerja perseroan dan sudah diantisipasi oleh pelaku pasar mengingat tahun lalu TUGU mendapatkan windfall profit sekitar Rp850 miliar dengan dimenangkannya kasus gugatan hukum terhadap Citibank N. A Hong Kong. Ini ada dalam laporan keterbukaan informasi perseroan Kuartal I tahun lalu.

    Perlu diketahui, hasil Juni tersebut belum mengonsolidasikan berbagai anak usaha yang dimiliki. Hanya saja laba bersihnya sudah menyumbang 53 persen dari proyeksi Shinhan Sekuritas.

    Shinhan Sekuritas juga mencatat, laba anak usaha TUGU masih akan tumbuh positif di tahun ini. Salah satu anak usaha yang disorot oleh perusahaan sekuritas asal Korea Selatan (Korsel) tersebut adalah PT Pratama Mitra Sejahtera (PMS) yang bergerak di bidang jasa sewa ruang kantor dan kendaraan.

    “TUGU menargetkan anak usaha, khususnya PMS, membukukan laba bersih Rp80 miliar,”  tulis tim riset Shinhan Sekuritas dalam sebuah laporan, dikutip Selasa, 16 Juli 2024.

    Dengan demikian, laba bersih anak usaha bisa berkontribusi 10 persen lebih dari total laba perseroan secara konsolidasi. Sekuritas asal Korsel tersebut menyematkan rekomendasi beli saham TUGU dengan target harga Rp2.050, mencerminkan potensi upside 86,4 persen.

    Pada 2023, PMS membukukan kenaikan laba bersih yang signifikan.  Laba bersih anak usaha perusahaan asuransi umum yang dikenal dengan nama Tugu Insurance tersebut naik 34 persen ke Rp72,1 miliar pada 2023 dari Rp53,6 miliar di tahun sebelumnya. Bahkan capaian positif tersebut konsisten terjadi dalam tiga tahun terakhir.

    Dalam periode tersebut, kinerja PMS terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan tahunan pendapatan usaha 13 persen dan laba bersih 53 persen. Dari sisi aset dan ekuitas, perseroan PMS mengalami membukukan pertumbuhan rata- rata 23 persen dan 12 persen per tahun.

    Emil Hakim, Komisaris Utama PMS dan Direktur Keuangan serta Layanan Korporasi TUGU, kinerja positif PMS tidak lepas dari upaya perseroan untuk terus memperkuat dan memperluas pangsa pasar, tidak hanya di lingkungan Pertamina Group, namun juga BUMN lain maupun non-BUMN.

    “PMS juga terus berupaya meningkatkan layanan dan kepuasan pelanggan serta terus mengikuti perkembangan teknologi untuk mendukung operasional yang efektif dan efisien,” imbuh dia. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi